Lily merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di rumahnya. Kehidupannya berjalan lancar sebelum adiknya dilahirkan. Namun, setelah kehadiran adiknya, Lily terasa menjadi orang asing di rumahnya sendiri. Semakin lama, Lily semakin merasa dirinya tak terlihat seperti makhluk gaib yang berkeliaran.
Diam-diam Lily merencanakan untuk kabur dari rumahnya. Ia memutuskan mengasingkan diri pergi negeri orang tanpa ada yang tahu rencananya bahkan sahabatnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah Lily akan menemukan rumah lain di sana? Ataukah ia akan kembali pulang? mari kita simak lanjutan ceritanya >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MellaMar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
"Lily?". Sapa seseorang
"Kamu disini?". Jawab Lily.
"Apa sudah lama?". Tanyanya.
"Aku baru sampai, Zack". Ucap Lily.
Zack yang mencari informasi sejak tadi tahu, kalau Lily datang ke taman sejak sore hari. Lily mencoba menyembunyikan matanya yang sembab digelapnya malam.
Lampu-lampu taman bersinar terang, seolah memaksa menyuruhnya untuk memberitahu dunia bahwa dirinya tengah bersedih.
"Gimana kabarmu, Ly?". Tanya Zack, mendudukan diri disamping Lily memberi jarak.
Lily menghela nafas panjang. "Seperti yang kau lihat, aku baik". Jawab Lily tersenyum. "Gimana denganmu?".
Zack menunduk sebentar sambil tersenyum. "Sepertinya tidak pernah baik setelah kehilanganmu". Jawab Zack.
"Zack.....". Ucap Lily penuh penekanan dengan sorot mata tajam.
Zack sedikit tertawa. "Aku baik, Lily".
"Apa yang ingin kau katakan Zack?". Tanya Lily mengalihkan.
Senyuman Zack seketika memudar. Otaknya menyuruh untuk bicara, tapi tiba-tiba hatinya melarangnya.
"Apa kau siap mendengarnya?". Zack menatap Lily. "Ini tentang suamimu".
Deg!
Degupan jantung Lily seolah terdengar keluar sampai ketelinganya. Pompaan jantungnya yang cepat membuatnya kehilangan banyak nafas.
"Katakanlah". Ucapnya tersenyum.
Dengan tak enak hati, Zack mencoba bicara. "Aku tidak berniat untuk merusak keharmonisan kalian. Aku hanya ingin nanya sesuatu".
Perasaan Lily semakin bertambah runyam. Tapi ia berusaha untuk terlihat tetap ceria. "Apa?".
"Apa suamimu pernah mengajakmu keacara fashion show atau membawamu ke pesta pertemuan?".
"Untuk apa? Dimana?". Lily penasaran.
"Acara perusahaan suamimu, seminggu yang lalu. Dan acara pesta pertemuan beberapa hari yang lalu". Jelas Zack.
Lily menggeleng, "Aku tak tahu". Jawabnya.
"Kamu serius?". Tanya Zack tak percaya.
Lily mengangguk mantap. "Aku hanya tahu dia lembur".
"Kamu belum pernah dikenalin ke partner atau klien perusahaan?".
Lily menjawab dengan gelengan kepala.
"Dikenalkan ke karyawan?".
Lagi-lagi Lily menggeleng.
"Lalu siapa yang kalian undang saat pernikahan?". Zack menaikkan intonasi suaranya.
"Aku tak tahu, yang aku tahu hanya kamu, keluarga Park, keluarga Lim dan keluargaku." Jawab Lily terus terang.
Zack menghela nafasnya kasar. "Dan". Zack menggantung ucapannya. "Jangan bilang kalau kamu gak tahu suamimu dekat dengan siapa?".
Zack menatap Lily dengan intens. Lily menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Zack sedikit frustrasi mendengarnya.
"Lalu apa yang kamu tahu tentang suamimu?". Sorot mata Zack mulai gelisah.
Lily terdiam mendengar ucapan Zack. Ia menyadari kalau dirinya tidak tahu apapun selain keadaan rumah dan Ju-Anh.
"Istri macam apa aku ini?". Batin Lily.
"Ly, aku mohon. Jangn salahkan dirimu sendiri". Ujar Zack yang khawatir melihat Lily terdiam dengan tatapan yang kosong menatap lurus.
"Kalian perlu komunikasi yang lebih baik". Sambung Zack.
Lily tetap terdiam tak merespon ucapan Zack sedikit pun.
"Ly! ".
"Ly! "
"Lily! ". Zack sedikit berteriak memanggil Lily yang terua melamun.
"Sorry Zack".
"Please jangan salahin diri sendiri". Pinta Zack.
Lily mengangguk. "Makasih Zack". Ucapnya.
"Aku harap kalian baik-baik saja". Zack prihatin.
Lily tersenyum melirik. "Jangan khawatir, Zack". Kata Lily.
"Menangislah kalau kamu mau". Ujar Zack.
Lily tertawa garing. "Zack, kau berlebihan". Ucapnya.
Zack tersenyum getir melihat Lily tertawa. "Zack, sepertinya kamu butuh pasangan juga". Ujar Lily.
"Kamu yang kumau". Zack tertawa.
Lily kembali tertawa. "Gila kau Zack".
Dari kejauhan, ada sorot sepasang mata yang mengintai mereka dengan tajam. Tangannya mengepas erat penuh amarah. Rahangnya mengeras menahan amarah yang semakin meluap.
...
Yu-Seok baru pulang dari kantor disambut tangisan Ju-Anh yang menggema diseluruh ruangan. Ia segera mendekat kearah suara, dan hanya melihat Bu Kim yanh sedang menenangkannya.
