Soal keturunan memang kerap menjadi perdebatan dalam rumah tangga. Seperti yang terjadi dalam rumah tangga Hana.
Hubungan yang sudah dibangun selama 10 tahun, tiba-tiba hancur lebur dalam satu malam, saat suaminya mengatakan dia sudah menikahi wanita lain dengan alasan keinginan sang mertua yang terus mendesaknya untuk memiliki keturunan.
"Jangan pilih antara aku dan dia. Karena aku bukan pilihan." -Hana Rahmania.
"Kalau begitu mulai detik ini, aku Heri Hermawan, telah menjatuhkan talak kepadamu, Hana Rahmania, jadi mulai detik ini kamu bukan istriku lagi." -Heri Hermawan.
Namun, bagaimana jika setelah kata talak itu jatuh, ternyata Hana mendapati dirinya sedang berbadan dua? Akankah dia jujur pada Heri dan memohon untuk kembali demi anak yang dikandung atau justru sebaliknya?
Jangan lupa follow akun sosmed ngothor
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia
salam anu 👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Kebetulan Lagi?
Hana juga sudah menceritakan tentang dirinya yang tengah hamil pada Ibu Rima, membuat wanita paruh baya itu merasa iba dengan nasib Hana. Sampai-sampai Ibu Rima meminta agar Hana kembali ke panti asuhan, tetapi tentu saja Hana menolak, karena tak ingin menyusahkan. Lagi pun dia sudah bekerja, jadi dia bisa membiayai kehidupannya sendiri dan calon anaknya.
Selepas matahari terbenam sempurna, Hana pamit untuk pulang. Awalnya dia ingin naik ojek, tapi Ibu Rima tidak memperbolehkannya.
"Biar Pak Arman yang antar pakai mobil Panti, ini sudah malam, Hana, anginnya nggak baik buat kamu sama anakmu," ujar Ibu Rima dengan kukuh. Sehingga Hana pun tak bisa membantah lagi.
"Iya-iya, Bu, terima kasih banyak ya," pungkas Hana akhirnya pasrah.
"Kalau kerja kamu juga harus hati-hati. Ingat, Hana, ada nyawa di perutmu, Ibu yakin dia akan menjadi pelindung sekaligus anak yang bisa mengangkat derajatmu kelak," ucap Ibu Rima sambil mengelus perut Hana, sebelum wanita hamil itu naik ke mobil.
"Aamiin. Aku akan menjaga cucu Ibu dengan baik," balas Hana yang sudah menganggap Ibu Rima seperti ibu kandungnya sendiri. Setelah itu mereka berpelukan cukup lama sebagai salam perpisahan.
"Salam untuk Rindy," kata Ibu Rima, dan Hana langsung mengangguk. Detik selanjutnya mobil melaju meninggalkan halaman panti, namun belum ada setengah perjalanan, tiba-tiba Hana merasakan perutnya yang bergejolak disertai sesuatu yang ingin keluar.
Aroma pengharum mobil adalah salah satu penyebabnya. Sebisa mungkin Hana berusaha menahan, tetapi rasa mual itu tak kunjung reda hingga Pak Arman mulai menyadari.
"Mbak Hana kenapa?" tanyanya dengan raut panik.
Hana tak menjawab, dia justru mengetuk-ngetuk jendela. Paham akan kode tersebut, Pak Arman langsung membukanya, Hana membuka pintu dan keluar dari mobil, di sisi jalan dia langsung memuntahkan semua makanan yang sempat masuk ke perutnya.
"Hoek, hoek!" Sekujur tubuh Hana langsung menegang, sementara dorongan dari dalam tak habis-habis.
"Maaf ya, Mbak, kalau saya lancang," kata Pak Arman sebelum menepuk-nepuk tengkuk Hana dengan pelan. Lagi-lagi wanita itu tak menjawab, karena dia hanya fokus pada rasa pahit dan tidak nyaman pada tenggorokannya.
Di sisi lain sebuah sepeda motor ikut berhenti, karena mengenali wanita yang sedang muntah-muntah di pinggir jalan itu. Elgar segera turun dan menghampiri Hana dengan wajah yang pias.
"Hana," panggilnya, Hana menoleh sesaat dengan tampang kuyu, dan Elgar makin panik karena tak salah mengenali orang, sementara Pak Arman tengah mengambil air di dalam mobil.
Hana mengelap pinggiran bibirnya menggunakan punggung tangan dan menatap Elgar secara seksama. Dia merasa aneh karena akhir-akhir ini sering bertemu dengan pria ini.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Elgar, karena selalu mendapati Hana muntah-muntah, baik di kerjaan maupun di luar.
"Saya nggak apa-apa. Sedang apa Anda di sini?" Hana balik bertanya, memastikan pertemuan ini hanya kebetulan atau memang disengaja.
"Mbak, ini minumnya," sela Pak Arman, Hana langsung menerimanya dan kembali menatap ke arah Elgar.
"Rumah ibuku di daerah sini, kebetulan aku baru mau pulang setelah mengunjunginya. Bagaimana denganmu?" jawab Elgar apa adanya. Kali ini dia memang tidak sengaja bertemu Hana, dia telah menghabiskan weekend di rumah orang tuanya.
Hana manggut-manggut, setelah disakiti oleh seorang pria, kini dia lebih waspada untuk menjalin sebuah hubungan, meski itu hanya pertemanan.
