Ujian Kekuatan Cinta AlShaf

Waktu berjalan begitu cepat hingga tak terasa waktu sebulan itu tinggal seminggu lagi genap, Alpha nyaris menyerah menaklukkan Shafa sendirian, Alpha pun mendatangi Zea dan Alpha ke Jogja sendirian sekaligus menyambangi Ame nya.

Selama di perjalanan Alpha matikan panggilan dari Omanya, Alpha tak ingin berbicara dulu dengan nenek tua yang selalu banyak mengatur bagaimana hidupnya itu.

Mobil Alpha sampai di halaman Rumah adiknya, langkahnya cepat masuk ke rumah yang terbuka itu dan benar saja mereka sedang beristirahat karena kebetulan hari ini libur.

"Assalamualaikum." Alpha masuk dan mengejutkan Zea dan AlJovano juga Ameria.

"Ayah!!!" Ameria tak menjawab justru berlari memeluk Ayah yang dia rindukan.

"Kangennn." Kata Ameria yang di balas gendongan dan elusan lembut Alpha.

"Ayah kangen juga, ini hadiah buat Ame, tapi Ayah minta kamu bukanya di kamar ya, Ayah mau bicara dulu sama Mama dan Papa." Tutur Alpha lembut yang di angguki oleh Ameria.

Alpha pun berbicara pada Zea dan Al Jovano, meminta tolong untuk membantu dirinya mendapatkan Shafa karena sampai saat ini gadis itu juga masih tak memberikan jawaban yang dia tunggu-tunggu.

Setelah bercerita dan meminta pada pasangan di hadapannya ini bukan dukungan ataupun solusi yang dia dapatkan apa lagi jawaban dan kesanggupan, Zea dan Al Jovano justru terkejut dan setengah tak yakin dengan dirinya.

"Apa Kak??? Kamu minta kami untuk membantumu mendapatkan Shafa???" Al Jovano terkejut ternyata kakaknya ini benar-benar sangat payah dalam hal perempuan.

"Ckk, aku sudah jelaskan tadi kan, Dia merasa tak pantas untuk diriku." Jelas Alpha lagi.

"Bukan Dia yang tak pantas, tapi kamu yang tidak pantas Kak, masa suami shalat aja gak becus, jangan-jangan juga dulu kamu gak sunat." Jawab Al Jovano yang sukses mendapat lemparan sepatu di kepalanya.

"Aishhh Auuuhhhh. Astagaaaa!!! Kau beneran Kakak kandungku bukan sih??? sakit tau!!!" Al Jovano memegangi kepalanya.

"Aku juga heran kenapa bisa kamu jadi adikku, kurasa kamu selevel sama cobek yang buat ngulek sambal, mulut kamu gak bisa kalau ngomong tidak pedes dan nyebelin!!!" Balas Alpha masih kesal.

Zea yang menjadi penengah hanya bisa geleng-geleng kepala, "Astaghfirullah, Al kita udah punya anak loh, jangan sampe kelakuan kalian di tiru sama Ame, untung anaknya masih tidur coba kalau udah di sini." Tegur Zea yang langsung membuat cengiran di wajah suami brondongnya.

Cup

"Becanda Sayang, biar ghiroh juangnya bujang lapuk itu makin tinggi." Kata Al Jovano setelah mengecup pipi Zea yang cemberut, coba tak ada Alpha pasti sudah dia sambar bibir yang mengomel barusan itu.

"Aiishh, Bisa gak nyosor nya jangan di depan aku gitu. Al... sopan dikit gitu di depan jomblo begini." Alpha berkata masam namun bukan Al Jovano jika mau peduli itu.

Cup

Cup

Cup

Cup

"Begini, nih kak kalau udah punya pasangan halal." Al Jovano justru menambah kecupan di pipi dan di tangan Zea berkali-kali sambil mengejek Kakaknya.

"Sial! Jangan buat aku jadi berniat buat merebut Zea lagi darimu ya Al!!!" Alpha melempar bantal pada Al Jovano yang makin menebalkan.

Al Jovano tertawa, namun tidak dengan Zea, justru menatap tajam kearah Alpha, seolah itu bukan candaan lebih ke sebuah pesan yang patut dia waspadai.

"Kak, Kamu sebenernya serius tidak sih sama Shafa???" Zea bersuara setelah menatap tajam Alpha.

"Ehm, seriuslah. " Jawab Alpha meyakinkan.

"Kamu udah cinta belum???" Tanya Al Jovano penasaran.

