Cerita ini mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Andreas yang bernasib menyedihkan selama bersama keluarganya sendiri.
Setelah ibunya dan kakak pertamanya membawanya pulang ke rumahnya, alih-alih mendapat kasih sayang dari keluarganya, malah dia mendapat hinaan serta penindasan dari mereka.
Malah yang mendapat kasih sayang sepenuhnya adalah kakak angkatnya.
Akhir dari penindasan mereka berujung pada kematiannya yang tragis akibat diracun oleh kakak angkatnya.
Namun ternyata dia mempunyai kesempatan kedua untuk hidup. Maka dengan kehidupan keduanya itu dia gunakan sebaik-baiknya untuk balas dendam terhadap orang-orang yang menindasnya.
Nah, bagaimanakah kisah selengkapnya tentang kisah pemuda yang tertindas?
Silahkan ikuti terus novel PEMBALASAN PUTRA KANDUNG YANG TERTINDAS!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PPKYT 010. Penyesalan Stephanie
Sebuah fakta terkuak setelah Andre pergi bahwa ternyata Andre alias Andreas tidak pernah menggunakan uang keluarga Grayden secara pribadi. Fakta ini amat mengagetkan bagi Stephanie.
Pasalnya, papanya dan adiknya, Evelyne menuduh Andre, di samping suka keluyuran, juga suka berfoya-foya di luaran sana. Namun faktanya tidak sesuai yang mereka tuduhkan bukan?
Kenyataan bahwa Andre terbukti tidak pernah menggunakan harta keluarga Grayden secara pribadi. Itu artinya....
"Pa, Ma, apakah selama ini kalian tidak memberi Andre uang jajan?" Stephanie langsung meminta penjelasan pada kedua orang tuanya tentang fakta ini.
"Masalah uang jajan anak-anak jangan kamu tanya padaku!" sahut Pak Hendrick bernada sinis. "Tanyakan saja pada mama kamu!"
"Ma...," Stephanie fokus memandang mamanya.
"Josep, apakah aku tidak pernah memberi kamu perintah untuk memberi uang jajan pada Andre?" Nyonya Victoria malah beralih menatap pria paruh baya yang mengurus tentang keuangan keluarga Grayden.
"Selama Tuan Muda Andre tinggal di rumah ini," sahut Pak Josep sambil sedikit tertunduk hormat, "Nyonya tidak pernah meluaskan memberi anggaran pribadi buat Tuan Muda Andre."
"Ma kenapa bisa begitu?" tanya Stephanie seakan protes pada mamanya.
"A-aku juga nggak tahu kenapa bisa begitu," kata Nyonya Victoria seperti tampak bingung.
"Maaf, Nyonya," Pak Josep menyela dengan sopan, "mungkin Anda sudah lupa kalau pernah secara khusus Anda memerintahkan saya untuk tidak memberi Tuan Muda Andre anggaran pribadi lantaran Anda...."
"Lantaran apa, Josep?" kejar Nyonya Victoria.
"Waktu itu Anda merasa khawatir ketika Tuan Muda Andre telah kembali ke rumah ini, Anda takut Tuan Muda Leon nantinya akan sakit hati jika Anda juga memberi anggaran pribadi pada Tuan Muda Andre."
"Makanya, sampai saat ini Anda tidak pernah memerintahkan saya uang memberi anggaran pribadi atau uang jajan pada Tuan Muda Andre."
"Ter-ternyata begitu...," Nyonya Victoria langsung terhenyak kaget. "Ke-kenapa aku bisa setega itu?"
"Leon setidaknya mendapat uang jajan nggak kurang dari 20 juta setiap bulan," kata Stephanie seperti masih mengoreksi perbuatan mamanya. "Sementara Andre, ternyata selama ini dia nggak pernah diberi uang jajan...."
"Ma, Andre itu masih keluarga Grayden," Stephanie masih bersikap seolah menghakimi mamanya. "Terlepas dari kekacauan yang selama ini dia perbuat, tapi setidaknya... dia masih berhak diberi anggaran pribadi...."
"Kenapa mama bisa setega itu?"
"Aku...."
"Sudah... sudah... sudah...!" kata Pak Hendrick tidak tega melihat istrinya seperti dipojokkan begitu oleh putrinya. "Kamu jangan menyalahkan mama kamu begitu saja, Stephy."
"Lagi pula sudah sepantasnya Andre tidak dapat uang jajan dari keluarga ini," lanjut Pak Hendrick membela keputusan istrinya. "Yang nyatanya dia hanya berbuat onar saja semenjak dia kembali ke sini."
