Lanjutkan dari kisah cinta Nesti Patricia Pattinson dan Ardila Edelweis
" Aku tidak akan pergi meninggalkan mu,,!!"
Ardila Edelweis
" Aku akan selalu menunggu sekarang, esok nanti atau bahkan di kehidupan selanjutnya ,, !"
Nesti Patricia Pattinson
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nsti Nsti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
02
HAPPY READING 🥰🥰🥰
,
,
,
,
,
......................
Di sebuah perumahan terlihat Sangat heboh dan ramai bukan karena keramaian melainkan ibu dan anak yang nampak tidak akur satu sama Sekali.
"Oiii bocah ayo kesini,," Teriak seorang ibu yang terlihat begitu berantakan seperti tidak terawat lagi dengan terus mengejar anak nya di sekeliling ruangan rumah nya.
"Hey Nafisa,,? Sudah cukup,, kau membuatku ku pusing saja,,!!" Celetup Yean dengan wajah kesalnya dengan duduk di sofa bersama Zean dan juga Zein.
"Kau tidak akan mengerti bodoh,,, Kalau kau sudah punya anak baru kau akan paham betapa repot nya dalam mengurus anak diri!!" Ketus Nafisa sembari menyanggul tinggi rambut nya yang entah kapan terakhir dia menyisir nya Dan disaat bersamaan Muon dan Nesti juga sudah Mulai memasuki rumah Nafisa.
"Oii Nafisa,, ini rumah atau kapal pecah,,!!!!". Ketus Nesti sembari membuka kaca mata nya
"Husstt,," Sahut Zean dengan tatapan penuh kode kearah Nesti membuat Nesti mengerut kan dahinya dengan penuh tanda tanya.
"Kau baru datang,, lebih baik duduk saja,, biar aku mengurus bocah nakal ini dulu,,!!" Sahut nafisa yang masih terus berlari hingga akhirnya Nafisa berhasil menangkap anak nya ...
"Akhirnya kau menyerah juga,, sekarang ayo ganti popok mu,,!!!" Sambung Nafisa membuat semua temannya saling melempar lirikan satu sama lain.
Beberapa menit kemudian Muon Yean Zean dan juga Zein nampak cuek dengan duduk di atas sofa sembari memakan cemilan yang ada di atas meja sofa.
Sedangkan Nesti tidak henti-hentinya menatap Nafisa yang kini sudah duduk di sofa depan nya dengan tatapan penuh pertanyaan dan melipat kedua tangannya di atas dada.
"Apa kau akan terus menatap ku seperti itu,,??" Sahut nafisa sembari menepuk-nepuk bokong anak nya yang sudah terlelap di atas pelukan nya.
"Cekzz kenapa kau jadi tidak terawat seperti ini,,?? Bahkan para maid di rumah ku jauh Lebih rapi di banding kau Nafisa,,!!"
"Ow,, apa secara tidak langsung kau menyebut ku lebih rendah di banding pembantu mu,,???"
"Hmmpp,,!! Apa kau tidak bercermin,,???" Celetup Nesti dingin
"Oiiii,,, kenapa mulut mu jadi tajam seperti ini,,????" Kettus Nafisa dengan bergertakkan Gigi nya
Muon Yean Zean dan Zein yang duduk di samping Nesti hanya bisa diam dengan terus mengemil dan tidak peduli dengan perdebatan Nesti dan Nafisa seakan sudah terbiasa dengan itu semua.
"Oh shit,, apa belum juga ada kabar dari ayah dari anak mu ini,,???" Tanya Nesti tajam seakan sedang mengintrogasi Nafisa membuat Nafisa menurun kan pandangannya.