"Ehm, mungkin Cinta." Jawab Alpha ambigu.

"Cinta bisa datang belakangan jika niat nikahnya udah bener." Kata Zea menimpali.

"Cuma, kalau niat nikahnya cuma untuk iseng mendingan cari yang lain. Apa lagi nikah kontrak mending kamu sewa wanita lain." Ucap Zea cukup tajam.

"Pasti ada alasan mengapa dia selalu menolak, tidak sekedar karena merasa tidak pantas mungkin dia ragu tentang perasaanmu." Kata Zea lagi.

Alpha terdiam, salah satunya itu, Shafa masih tak mau dirinya selalu membandingkan dengan Zea dan Mamanya, Alpha terdiam sampai Al Jovano mendapatkan telpon dari kliennya dan keluar agar tidak berisik.

"Zee, Apa aku salah jika aku ingin dia sama dengan dirimu??" Tanya Alpha dalam hati.

Alpha masih terdiam tak ingin jujur hingga membuat Zea geleng-geleng kepala, lalu bangkit meninggalkan Alpha sendirian.

"Zee!!" Panggil Alpha hingga langkah Zea terhenti.

"Bagaimana caranya agar kamu bisa melihat Al Jovano seorang???"Tanya Alpha pada akhirnya.

"Aku tutup mataku untuk yang lain dan ku pusatkan semua perhatian, mata dan hatiku padanya, semakin hari aku semakin jatuh, jatuh sejatuh cintanya pada brondong halalku." Jawab Zea tanpa menoleh namun sanggup membuat Alpha sesak ditempatnya, seolah menyuruh dirinya untuk berhenti selalu menoleh pada Zea, saat dirinya selalu ingin move on pada wanita lain.

Al Jovano mengepalkan tangannya saat tak sengaja melihat bagaimana wajah kakaknya menatap istri tercintanya," Jadi selama ini aku tertipu oleh insaf mu Kak, kau masih melihat Zea meski Shafa sudah hadir di sekeliling mu. " Batin Alpha sambil mengeratkan giginya kuat.

Al Jovano tak ingin perasaan tak pantas itu masih bersarang di hati Kakak nya itu, Al Jovano masih tak habis pikir dengan hati Kakaknya, pantas saja selalu ada alasan untuk datang ke rumahnya, jangan-jangan bukan Ame tujuannya tapi istrinya.

"Kak Bagaimana pun caranya kau harus menikah!!!" Ucap Al Jovano mengejutkan lamunan Alpha yang menatap Zea hingga wanita itu masuk ke dapur.

"Terserah dengan siapapun, setelah ini kau tak ku ijinkan datang ke rumah ku jika kau belum menikah." Lanjut Al Jovano serius dengan menatap tajam Alpha.

"Ckk, kamu kenapa sih aneh, tiba-tiba kau berubah jadi serius begini." Alpha menangkap tatapan cemburu dari wajah Al Jovano kepada dirinya.

"Jangan-jangan Al dengar ucapan batinku tadi." Batin Alpha.

"Tutup mata kamu dari Zea kalau datang kesini, atau aku benar-benar tak akan mengijinkan mu untuk datang lagi!" Kata Al Jovano kemudian.

"Astaga, kau cemburu???" Alpha bertanya seolah tak tau.

"Pulang dan nikahi Shafa terserah bagaimana caranya!!!" Al Jovano kesal lalu melempar sepatu Alpha kembali ke pemiliknya dan menyusul Zea ke dapur.

Alpha mengusap kasar wajahnya, " Apa terlalu terlihat sih, Ckkk, aku juga gak mau terus begini." Gumam Alpha.

Aishhh, niat hati ingin meminta bantuan namun justru kemarahan Al Jovano yang dia dapatkan pikirnya.

"Pulang!!!" Kata Al Jovano

"Kamu kenapa??" Tanya Alpha masih yaki jika tadi dia hanya membatin tanpa berucap.

"Kau meminta diriku untuk membantumu mendapatkan Shafa tapi hatimu masih melihat ke istriku!!! Jangan temui aku jika kau masih melajang dan menatap istriku penuh damba lagi!!!" Al Jovano berkata dingin dan datar membuat Alpha sesak dan berbalik penuh sesal, Akhirnya hal ini terjadi setelah dia jaga betul-betul.

***

Up lagi.

Jangan lupa ya kak Like, komen, vote dan dukungan dalam setiap bab yang di baca.

Yang memberi jejak di karya ini semoga mudah rejekinya sehat selalu 😍🙏🙏🤲