Mikayla gadis cantik berusia 19 tahun ini harus menjadi Kekasih Kontrak seorang Dosen, selain menjadi Pacar kontrak ia juga harus menjadi budak ranjang Dosen nya yang bernama Theo Felix yang berumur 29 tahun. Wajah tampan nya memang memikat hati semua kaum hawa, namun sikap nya yang Arogan membuat Mikayla harus banyak bersabar demi kesembuhan Nenek nya yang sedang berada di rumah sakit. Theo selalu melampiaskan kekesalan nya kepada Mikayla, padahal semua itu di sebabkan oleh kelakuan Chealsea yang selama ini mengikatnya tanpa hubungan yang pasti. Sikap Theo yang munafik membuatnya tidak sadar wanita mana yang ia cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5
Di apartemen milik pria itu, Mikayla hanya diam mematung tanpa melangkah lebih lanjut. Ia melihat dua pelayan wanita hendak membantu Theo membuka jas dan dasinya, namun Theo menolak.
“Kalian tidak perlu melakukanya lagi, karena mulai hari ini kekasihku akan tinggal di sini dan dia yang akan mengurus semua kebutuhanku.” Ucap Theo sambil mengenalkan Mikayla pada dua pelayan di apartemenya.
“Baik tuan.” Ucap kedua pelayan itu dan menunduk untuk undur diri.
Mikayla sama sekali tidak menjawab atau menanggapi ucapan Theo, pikiranya terus berkelana ke sana ke mari.
“Kau! Cepat sini.” Ucap Theo memerintah dengan tatapan kesal karena Mikayla sama sekali tidak peka.
“Hah!” Theo menghembuskan napasnya kesal, karena rupanya wanita ini lebih suka bermain kasar.
Theo melangkah mendekati Mikayla yang masih mengamati interior ruangan itu, namun tubuhnya tiba-tiba saja melayang.
“Ah pak! Lepaskan, kenapa kamu mengangkat tubuhku!” Pekik Mikayla sedikit pusing karena Theo mengangkat tubuh Mikayla layaknya karung beras.
Theo berjalan ke sebuah ruangan di mana itu adalah kamar milik Theo, Mikayla di jatuhkan di atas ranjang begitu saja sampai membuatnya mengaduh sakit.
“Cepat bukakan pakaianku!” Pekik Theo yang sudah tidak sabaran. Mikayla malah langsung menatapnya tajam, dia berusaha menjauhkan tubuhnya.
Theo ikut merangkak di atas ranjang mendekati Mikayla, dan menarik pergelangan kaki wanita itu hingga berada di dalam kungkunganya.
“Kenapa kau malah menghindar!” Pekiknya sambil menarik kedua lengan wanita itu dan mengunci kedua pergelanga tangan Mikayla itu di atas kepalanya.
“A-apa yang akan bapak lakukan!” Sentak Mikayla. Sungguh ia belum siap jika harus melayani pria ini, ia terlihat sangat ketakutan.
Theo tersenyum mengejek. “Kau kira aku sudi mencicipi tubuh murahan mu!” Pekik Theo sambil mengamati kedua dada Mikayla yang ada di depan matanya.
Kata-kata itu memang sangat menyakitkan di telinga Mikayla, namun dia sedikit tenang karena itu artinya Theo tidak akan menyentuh tubuhnya.
“Tapi kau yang harus membuatku puas dengan cara apapun tanpa memakai tubuh kotormu! Aku tidak sudi memakai tubuh bekas orang lain.” Pekiknya lagi sambil tersenyum licik.
Mata gadis yang berada di dalam kungkunganya itu membulat sempurna, Mikayla sampai kehilangan kata-katanya.
“Cepat bukakan pakaianku, menyuruhmu melakukan itu saja sampai harus berdebat seperti ini.” Ucap Theo sambil mendengus, “kamu sudah menerima uang ku, jadi lakukan perintahku!” Titahnya lagi sambil melepas kedua pergelangan tangan Mikayla.
“Tapi pak, aku belum siap. Aku tidak tau cara memuaskan pria.” Ucap Mikayla sambil mengelus kedua pergelangan tanganya yang memerah.
Theo kembali melirik ke arah Mikayla yang berani-beraninya berbohong di depannya. Mikayla sudah pasti sering memuaskan seorang pria dengan mulut dan tanganya, apalagi dengan tubuh itu.
Sungguh Theo sangat benci wanita munafik, “apa yang kamu katakan? Aku tidak menyuruhmu memuaskan ku sekarang!” Pekik Theo kesal. Karena sejak tadi dia hanya minta di bukakan dasi dan pakaianya saja.
“Buka pakaianku, dan siapkan air hangat untuk aku berendam. Lalu jangan lupa siapkan pakaian ganti untuku.” Akhirnya Theo menyuruh Mikayla dengan kata-kata yang dapat gadis itu mengerti.