"Sudah,, dan sekarang dia sudah menikah kembali Dengan wanita Yang berasal dari negara yang sama dengan nya yaitu Inggris,,!" Ucap Nafisa lesu
"Cekzzzz dari awal sudah bisa ku tebak,,!!". Gerutu Nesti dengan menyandar kan kepala nya di Sandaran sofa
"Hmmp kau benar Nesti,,semuanya membuat ku bertambah stress dan pusing,, dan jika Ardila masih hidup pasti nasib nya tidak akan jauh berbeda dengan ku,,!" Ucap Nafisa hingga membuat Nesti kembali menegak kan kepalanya dengan menatap Nafisa dengan tatapan setajam silet.
"Apa kau bilang,,??"
"Ya memang begitu lah realita pernikahan, manis di awal tapi semua akan berubah menjadi neraka apalagi stelah memiliki anak,,"
"Kau salah Nafisa,,kalau dia masih hidup dia akan ku buat menjadi wanita yang paling bahagia apalagi kalau kami memiliki anak itu akan membuat ku semakin mencintai nya,,"
"Cekzz itu juga yang di katakan suami ku sebelum menikahi ku,, dan lihat lah,,aku sungguh sangat bahagia hingga membuat pihak rumah sakit jiwa terus memantau setiap aktivitas ku,,!"
"Kalau kau menyamakan aku dengan suami mu tentu itu akan jauh berbeda,, kau dan suami menikah karena MBA Sedang kan kami menikah atas dasar cinta,, dan kau lihat bahkan sampai hari aku masih tetap mencintai nya meski Takdir terlalu kejam untuk mempermainkan cinta kami,,!" Tegas Nesti hingga membuat Muon Yean Zean dan Zein seketika mengalihkan perhatian mereka ke arah Nesti.
"Nesti,,?? Sudah kau jangan berbicara seperti itu lagi,," Sahut Muon dengan mengelus satu pundak Nesti
"Oiii,,apa kalian hanya akan berempati pagi wanita angkuh ini,,!!!" Celetup Nafisa dengan tatapan tidak terima nya
"Sudah sudah,, sekarang ayo bangun kan anak mu Nafisa,, mari kita mulai untuk merayakan ulang tahun nya,," Sahut Zean Yang berusaha mengalihkan pembicaraan
"Hmmp ya Zean benar,," Sahut Zein dengan senyum paksa nya
Sedangkan Yean dengan cepat mengambil kan kue yang dia beli dan di letakan di atas meja sofa dan Zean mengambil korek api untuk menyala kan lilin nya Nafisa segera membangun kan anak nya Namun di saat bersamaan Pintu rumah Nafisa Kembali terbuka.
CEKLEK (Suara pintu terbuka)
Mendengar suara pintu terbuka Membuat semua mata tertuju ke arah pintu.
"Selamat ulang tahun Helen,,!!" Ucap seorang pria blasteran yang baru masuk dengan memperlihatkan satu boneka ke arah anak Nafisa Dengan senyum bahagia nya
"Hey uncle,,!" Sahut Nafisa dengan senyum welcome nya
"Siapa dia Nafisa,,??" Tanya Zein hingga membuat semua nya ikut penasaran
"Dia Justine,, sepupu ku,,!" Jawab Nafisa Hingga membuat semua orang mengangguk paham
"Sudah sekarang ayo menyanyikan lagu happy birthday untuk Helen sebelum lilin nya keburu mati,,!" Sambung Yean hingga membuat semua orang kembali fokus pada ultah anak Nafis.
Semua nya mulai berdiri dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan diiringi tepukan tangan
"Sebelum meniup lilin ayo berdoa dulu,,!" Sahut Justine hingga membuat Nafisa segera menyusun telapak tangan anak nya dan berdoa menurut kepercayaan nya.
"Hufft sudah,,!" Sahut Nafisa
"Sekarang ayo tiup lilin nya,,!" Sambung Zean hingga akhirnya Nafisa membantu anak nya untuk meniup lilin
"PROK PROK PROK
yeee selamat ulang tahun Helen,," Teriak mereka secara bersamaan dengan tepuk tangan penuh kegembiraan membuat anak Nafisa seketika ikut tepuk tangan dengan gaya lucu nya.