"Saya juga mau pulang, kalau begitu permisi saya duluan," balasnya dengan kaku. Dia kembali masuk ke dalam mobil, tapi baru saja kakinya melangkah. Dia kembali merasakan mual yang begitu hebat, hingga dia buru-buru keluar dan muntah-muntah lagi.
Elgar terperangah juga bingung untuk bersikap, dia tidak ingin Hana berpikir bahwa dia adalah pria yang lancang.
"Sepertinya kamu sedang tidak sehat, bagaimana kalau aku antar ke klinik?" ujar Elgar berinisiatif. Karena tak jauh dari tempat mereka berdiri ada sebuah klinik yang buka selama 24 jam.
"Mbak Hana lagi hamil muda, Mas," timpal Pak Arman yang sempat mendengar kabar itu. Dia berpikir Elgar dan Hana akrab, jadi langsung saja mengonfirmasinya.
Hana membulatkan matanya, begitu juga dengan Elgar yang terkejut, tapi dia segera menormalkan mimik wajahnya. Tepat seperti dugaannya, Hana sedang hamil, sementara rumah tangganya berantakan karena sang suami terpincut wanita lain.
"Maaf, Mbak." Merasa salah bicara, Pak Arman langsung menundukkan wajah. Sementara Hana menghela nafas panjang.
"Tenang, aku akan tutup mulut tentang kehamilanmu," ujar Elgar, karena Hana pasti berpikir dia akan membocorkannya di perusahaan.
"Saya duluan." Namun, Hana hanya mengulang kalimat itu. Kali ini Elgar menahannya sebelum Hana masuk ke dalam mobil.
"Mungkin kamu butuh udara segar, sebaiknya jangan naik mobil kalau memang masih muntah-muntah terus." Elgar ingin menawari tumpangan, karena kebetulan dia membawa sepeda motor. Namun, Hana langsung memutus niat tersebut.
"Di depan ada pangkalan ojek, saya akan naik dari sana," balas Hana kemudian berlalu dari hadapan Elgar. Tingkahnya masih sopan karena sempat menundukkan kepala sebagai tanda pamit. Saat ini Hana hanya sedang membatasi dirinya, agar tidak terlalu terbuka pada orang lain.
Dan di tempatnya berdiri, Elgar tak bisa menahan wanita itu. Dia hanya berpikir untuk mengikuti Hana dari kejauhan, memastikan bahwa wanita itu pulang dengan selamat.
.
.
.
Selepas makan malam, Heri berniat untuk mengajak Mayang bicara tentang keluhan ibunya. Di mana Mamah Saras yang menginginkan sang menantu untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau mereka menyewa asisten rumah tangga.
"May, kamu sudah belum pakai skincarenya?" tanya Heri setelah lama menunggu, tapi sang istri tak kunjung naik ke atas ranjang.
"Sebentar lagi, memangnya ada apa sih, Kak? Sepertinya serius sekali," balas Mayang yang sempat melirik suaminya.
"Iya, aku memang mau bicara serius, ini tentang Mamah dan juga pekerjaan di rumah ini," jelas Heri to the point.
Mayang langsung menghentikan gerak tangannya yang sedang mengelus-elus pipi. Dia menatap Heri dengan serius. "Apalagi? Mamah masih ngeluh tentang masak sarapan?" tebaknya mulai cemberut.
"Iya, kan sebagai menantu di rumah ini, Mamah berharap kamu bisa masak, cuci baju dan beberes, ya seenggaknya pas hari libur lah," papar Heri yang merasakan juga perbedaan antara Mayang dan Hana. Sumpah demi apapun, keduanya berbeda seratus delapan puluh derajat.
"Hah? Kamu kan tahu Kak dari dulu aku nggak bisa kerjain itu semua? Kamu juga tahu itu karena siapa? Ya karena Mamah! Jadi kalau pun Mamah protes, aku tetep nggak bisa! Aku udah capek kerja!" cetusnya mulai mengungkit.
"Kalau begitu kamu setuju kan kalau ada ART di rumah ini?" ujar Heri memberikan solusi dari permasalahan yang tak kunjung usai ini.
Mayang terdiam sejenak untuk mempertimbangkan ide dari suaminya. Tak lama dari itu dia mengangguk.
"Oke, tapi kita patungan buat bayar ART-nya. Setengah uang kamu, setengah lagi uang Mamah! Karena kita nggak cuma tinggal berdua di rumah ini!" tandas Mayang tetap tak mau rugi.
jgn gila klo nti kau tau Hana hamil sebelum cerai 😅
rasakannnn Kau Herigukgukguk
Daebakk El 👏👏 kamu emang keren? langsung sat set bilang kalau hana adalah cinta pertamamu, lagian sekarang hana sudah jadi milik umum kan? jadi bebas buat di miliki wkwkw
hari ini heri benar2 banyak menerima kejutan 🤭 kapokkk lihat saja her? habis kamu melihat hana di bonceng laki2 lain, melihat hana hamidun dan sebentar lagi kamu juga akan mendengar langsung kalau dirimu dan hana sudah berceraii dan belum lagi nanti kejutan2 lainnya yang akan tambah membuatmu shock wkwkwk tunggu saja drama selanjutnya her huhaaaa 🤣🤣🤣
si Heri udah pasti kebakaran jenggot gak terima liat Hana di gandeng laki² yg dulu cupu dan culun yg skrng menjelma laki² tampan dan kaya raya..si Heri mah hanya seujung kuku gak ada apa² nya di banding Elgar yg ternyata mencintai Hana dari masa sekolah dulu 🤭