Mikayla menelan salivanya susah saat melihat tatapan tajamnya. “Memalukan!” Pekik Mikayla dalam hati. Ia pun berdiri dan mulai membantu Theo membuka jas dan dasinya.
Theo hanya diam menatap wajah gadis di depanya itu, tinggi badanya bahkan tidak sampai sedagunya.
Tinggi badan Mikayla hanya sedada Theo, Theo sampai berpikir bagaimana bisa tubuh sekecil ini bisa memuaskan banyak pria di luar sana.
Perlahan Mikayla mulai membuka kancing kemeja itu, ia menelan salivanya susah saat tubuh polos Theo mulai terlihat.
Dada bidang dengan tubuh atletis, tubuhnya sangat besar dengan kedua otot lengan yang dapat menggugah selera.
“Apa yang kamu lihat?” Tanya Theo. Karena sepertinya muridnya itu berani membayangkan tubuhnya, bahakan sampai menikmati pemandangan tubuhnya.
“A-aku tidak melihat apapun.” Ucap Mikayla sambil mendongak melihat wajah Theo.
Bibir ranum mungil itu berbicara dengan terbata-bata, sampai membuat Theo menatap bibir itu dengan lekat. Bibir ranum dengan rasa manis yang pernah ia cicipi, kini lengan Theo terangkat menarik tengkuk leher wanita yang ada di depanya.
Kedua bibir itu saling menempel, Theo mulai memejamkan matanya dan menikmati ciuman itu. Namun berbeda dengan Mikayla yang memejamkan matanya karena takut dan menutup mulutnya agar tidak terbuka.
“Buka bibirmu bodoh!” Pekik Theo sambil menggigit bibir bawah wanita itu.
“Euhh…” lenguhan kecil berhasil keluar dari mulutnya, Theo mengambil kesempatan itu untuk menerobos masuk kedalam rongga mulut Mikayla.
Manis, rasanya sangat manis. Theo memperdalam ciuman itu dengan memainkan lidahnya di dalam sana, “balas aku bodoh! Mainkan lidah sialan mu itu!” Pekik Theo di sela-sela ciumanya karena Mikayla tak kunjung membalasnya.
Mikayla pun perlahan mengikuti gerak lidah Theo yang sudah meraja lela di dalam rongga mulutnya, keduanya saling membalas, saling melilit dan ciuman itu mulai menuntutnya.
Theo menarik pinggang Mikayla dengan sangat erat menempelkan di tubuhnya. Theo bahkan berkali-kali melenguh karena menikmati ciuman itu.
Lenganya bahkan kini sudah meremas bokong sintal milik Mikayla, tubuh Mikayla tentu saja menegang kedua tanganya meremat kedua dada Theo tanpa sengaja sampai membuat Theo kembali melenguh.
“Sial! Ciumanmu tidak enak!” Pekik Theo sambil mendorong tubuh Mikayla ke atas ranjang, dia bahkan tidak berani menoleh ke arah Mikayla dan langsung berjalan cepat ke dalam kamar mandi.
Mikayla terduduk dengan napas yang terengah-engah. Dadanya berdebar sangat cepat, dia bahkan menggigit ibu jarinya dengan tubuh yang bergetar.
“Tadi itu apa?” Gumamnya saat mengingat jika tubuhnya terasa tersengat di sekujur tubuhnya.
Sungguh ini kali pertama ia merasakan ciuman sepanas itu, setelah sebelumnya Theo menciumnya dengan kasar namun tanpa ada rasa seperti yang barusan ia rasakan.
Sungguh Mikayla adalah wanita pertama kalinya yang ia sentuh, entah mengapa dia berani menyentuh bibir dan tubuh wanita itu. Padahal kepada Chelsea dia sangat menjaga kehormatan wanita yang di cintainya itu.
Entah mengapa mendengar Mikayla yang sangat ia banggakan di kampusnya karena kepintaran gadis itu, Theo sangat marah dan benci pada Mikayla yang ternyata adalah seorang wanita malam.
Sungguh hal itu membuat Theo sangat ingin menyiksa Mikayla karena sudah mengecewakan dirinya yang berharap jika Mikayla akan menjadi wanita sukses lulusan Universitas miliknya dengan otak pintar gadis itu.
“Arrgghh!!” Pekik Theo sambil membanting pakaianya yang tadi ia kenakan. Imannya sudah goyah, dia bahkan tidak pernah tergoda oleh wanita-wanita yang di beli teman-temanya untuk memuaskan dirinya.
“Tapi kenapa? Kenapa wanita bodoh sialan itu!” Pekik Theo yang sadar jika wanita bodoh yang di sebutnya adalah wanita paling pintar di kampusnya bisa membuat imannya goyah.
“Ya, ini karena aku terlalu sakit hati mendengar Chelsea mempunyai kekasih baru.” Gumamnya meyakinkan dirinya jika sentuhan yang ia lakukan pada Mikayla hanyalah sebuah pelampiasannya terhadap Chelsea.
.
To be continued…