"Akan sia-sia harta keluarga ini jika diberikan kepadanya kalau begitu...."
"Beda halnya dengan Leon, dia memang pantas mendapat uang jajan darimu, Ma. Dia anak yang pintar lagi berbakat. Dia nanti akan mewarisi perusahaan papa nantinya."
"Ucapan papa benar, Ma," dukung Evelyne, "Leon memang lebih pantas menikmati harta keluarga Grayden ketimbang Andre. Dia sama sekali anak yang tidak berbakat lagi tidak berguna."
"Ya..., kalian memang benar," kata Nyonya Victoria seolah menyadari kalau tindakannya sudah benar, "Andre memang belum boleh mendapat uang jajan dari keluarga sepanjang dia belum memperbaiki kesalahannya."
"Tapi setidaknya...," lanjutnya lagi, "anak itu masih diberi makan oleh keluarga kita."
"Eh... tapi...," Nyonya Victoria seketika menyadari sesuatu pada diri Andreas, "kenapa badannya kurus?"
Lalu dia menoleh pada Pak Josep yang masih setia berdiri di tempatnya, kemudian bertanya, "Josep, kenapa badan Andre bisa kurus begitu? Padahal selama ini dia makan di rumah."
"Maaf, Nyonya, Tuan Muda Andre sejak dua tahun terakhir ini tidak pernah lagi makan di rumah," kata Pak Josep melaporkan.
"Apa?!"
★☆★☆
Nyonya Victoria dan Pak Hendrick langsung terhenyak kaget mendengar laporan Pak Josep barusan. Lebih kaget lagi Stephanie yang makin merasa bersalah terhadap Andre.
Evelyne juga tampak terkejut tapi tidak terlalu. Rasa bencinya terhadap Andre telah mengalahkan rasa ibanya atau sedikit memberi simpati pada Andre.
"Kenapa bisa dia tidak makan di sini?" tanya Stephanie dalam kejutnya. "Dan... eh, baru aku sadar kalau Andre nggak pernah makan satu meja dengan kita selama... tiga tahu lebih."
Stephanie langsung menoleh pada Pak Josep, lalu bertanya, "Kenapa bisa begitu, Paman Josep?"
"Maaf, ini... karena Nona Evelyne yang melarangnya," sahut Pak Josep sambil melirik pada Evelyne dengan takut-takut.
Dengan serta-merta Pak Hendrick, istrinya, serta putri pertamanya langsung menatap pada Evelyne dengan penuh tanya.
"Aku?!" kata Evelyne seperti tak merasa bersalah. "Kenapa aku harus repot-repot melakukan hal itu?"
"Maaf, Nona Evelyne, apakah nona sudah lupa kejadian di meja makan waktu itu...."
Kemudian Pak Josep menuturkan sebuah kejadian saat Andreas belum ada setahun tinggal bersama keluarganya.
Di mana waktu itu Pak Hendrick sekeluarga, termasuk Andreas tengah makan bersama di ruang makan. Pada saat itu Andreas menghadirkan sebuah camilan, yaitu kacang rebus.
Tanpa diduga Leonard menunjukkan ekspresi seperti alergi dengan makanan tersebut. Tampak dia langsung mual-mual bagai hendak muntah, disertai dengan batuk-batuk.
[Tapi perlu diingat ya! Itu hanya sandiwara serta kepura-puraan Leonard saja, agar nantinya papa, mama, serta kedua kakaknya menuduh Andre yang tidak-tidak. Agar supaya seluruh keluarga makin membenci Andreas]
Seketika itu juga Pak Hendrick langsung menghardik Andre serta menuduhnya yang bukan-bukan. Nyonya Victoria serta Stephanie langsung memarahi anak itu serta mengucapkan kata-kata yang cukup nyelekit di hati.
Namun mereka bertiga tidak ada secara langsung melarang Andreas untuk makan bersama di ruang makan.
[Meski hal itu sudah menjurus ke arah situ 'kan?]
Lain halnya dengan Evelyne. Setelah dia memaki Andreas habis-habisan serta menghardiknya dengan kasar, dia secara langsung dengan lisannya sendiri melarang Andreas untuk makan bersama dengan mereka selamanya.
Sementara Andreas waktu itu sama sekali tidak tahu kalau Leonard alergi dengan kacang, dan mereka tidak mau mendengar penjelasannya.
Maka, mulai saat itu Andreas tidak pernah lagi makan satu meja bersama keluarganya. Dia cuma makan bersama para maid. Itupun amat jarang sekali.
