" Maaf Al, kita nggak bisa lanjutin hubungan kita ini."
Sakit hati Alna, tiba-tiba diputuskan oleh sang tunangan yang merupakan seorang tentara. Tanpa ada alasan yang jelas, hubungan yang sudah berjalan 3 tahun itu pupus begitu saja.
Sebenarnya Alna bukan lah korban "Hallo Dek!", karena dia juga merupakan seorang tentara. Ia dan Bimo berada di kesatuan yang sama.
Untuk mengobati sakit hatinya, Alna mengusulkan dirinya sendiri untuk pergi melakukan tugas sebagai seorang dokter di sarang mafia besar yang disinyalir mendanai perang. Tapi siapa sangka sang mafia malah jatuh cinta kepada Alna.
" Aku akan terus mengejarmu meskipun kau menolak ku. Aku bahkan rela membuang semua ini asalkan kau mau menerimaku." Ahmed Yusuf Subrata.
" Tapi aku adalah orang yang ingin menangkap mu." Alna Gyantika Kalingga
Bagaimana kisah cinta Mayor Alna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentara dan Mafia 25
Kejadian sebelum Alendro menyebarkan rumor.
Syakila yang diusir dari mansion oleh Yusuf, langsung kembali ke tempat tuannya berada. Alendro jelas merasa kesal karena rencananya ketahuan.
" Bangsaat, dia tau?"
" Ma-maaf Tuan, tapi sayangnya iya. Dia langsung berkata demikian kepada saya."
Dugh!
Alendro nampak kesal sekali. Ia mendengar semua ucapan dan melihat apa yang Yusuf lakukan. Kamera kecil yang berada di telinga Syakila itu bisa memperlihatkan apa yang terjadi di sana kepada Alendro.
Bagi Alendro, Yusuf benar-benar merupakan orang yang sangat menyebalkan. Dia tidak suka segala hal yang ada disekitarnya mengelukan nama Yusuf. Seolah-oleh di dunia ini hanya ada pria itu saja.
Apa yang dilakukan Alendro memang cara untuk membuat Yusuf dipandang buruk. Namun semuanya gagal, pria itu tidak mudah untuk dijebak.
" Haah, ya sudah kamu boleh pergi."
" Baik Tuan, saya permisi."
Syakila berjalan keluar, namun saat baru saja dirinya membuka pintu, ada dua rang pria yang hendak masuk ke ruangan Alendro. Dua orang itu sama sekali tidak dikenali oleh Syakila. Padahal dia adalah sekertaris pribadi Alendo, jadi seharusnya siapa saja yang hendak mengunjungi Alendo paling tidak Syakila pasti tahu.
" Maaf Tuan-tuan, apa yang Anda berdua lakukan di sini?"
" Ingin bertemu Tuan mu, kami punya penawaran yang sangat menarik."
Syakila memicingkan matanya, dia jelas tidak percaya dengan ucapan dari orang yang baru saja ia lihat itu.
" Aku yakin dia pasti mau, apalagi ini tentang cara menjatuhkan orang yang ia anggap musuh."
Teeeng
Mata Syakila membulat, dia segera kembali masuk ke dalam dan menyampaikan apa yang dua orang pra itu katakan kepada Alendro.
" Suruh mereka masuk."
" Baik."
Syakila mempersilakan dua orang itu untuk masuk. Mereka lalu duduk dan Alendro juga langsung duduk di depan mereka.
" Jadi, apa yang kalian tawarkan? Dan siapa kalian ini?"
" Anda tidak perlu tahu siapa kami, yang pasti kami akan membantu Anda untuk membuat Yusuf jatuh."
" Dengan?"
Dua orang itu tersenyum menyeringai, selanjutnya mereka menjelaskan apa yang perlu dilakukan oleh Alendro. Mereka juga memastikan bahwa semua itu benar adanya.
" Woaah, benarkah itu? Apa ada buktinya?"
" Anda harus mencarinya sendiri, Tuan. Jika kami juga yang memberitahu, Anda malah akan kesulitan nanti saat membukanya."
Alendro mengangguk paham. Dua orang itu langsung pergi setelah mengatakan apa yang jadi tujuan mereka.
Sebenarnya Syakila menaruh curiga, untuk apa mereka datang dan berkata demikian kepada Alendro. Jika memang ingin membantu Alendro untuk menjatuhkan Yusuf, mengapa tidak sekalian memberikan bukti yang dibutuhkan? Mengapa mereka hanya memberi clue dan akhirnya meminta Yusuf untuk mencarinya sendiri?
Syakila ingin bicara demikian kepada bosnya. Namun ia yakin pasti Alendro tidak akan mendengarkannya. Obsesi Alendro dalm mengalahkan Yusuf dalam segala hal membuat pria itu pasti akan langsung percaya dengan pernyataan orang asing sekalipun jika itu menyangkut Yusuf.
" Perintahkan orang untuk memata-matai Yusuf?"
" Baik Tuan."
" Hahaha, bagus. Agaknya keberuntungan memang berpihak kepadaku. Bagus, Yusuf kau akan segera hancur. Kesombonganmu itu pasti akan lenyap."