"Ini hadiah dari paman mu,, semoga kamu menyukai nya Helen,," Sahut Zean dengan memberikan satu kotak kado berukuran sedang kearah Nafisa.
"Terima kasih paman,,!" Sahut Helen dengan mengambil kado tersebut dan di lanjutkan Zein Yean dan juga Muon hingga kini tiba lah Nesti mengambil kan satu kotak kecil kearah Nafisa.
"Dan ini hadiah dariku,, semoga kamu menyukai nya Helen,,!"
"Thank you bibi Nesti,,!" Sahut Helen yang langsung secepat kilat mengambil dan membuka kado dari Nesti hingga membuat semua orang menyeringai heran.
"Oii kenapa kau jadi tidak adil begini Nafisa,,kau bahkan sama sekali tidak membuka kado dari pemberian kami,,!" Celetup Zein
"Kalian tenang saja,, nanti aku akan membuka nya,," Saut Nafisa yang Terus fokus membuka kotak tersebut
"Woww,, apa ini berlian Nesti,,!" Sambung Nafisa dengan mengangkat satu kalung kecil dari dalam kotak tersebut
"Hmmp," Sahut Nesti Dingin hingga membuat Justine mencuri-curi pandang ke arah Nesti
"Ow terimakasih Nesti,," Ucap Nafisa penuh haru dan memakai kan langsung kalung tersebut ke leher anak nya.
Sedangkan Muon Yean Zean dan Zein Semakin mengerut kan dahinya dengan tatapan kesal Mereka
"Oii ini cantik sekali,,!!" Sahut Nafisa dengan senyum senang nya
"bilang saja kau memuji harga nominal dari pada kalung nya,, Cekzz kau memang tidak pernah berubah Nafisa,,!" Gerutu Zean hingga membuat Nafisa seketika menyeringai salah tingkah.
Beberapa menit kemudian acara sudah selesai
"Kalau begitu aku pulang dulu,,!" Sahut Nesti sembari mengecek jam tangan nya hingga membuat Justine Melirik penuh arti ke arah Nesti dan Nafisa yang melihat tatapan sepupu nya hanya tersenyum miring.
"Hmmp oke,, terima kasih atas waktu nya Nesti,,"
"Kami juga Nafisa,," Sambung Zean yang diikuti Yean Muon dan Zein
"Ya baiklah,, terimakasih untuk ini semua,, kalian semua memang sahabat terbaik ku,,!" Senyum Nafisa haru
"Hmmpp,,aku pamit dulu,,jaga baik-baik anak mu,,kalau kau butuh sesuatu segera hubungi aku,," Sahut Nesti Sembari mengelus kepala Helen yang ada di pelukan Nafisa
"Ya terimakasih untuk semua nya, meskipun aku sering membuat kalian kesal percaya lah aku selalu tulus dalam berteman dengan Kalian semua,, dan kau Nesti semoga kau bisa cepat bangkit,, aku benar-benar rindu saat-saat kita bertengkar dan berdebat,,!"
Nesti tidak menjawab dan langsung pergi meninggalkan rumah Nafisa
"Bye p'nafisa,,!" Sahut , sembari mengikuti langkah Nesti
"Aku juga akan pulang,, bye Helen,," Sahut Zean dengan mengelus kepala Helen dan segera pergi meninggalkan rumah Nafisa dan diikuti Yean beserta Zein dari arah belakang.
Semua teman nafisa sudah pergi, yang tertinggal hanya Justine dan mengalihkan pandangannya ke arah Nafisa sembari mengangkat kedua alisnya.
"Cekzzzz aku paham maksud mu itu,,!" Celetup Nafisa sembari duduk kembali di atas sofa
"Apa dia sudah memiliki kekasih,,??"
,
,
,
,