Bukan karena dia tidak suka berdekatan atau makan bersama mereka, melainkan dia tidak dapat enak makan di rumah ini. Di samping itu juga Andreas kadang diberi hukuman tidak boleh makan.
Mendengar penuturan Pak Josep barusan membuat Nyonya Victoria makin terhenyak kaget serta makin trenyuh akan nasib Andreas sebenarnya.
Namun mengingat Andreas kerap berbuat onar terhadap Leonard, membuat Nyonya Victoria seperti bingung, hendak bersikap bagaimana terhadap Andreas.
Sedangkan Stephanie, mendengar cerita miris itu semakin membuatnya bersedih. Rasa bersalah terhadap Andreas semakin menghantui.
Lain halnya dengan Evelyne....
★☆★☆
"Aku nggak serius mengatakan hal itu kepadanya waktu itu," ketusnya tanpa ada rasa bersalah. "Dia sendiri yang bodoh, kenapa diambil hati!"
"Sudahlah, tidak perlu terlalu dipikirkan!" kata Pak Hendrick bersikap tidak perduli. "Anak durhaka itu memang tidak pantas makan satu meja dengan kita."
Stephanie sebenarnya hendak membantah dan menegur apa yang diucapkan oleh papanya dan adiknya. Tapi dia ingin dengar dulu penuturan Pak Josep tentang Andreas tidak pernah lagi makan di rumah ini selama dua tahun terakhir.
Lalu dia menanyakan lagi hal itu kepada pria paruh baya itu, kenapa bisa hal itu terjadi?
"Itu lantaran Nona Stephanie sendiri yang melarang Tuan Muda Andre makan," sahut Pak Josep sedikit takut-takut.
"A-aku?!" Stephanie langsung tercekat, tidak menyangka kalau itu lantaran perbuatannya. "Ke-kenapa aku... melakukan hal itu...?"
"Maaf, Nona, itu lantaran Nona melihat Tuan Muda Andre memakan roti, terus Nona langsung menuduh Tuan Muda Andre mencuri makanan. Maka Nona langsung melarang Tuan Muda makan sebagai hukumannya."
"Maka mulai saat itu Tuan Muda Andre tidak pernah lagi makan di rumah ini sampai saat ini," lanjut Pak Josep mengakhiri penuturannya.
"Kenapa Andre menganggap serius ucapanku waktu itu," desah Stephanie penuh penyesalan. "Padahal... aku tidak bermaksud melarangnya makan untuk selamanya...."
"Tapi memang benar 'kan Andre mencuri roti waktu itu?" tuduh Evelyne tanpa perasaan.
"Tidak benar, Nona," sanggah Pak Josep penuh rasa hormat. "Itu roti pemberian Bibi Sarah, karena... kasihan terhadap Tuan Muda yang amat lapar waktu itu."
"Oh...."
Stephanie kembali terhenyak mendengar hasil perbuatannya yang berdampak buruk bagi kehidupan Andreas. Serasa tubuhnya langsung lemas hingga tersandar di sandaran sofa.
Beberapa saat lamanya desainer busana muda itu terpekur amat dalam. Sementara penyesalan atas perbuatannya pada Andre selama ini semakin menjeratnya. Rasa bersalah semakin menghantui.
"Sudahlah! Kamu tidak usah terlalu merasa bersalah begitu, Stephy!" Pak Hendrick bertindak menasehati. "Itu tidak sepenuhnya salahmu."
Setelah menyuruh Pak Josep meninggalkan ruang tengah, Pak Hendrick melanjutkan ucapannya, tanpa perduli akan nasib Andreas.
"Sekarang kita fokus dalam rencana perayaan pesta atas kelulusan Leon. Tidak usah kalian terlalu memikirkan nasib anak durhaka itu. Dia memang anak yang tidak berguna. Dia pantas mendapatkan pelajaran atas apa yang dia telah perbuat."
"Benar, Pa," kata Nyonya Victoria seolah hendak lari dari menghirau nasib Andreas, "kita memang harus fokus terhadap pesta anak kesayangan kita."
"Dirayakan dengan meriah ya, Pa!" pinta Evelyne seraya tersenyum penuh harap.
"Itu sudah pasti, Sayang...."
Sementara Stephanie masih saja terpekur diam seakan tidak lagi menghiraukan perbincangan kedua orang tua dan adik perempuannya.
Pikiran dan ingatannya masih tergenang dalam kenangan selama Andreas berada di rumah keluarga Grayden. Yang nyatanya mereka cuma menindasnya.
"Ma-maafkan kakak, Andre...," desah Stephanie dalam hati bernada sedih sekaligus menyesal.
★☆★☆★
Semoga berkenan....