Di dunia bawah, Aurora De Luca adalah nama yang ditakuti. Sebagai pemimpin organisasi mafia terbesar di Eropa, ia dikenal sebagai wanita tanpa rasa takut, dingin, dan kejam. Namun, dalam sebuah pengkhianatan brutal, ia dibunuh oleh orang kepercayaannya sendiri.
Saat membuka mata, Aurora menyadari dirinya berada dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 17 tahun bernama Elena Zhao, seorang gadis lemah yang selalu menjadi korban penyiksaan. Elena berasal dari keluarga kaya, tetapi ia diperlakukan seperti sampah oleh ayahnya yang hanya menginginkan anak laki-laki, ibu tirinya yang kejam, serta saudara tirinya yang penuh kebencian. Di sekolah, ia terus-menerus dirundung oleh teman-temannya, sementara tunangannya, yang seharusnya melindunginya, justru mempermalukannya di depan umum.
Namun, Elena bukan lagi gadis lemah yang mudah diinjak-injak. Dengan jiwa Ratu Mafia dalam tubuhnya, ia bersumpah untuk membalas dendam pada semua orang yang telah menyaki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12 Merekrut Sekutu
Setelah percakapannya dengan Liu Mei, Aurora kembali ke kamarnya dan duduk di meja belajar.
Sekarang dia butuh sekutu.
Seorang pejuang yang cerdas tahu bahwa perang tidak bisa dimenangkan sendirian.
Di kehidupannya sebagai Aurora De Luca, dia memiliki pasukan yang siap melaksanakan setiap perintahnya.
Tapi di tubuh Elena Zhao?
Dia hanya seorang gadis SMA yang dulu dipandang lemah dan tak berguna.
Jika dia ingin bertahan dan menang, dia harus membangun kekuatannya dari awal.
Dia membuka buku catatan dan mulai menulis nama-nama yang bisa berguna baginya.
---
Target Pertama: Zhao Chen
Zhao Chen adalah adik tiri Elena Zhao, anak kandung Liu Mei dan Zhao Lian.
Berbeda dengan kakaknya, Zhao Ren, Zhao Chen lebih pendiam dan jarang terlibat dalam urusan keluarga.
Tapi Aurora melihat sesuatu dalam dirinya—potensi untuk menjadi sekutu.
Esok harinya, dia menunggu kesempatan untuk berbicara dengannya.
Di sekolah, Zhao Chen lebih sering menghabiskan waktu di perpustakaan, jadi Aurora tahu di mana mencarinya.
Ketika dia masuk ke dalam ruangan yang sepi itu, dia menemukan Zhao Chen duduk sendirian, membaca buku.
Aurora menarik kursi di seberangnya dan duduk.
Zhao Chen meliriknya sekilas. “Apa yang kau mau?”
Aurora tersenyum tipis. “Hanya ingin bicara.”
Zhao Chen menutup bukunya. “Sejak kapan kau ingin bicara denganku?”
Aurora menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Sejak aku sadar bahwa kita berdua lebih mirip daripada yang kau kira.”
Zhao Chen menatapnya, ekspresinya netral. “Oh? Dan bagaimana bisa kita mirip?”
Aurora menatapnya dalam-dalam. “Kita berdua bukan favorit keluarga.”
Zhao Chen terdiam sesaat sebelum tersenyum kecil. “Kau memang berubah.”
Aurora mengangkat alis. “Itu masalah?”
Zhao Chen menggeleng. “Tidak. Hanya menarik.”
Aurora mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan. “Aku butuh sekutu, Zhao Chen. Dan aku yakin kau juga membutuhkannya.”
Zhao Chen menyipitkan mata. “Sekutu untuk apa?”
Aurora tersenyum. “Untuk bertahan. Untuk menang.”
Zhao Chen menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya berkata, “Aku akan berpikir tentang itu.”
Aurora mengangguk. Itu cukup untuk saat ini.
---
Target Kedua: Xia Wei
Xia Wei adalah salah satu siswa terpintar di sekolah.
Dia selalu berada di peringkat atas, tetapi dia bukan bagian dari lingkaran sosial Shen Yue.
Aurora memperhatikannya selama beberapa hari dan menyadari satu hal penting—Xia Wei membenci ketidakadilan.
Itu berarti dia bisa menjadi aset berharga.
Saat istirahat siang, Aurora duduk di sebelahnya di kantin.
Xia Wei menatapnya dengan bingung. “Ada apa?”
Aurora menyentuh dagunya. “Aku penasaran… Apa kau tidak lelah melihat bagaimana sekolah ini berjalan?”
Xia Wei mengernyit. “Apa maksudmu?”
Aurora menatap ke sekeliling. “Semua orang tunduk pada Shen Yue dan kelompoknya. Bahkan guru pun diam saja.”
Xia Wei mendecakkan lidah. “Tentu saja aku muak. Tapi aku tidak bisa melakukan apa pun.”
Aurora tersenyum. “Tapi jika kau bisa?”
Xia Wei menatapnya dengan curiga. “Kau ingin melawan mereka?”
Aurora mengangguk. “Dan aku butuh orang seperti kau di sisiku.”
Xia Wei menatapnya selama beberapa detik sebelum tersenyum kecil. “Menarik.”
Aurora tahu dia sudah berhasil menarik perhatiannya.
Dan itu berarti Xia Wei bisa menjadi sekutunya.
---
Menjaring Kekuatan Lebih Besar
Setelah mendapatkan Zhao Chen dan Xia Wei dalam radar sekutunya, Aurora tahu langkah berikutnya adalah memperluas pengaruhnya.
Dia mulai berbicara dengan siswa lain, mencari tahu siapa yang juga memiliki dendam terhadap Shen Yue dan kelompoknya.
Tak butuh waktu lama sebelum beberapa orang mulai tertarik pada perubahan dirinya.
Aurora menjadi pusat perhatian, bukan karena kelemahannya seperti dulu, tetapi karena keberaniannya.
Orang-orang mulai bertanya-tanya:
Bagaimana bisa Elena Zhao yang dulu selalu diinjak-injak, kini berdiri dengan kepala tegak?
Jawabannya sederhana.
Karena dia bukan lagi Elena Zhao.
Dia adalah Aurora De Luca.
Dan dia sedang membangun pasukannya.
---
Rencana Berikutnya
Malam itu, Aurora duduk di kamarnya dengan buku catatan di depannya.
Dia mengevaluasi langkah-langkah yang telah dia ambil.
Sekutu sudah mulai terkumpul.
Musuh sudah mulai waspada.
Tapi ini baru permulaan.
Dia menatap ke luar jendela, senyum dingin terukir di wajahnya.
Permainan ini baru saja dimulai.