"Bu Kim, Lily mana?". Tanya Yu-Seok mengambil alih Ju-Anh.
Bu Kim menunduk hormat. "Tadi siang izin pergi, tapi sampai sekarang belum pulang, tuan". Jawabnya.
Yu-Seok mengerutkan keningnya. "Sudah coba dihubungi?". Tanyanya.
"Sudah tuan tapi ponselnya tidak bisa dihubungi".
Yu-Seok mengangguk. "Bu Kim istirahat aja, Ju-Anh biar saya yang urus". Ucapnya.
"Tapi tuan baru pulang, kasihan". Tolak Bu Kim.
"Bu Kim juga capek, istirahat aja". Titah Yu-Seok sambil menggendong Ju-Anh yang mulai tenang dan berhenti dari tangisannya.
Dengan tak enak hati, bu Kim menurut ucapan majikannya itu. Ia pergi kedapur dengan masih mencoba menghubungi Lily.
Bu Kim menyadari ada pesan dari Lily yang belum ia baca. Ia berjalan setengah berlari kearah Yu-Seok. "Tuan, ada pesan baru dari Lily". Seru Bu Kim
'Bu Kim maaf, tolong jaga Ju-Anh lebih lama ya. Sepertinya Lily akan pulang terlambat, Bu Kim tidur duluan aja. Jangan tunggu Lily, bisa saja Lily menginap diluar'. Isi pesan Lily.
Yu-Seok mengerutkan keningnya. "Makasih Bu". Ucapnya lalu mengeluarkan ponsel dari saku celananya.
Ia mencoba mencari pesan, namun sama sekali tak menerimanya sejak panggilan telfon tadi terputus. Yu-Seok menghela nafasnya berat.
"Lily udah salah faham". Batinnya. "Aku harus cari dia kemana?".
Yu-Seok menidurkan Ju-Anh terlebih dahulu sebelum pergi mencari istrinya. Setelah Ju-Anh tidur, Bu Kim datang menawarkan diri untuk menjaga Ju-Anh. Yu-Seok tak bisa menolak tawaran Bu Kim kali ini.
Yu-Seok mengeluarkan mobilnya sendiri dan menginjak pedal gas dengan sisa tenaganya. Ia berkeliling mengunjungi tempat yang biasa Lily kunjungi.
"Kamu kemana sayang?". Ucap Yu-Seok memukul setir kemudinya.
"Gak biasanya kamu begini".
Yu-Seok bahkan mendatangi atap gedung apartement tenpat dulu Lily tinggal. Ia tak menemukan apa yang dicarinya.
"Di cafe gak ada, apartement lama gak ada, apartemen punya nya disewa orang, lalu kemana kamu pergi sayang?" . Gumam Yu-Seok.
"Apa jangan-jangan?". Yu-Seok menepikan mobilnya. "Dia kerumah kelaurga Park?".
Yu-Seok mengacak rambutnya frustrasi. Ia tak tahu harus mencari Lily kemana lagi. Seingatnya, ia belum pernah membawa Lily pergi ketempat romantis. Ia hanya membawa Lily ke tempat permainan Ju-Anh tanpa mengingat perasaan istrinya.
"Suami kurang ajar!".
"Seegois itu jadi suami". Kecamnya pada dirinya sendiri.
"Gimana kalau Lily pergi kerumah keluarga Park?"
Yu-Seok terus meradang sendiri didalam mobil. Setelah beberapa lama, ia mencoba menenangkan diri. Ia kembali mengingat tempat lainnya.
"Taman...". Gumamnya.
"Taman air mancur". Teriaknya antusias, lalu dengan cepat menghidupkan mesin mobil dan pergi.
Sesampainya disana, Yu-Seok dipusingkan dengan orang yang lalu-lalang. Kakinya sudah lelah harus berkeliling menyusuri setiap penjuru taman.
Tak kunjung bertemu, Yu-Seok memutuskan untuk kembali. Tapi telinganya mendengar suara tawa yang sangat familiar dikepalanya. Ia kembali berbalik arah mencari sumber suara.
Matanya menangkap dua sosok manusia yang sangat familiar tengah duduk berdua dan tertawa bersama. Rasa khawatirnya berubah dengan kesal dan marah seketika.
Rahangnya mengeras melihat tawa lepas istrinya yang diberikan untuk pria lain, apalagi dia Zack. Melangkah cepat kearah mereka.
"Lily!". Ucapnya lembut namun penuh penekanan.
Tatapannya tajam seperti singa yang siap menerkam mangsanya.
"Yu-Seok". Seru Zack menyambut santai.
Lily memalingkan wajahnya mengetahui siapa yang datang. Dan itu semua tak luput dari pandangan Zack. "Sepertinya ada masalah lain dari yang aku bicarakan". Batin Zack.
"Kita pulang sekarang".
Yu-Seok menarik tangan Lily pelan, namun cengkraman yang cukup membuat Lily meringis. Lily ikut pergi menurut sambil berusaha melepas cengkraman suaminya.
"Zack...". Ucapan Lily terpotong
"Dia tahu jalan!". Ucap Yu-Seok dingin.
Zack menatap nanar kedua punggung pasangan suami istri yang baru saja meninggalkannya dengan menyisakan hawa perang dingin.
"Kalian pasti baik-baik saja". Gumam Zack tersenyum getir
kisah cerita nya bagus banget,dan jalan ceritanya juga bagus.tapi penyusunan peristiwa nya tidak terlalu jelas🙏
tapi saya suka kok🥰
buat Yu Seok belum ya😁
karna saya TKW sama dgn Lily..
innsyaa Allah lama2 kita akan menjalin ikatan emosional dan jalinan kasih dgn Sang anak.
saya mampir nih..
cerita TKW.sama Lily saya pun TKW.