Pembalasan Putra Kandung Yang Tertindas
Hari demi hari pemuda yang berpenampilan sederhana terkesan culun itu meletakkan kisah hidupnya dengan menelan pahitnya perundungan oleh orang-orang yang menindasnya.
Baik itu dilakukan oleh keluarganya sendiri ketika dia berada di rumah yang katanya rumahnya, maupun dilakukan oleh teman-teman sekolahnya ketika dia berada di sekolah.
Pemuda itu memang pemuda yang berpembawaan sederhana, penurut, tidak suka cari perkara, terkesan mengalah. Jadi wajar saja kalau pembawaannya yang seperti itu menjadi sebab dia mudah dibully orang.
Sementara di keluarga Grayden, apa yang diperbuat oleh pemuda bernama Andreas itu, tidak pernah benar di mata orang-orang yang dia anggap keluarga di rumahnya.
Ya, namanya Andreas, disematkan marga keluarga Grayden dibelakang namanya. Seharusnya dia senang bukan?
Ayahnya yang bernama Hendrick Grayden sering memukulinya dengan dalih menerapkan hukuman dan kedisiplinan terhadap dirinya, katanya.
Selalu mengatakan kepadanya agar bersifat seperti kakak laki-lakinya yang katanya berprilaku amat baik dan sopan santun kepada keluarga.
Tidak seperti dirinya yang selalu membangkang terhadap keluarga dan selalu berbuat onar di keluarga. Itulah makanya ayahnya selalu memukulnya agar dia jera berbuat onar.
Ibunya yang bernama Victoria Harlow sejatinya tidak pernah membelanya ketika dia ditindas oleh keluarganya yang lain. Sebaliknya, sang ibu kandung malah menganggap sikapnya itu sebagai nasehat terhadap dirinya.
Dalam pikiran wanita yang katanya melahirkannya itu selalu Leonard, kakak ketiganya yang selalu benar, sedangkan dirinya tidak pernah benar.
Malah pembelaan yang pemuda itu lakukan terhadap dirinya sendiri, demi menerangkan tentang fakta sebenarnya, bukan saja diabaikan oleh ibunya serta seluruh keluarga lainnya, bahkan dianggap suatu pembangkangan oleh Nyonya Victoria.
Kakak pertamanya yang bernama Stephanie Grayden tidak jauh beda dengan pendirian ibunya. Meski hampir tidak pernah menindasnya, namun gadis berusia 26 tahun itu juga selalu menyalahkannya terhadap perbuatan yang dilakukannya. Apapun itu.
Kakak pertamanya itu tidak pernah menganggap apapun yang ada pada dirinya. Entah itu kecerdasan dan kepintarannya, maupun keahlian yang ada pada dirinya.
Sama seperti ibunya, prioritas utama yang ada dalam pikiran Stephanie adalah Leonard. Leonard yang selalu hebat dan berprestasi gemilang dalam keluarga Grayden.
Adapun dirinya si anak malang yang sebenarnya lebih hebat dalam segala hal ketimbang Leonard, kehebatannya tidak pernah dianggap.
Kakak keduanya yang bernama Evelyne Grayden lebih sadis lagi terhadap dirinya. Bukan saja menghina dan menganggap remeh akan kehebatannya, bahkan gadis berusia 24 tahun itu tidak segan-segan menindasnya.
Sementara Leonard, yang menjadi prioritas utama anak laki-laki dalam keluarga Grayden ketimbang Andreas, memang tidak secara langsung menghina dan menindas pemuda remaja itu.
Namun pemuda yang berpenampilan lugu, tapi menyembunyikan kelicikan dan hati yang keji itu, menjadi sebab utama dan terbesar bagi Andreas menerima perlakuan buruk dari keluarga Grayden.
Leonard melakonkan sebuah drama yang apik dalam rumah yang besar dan megah itu, menciptakan sebuah situasi dan kejadian seperti pencurian. Sehingga jadilah seolah-olah Andreas sebagai pelaku kejahatan.
Maka lahar panas kemarahan Tuan Hendrick, Nyonya Victoria, Stephanie, lebih-lebih Evelyne langsung ditumpahkan secara cuma-cuma kepada Andreas. Tanpa menelusuri dulu bagaimana fakta sebenarnya.
Selanjutnya apa yang bakalan terjadi sudah bisa ditebak bukan?
Tanpa belas kasihan kalau Andreas adalah darah dagingnya yang sebenarnya, Tuan Hendrick langsung mencambuk Andreas hingga berdarah-darah.
Tidak perduli jeritan Andreas yang memohon ampun kepada Tuan Hendrick dengan memelas yang begitu menyedihkan sekaligus miris.
"Ampun, Papa, ampun! Andre nggak mencuri kalung mama, Papa! Percaya sama Andre, Papa!"
Punggung Andreas sudah berdarah hingga mengotori baju kaosnya yang lusuh, Tuan Hendrick tidak perduli. Tangis Andreas terus meraung hingga air matanya tertumpah-tumpah yang kedengarannya amat memilukan, papanya terus mencambuk.