Alendro tertawa puas, keyakinannya begitu besar sekali terhadap keberhasilan tentang rencananya menghancurkan rivalnya tersebut.
Tap tap tap
Cekleek
Klaak
" Apa kau yakin bahwa dia akan percaya dan bergerak sesuai apa yang kita inginkan?"
" Ya, aku sudah mengirim mata-mata. Dia sangat ingin menjatuhkan Yusuf. Itu benar-benar kesempatan kita untuk membuat pengalihan issue. Jika kita bergerak, maka Yusuf akan lebih mencurigai Alendro."
Mereka saling melempar senyum, salah satu menyalakan mobilnya dan pergi dari pekarangan gedung perusahaan milik Alendro.
Sekarang dua orang itu pergi ke sebuah tempat yang di depannya tertulis barber shop. Mobil mereka hentikan tepat di depan ruko tersebut.
Tring
" Seperti biasa."
" Silakan masuk ke lantai atas, Tuan-tuan."
Ternyata itu adalah sebuah kata sandi bagi mereka. Kedua orang itu langsung menuju ke lantai dua ruko tersebut. Di sana sudah ada seseorang yang menunggu. Seorang pria yang saat ini tengah duduk menghadap ke luar, dengan luka di keningnya.
" Wohoo maaf, apa itu sakit?"
" Untung aku tidak mati malam itu. Kalian melakukan seperti itu saja tidak becus."
Hahahah
Gelak tawa memenuhi ruangan tersebut. Kedua orang yang baru datang melihat rekannya yang sudah lebih dulu di sana dengan penuh tawa meledek.
" Ayolah Norman, kan kamu juga masih bisa berada di sini. Jadi semua aman kan? Gimana 'tuanmu' itu dan anak-anak buahnya?"
" Sejauh ini mereka masih mencari tahu. Dan bagaimana soal Alendro?"
" Seperti yang kamu katakan, pria itu sangat terobsesi untuk mengalahkan Yusuf. Jadi umpan langung saja dimakan olehnya."
Norman tersenyum lebar dan puas. Pria berusia 35 tahun tampak memasang sorot wajah yang tajam dan menyimpan rasa kesal yang luar biasa.
" Soal dirinya yang mendanai perang, bagaimana kau bisa mendapatkan dana itu dan melakukan kamuflase."
" Ya kerja sama lah, kalian pikir di tubuh Black Hunter semua mengikuti orang itu? Tidak?"
Dua orang itu sebenarnya sedikit bingung, mengapa Norman yang notabene orang lama tapi melakukan hal tesebut kepada Yusuf. Alue dan Borne, dua orang itu adalah orang dari luar Black Hunter yang direkrut oleh Norman. Sehingga mereka sama sekali tidak tahu menahu permasalahan yang ada di Black Hunter.
" Sebenarnya mengapa kalian melakukan itu? maaf maaf saja ya, kan kalian bisa begini juga karena dia, lalu kenapa ingin menjatuhkannya?"
" Dia terlalu lemah untuk jadi pemimpin Black Hunter. Dan Black Hunter hanya begini-begini saja, ada beberapa dari kami yang tidak puas. Kami yang tidak puas ini ingi dia tidak lagi menjadi pimpinan Black Hunter. Black Hunter seharusnya bisa lebih besar dan ditakuti. Bukan hanya sekedar jual beli senjata sama menerima permintaan tentara bayaran."
" Oh, aku paham sekarang. Maka dari itu kalian membuat Yusuf dikambinghitamkan begitu?"
Norman mengangguk, ya dia sangat kesal dengan sikap Yusuf yang lunak. Maka dari itu dia dan beberapa orang lainnya ingin menyingkirkan Yusuf.
Meskipun belum pasti, namun Norman pernah mendengar bahwa Yusuf sedang diawasi badan intelejen. Dia tentu puas akan hal itu. Norman dan yang lainnya bahkan sudah bersiap untuk menyiram bensin pada api itu., agar api semakin membara dan Yusuf semakin dipersalahkan.
" Ah iya, jika ada kesempatan kalian culik saja Dokter yang dipekerjakan di mansion. Sepertinya Yusuf menaruh perhatian pada Dokter itu. Itu akan sangat berguna untuk mempermainkannya."
" Ooh apa cantik? Kalau cantik kan kami bisa main-main."
" Kalau cuma mau bermain, kalian tidak perlu melihat wajahnya bukan?"
Hahahah
Ketiganya tergelak, pembicaraan mereka sungguh sangat berisi sekali bukan. Namun tak lama kemudian Norman terdiam. Dia semakin yakin bahwa dia akan bisa menggulingkan Yusuf dari Black Hunter.
" Mafia kok lemah dan sakit-sakitan. Dia sungguh sangat tidak pantas. Dan ku lihat dia terlalu takut untuk memperluas bidang yang diambil. Dasar sialan memang, lemah!"
TBC
Maaf Teman-teman, ini seharusnya bab 24. Othor salah nge-up yang kemarin 🤦💆
Semoga teman-teman nggak bingung ya. Sekali lagi maaf.
semangat ya