Sudah puas Andreas menelan puluhan cambukan, sudah tidak tertakar air mata Andreas tertumpah, sudah puas hati Leonard menari-nari kegirangan, seketika pemuda bersikap lugu itu tampil ke depan, seolah-olah dia penyelamat bagi Andreas.
"Sudah, Papa, sudah! Andre bisa celaka kalau papa terus memukulinya. Beri dia kesempatan untuk membela diri, Papa!"
Leonard hendak berdiri dari tempat duduknya, seolah-olah hendak menghentikan sang papa yang bertidak kejam kepada sang anak bungsu demi melengkapi sandiwara kejamnya, Evelyne langsung mencegahnya.
"Buat apa kamu membela anak sialan itu, Leon?" tegur Evelyne dengan ketus bercampur marah. "Biar dia tau rasa akibat dari perbuatannya sendiri. Siapa suruh dia mencuri kalung mama."
"Tapi...."
"Sudah, sayang! Biarkan papamu menghukumnya!" kata Nyonya Victoria dengan lembut kepada putra kesayangannya itu. "Anak tidak tahu diri itu pantas menerimanya, tidak perlu kamu membelanya, sayang...."
"Tapi..., meskipun berkali-kali dihukum oleh papa, tetap saja anak kurang ajar itu nggak jera-jera juga," tandas Stephanie bernada ketus sambil sorot matanya yang indah menyorot tajam penuh kemarahan pada Andreas.
★☆★☆
Itulah sebagian kecil drama penindasan yang diterima Andreas yang secara kompak dilakukan oleh orang-orang yang dia anggap keluarga.
Ya..., pemuda culun yang naif itu masih menganggap mereka adalah keluarganya, meski berbagai penindasan dan penghinaan dia terima dari mereka.
Bersamaan dengan penindasan dan penghinaan yang dia terima secara cuma-cuma, tapi Andreas tidak pernah bosan menarik perhatian pada papa dan mamanya serta kakak pertamanya dengan menunjukkan keahliannya dibidang seni lukis dan desainer bangunan.
Tidak lupa menunjukkan prestasi belajarnya di sekolah yang selalu mendapat nilai yang gemilang.
Selalu menurut kepada semua anggota keluarga, tidak pernah membangkang, tidak pernah memberontak, meski hadiah yang dia terima dari hasil jerih payahnya itu adalah penindasan dan penghinaan oleh keluarganya yang dia anggap sebagai keluarga sempurna.
Meski berbuat demikian, tetap saja Andreas dicap sebagai pembangkang karena tidak menuruti nasihat orang tua.
Sejak kecil, sewaktu Andreas masih hidup di panti asuhan, dia selalu memimpikan mempunyai keluarga yang sempurna. Punya papa, punya mama, punya saudara, punya keluarga yang sempurna.
Sungguh naif sekaligus miris sebenarnya....
Tidak Andreas sangka doanya terkabul. Keluarga aslinya, keluarga Grayden telah menemukannya yang katanya telah hilang semenjak dia masih kecil.
Pada hari itu di saat usianya sudah genap 17 tahun, di saat dia sudah duduk di bangku sekolah kelas 11 atau kelas 2 SMA, keluarga Grayden, tepatnya ibunya, Nyonya Victoria dan kakak pertamanya, Stephanie datang ke panti asuhan menjemputnya untuk pulang ke keluarga aslinya.
Hari itu merupakan momen yang amat bahagia bagi Andreas, menurutnya. Namun siapa sangka kalau hari itu bertepatan dengan hari yang amat menyedihkan bagi kehidupannya selanjutnya.
Dia mulai melangkahkan kakinya memasuki keluarga Grayden, berharap kebahagiaan sejati dengan keluarga yang sempurna menjemputnya.
Namun harapan tinggal lah harapan. Drama penindasan yang begitu menyedihkan mewarnai hari-harinya.
Selama 4 tahun dia tinggal bersama keluarga kandungnya, akan tetapi selama itu juga dia tidak pernah menyesap rasanya kebahagiaan hakiki sebagai anggota keluarga.
Meski sekolah dan kuliahnya dibiayai, tapi tidak sepeser pun dia diberi uang jajan.
Tidak kalah sadis dari itu, Andreas tidak diperbolehkan makan di meja makan keluarga. Sudahnya itu dia makan di keluarga kaya raya itu seakan dibatasi.
Dia juga tidak diberi kamar selayaknya putra keluarga Grayden. Padahal kediaman keluarga Grayden cukup megah dan besar.
Terus di mana dia tidur selama 4 tahun di kediaman mewah keluarga Grayden?
Selama 4 tahun pemuda Andreas tidur di gudang bawah tanah yang tidak terlalu besar dan pengap.
Sungguh keluarga Grayden merupakan keluarga yang sempurna. Sempurna memberi penderitaan lahir batin bagi pemuda Andreas.
Bukankah itu sungguh miris....?
★☆★☆★
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments