NovelToon NovelToon
Diujung Rindu

Diujung Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:556
Nilai: 5
Nama Author: Bojone pak Lee

Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20

Jerri meninggalkan Zahira bersama Bunda dan Jihan,dia tidak merasa khawatir karena Zahira berada dirumah orang tuanya sendiri,berbeda saat dia meninggalkan dirumahnya.

Sebelum kekantor Jerri mampir kerumah melihat keadaan,dia juga meminta kepada Bibi untuk membersihkan kamar Aira,buang semua barang milik Aira.

"Mama kemana?"tanya Jerri

"Tadi sempat bertengkar sama Aira lalu Ibu pergi membawa tas katanya menyusul Bapak."kata Bibi

Jerri mencoba menghubungi Papanya namun tidak bisa,biasanya Papa olah raga jam segini,Jerri masuk kedalam kamar Aira setelah dibersihkan dan semua diganti.Saat berada di kamar Aira dia menemukan beberapa pasang sepatu masih baru dikolong ranjangnya.

"Huh,mau dipakai kemana barang ini?"tanya Jerri

Jerri menendang kembali kardus milik Aira,dia keluar dengan perasaan kesal,saat ingin pergi kekantor Aira kembali datang kerumah dengan wajah babak belur,meski kesal Jerri tetap membawanya kerumah sakit.

"Jerri jangan pergi."kata Aira

"Aku urus administrasi!"kata Jerri

Jerri menghubungi Martin untuk segera datang kali ini,setelah urusan Aira selesai.Martin membawa Aira kesebuah rumah kontrakan dia juga menyerahkan id card lengkap dengan baju dan sepatu.

"Jika bukan karena Tante Lintang,mungkin Jerri akan membiarkanmu menjadi gelandangan."kata Martin

"Apa maksudmu?"tanya Aira

"Rumah ini sudah dibayar selama satu tahun,kau boleh datang keperusahaan dan bekerja disana,langsung saja temui Pak Karim."jawab Martin

"Hei,Martin kamu hanya asisten Jerri kenapa kamu yang memutuskan aku harus bekerja dimana."kata Aira

"Aku memang asistennya tapi aku menjadi orang nomor dua setelah Jerri,dan kau sendiri siapa?kau hanya mantan tunangan."kata Martin

"Hah,aku tidak mau.Aku hanya ingin bekerja dilantai yang sama dengan kalian."kata Aira

Martin sudah angkat tangan menghadapi gadis gila seperti Aira,dia meninggalkan Aira begitu saja tanpa memperdulikan ocehannya lagi.Didalam mobil Martin langsung menghempaskan tubuhnya dan sekedar memejamkan mata.Matanya kembali terbuka saat Jerri memberi kabar kepadanya jika saat ini dia sedang berada diarena balap.

"Apa otaknya sudah tidak waras sekarang?"tanya Martin

Martin melaju dengan kecepatan sedang menuju arena balap,berharap Jerri mau mendengarkan nasehatnya kali ini.Martin berhenti dan langsung turun dia kembali menghubungi Jerri,karena Jerri melihat kedatangannya dia melambaikan tangannya berada dibarisan penonton.

"Aku pikir kamu main lagi."kata Martin

"Aku cuma kangen,sebenarnya juga ingin main lagi."kata Jerri

"Bagaimana Zahira?"tanya Martin

"Baik,hanya tambah cengeng aja."jawab Jerri

Dalam arena balap meski hanya sebagai penonton emosi Jerri cukup meledak karena tim yang pernah menjadi sponsor kalah jauh dari tim lain,Martin hanya tertawa melihat ekspresi Jerri.

Dari jauh Jerri melihat Arya bersama dengan seorang gadis namun bukan Jihan,gadis itu cukup bersikap manja kepada Arya namun sepertinya Arya tidak merespon dia lebih banyak melihat kearah lain.

"Martin,awasi laki-laki didepan baju biru yang memakai kaca mata,cari tahu tentang dia."kata Jerri bersiap meninggalkan arena

"Siapa lagi sih bos?"tanya Martin

"Dia calon suami Jihan."jawab Jerri

"Bos,Jihan buat aku aja ya."kata Martin

"Jangan bercanda,bukannya kamu kemarin jalan dengan Safi?"tanya Jerri

Martin malu-malu mau menatap Jerri,sebelum mendapatkan kabar tentang kekasih Jihan pasti Jerri belum mengijinkan dia kembali.

Dirumah Zahira sedang menjaga warung karena Jihan sedang mengantar pesana tetangga,sementara Bunda sedang memasak karena sebentar lagi Ayah pulang makan siang.

Diwarung ada beberapa Ibu yang sedang nongkrong,mereka senang kewarung karena ingin melihat Jerri.

"Ra,apa suamimu kerja?"tanya Ibu satu

"Kapan pulang?apa dia punya saudara?"tanya yang satunya

"Ra,aku juga punya anak gadis,bisa gak kerja ditempatmu?"tanya yang lain

Zahira hanya tersenyum kearah Ibu-ibu,apalagi saat mendengar suara mobil Jerri dia langsung keluar menyambut suaminya.Jerri pulang membawa buah segar pesanan Zahira,Ayah juga pulang diwaktu yang sama membuat Ibu-ibu yang berada diwarung langsung menghambur keluar pulang kerumah masing-masing.

"Dasar gak ada capeknya nongkrong diwarung."kata Ayah

"Apa tiap hari Yah?"tanya Jerri

"Sejak Zahira nikah sama kamu,mereka senang kali nongkrong disini."jawab Ayah

Jerri tersenyum mendengar makian Ayah,ternyata Ayah terlihat lebih tampan jika sedang marah,Zahira mencubit lengan Jerri karena terus memperhatikan Ayah.

"Au,sakit Ra."kata Jerri

"Abis kamu lihatin Ayah kayak gitu."kata Zahira

"Ayah sangat tampan saat marah."kata Jerri

"Masa sih?"tanya Bunda tiba-tiba berhenti dan ikut memperhatikan raut wajah Ayah.

Ayah menjadi salah tingkah saat semua mata menatapnya,gara-gara ucapa Jerri Bunda jadi duduk didepan Ayah dan melupakan masakannya untung Zahira langsung menggantikan didapur.

Jihan pulang dari mengantar barang,melihat Martin turun dari mobil dia langsung menghampirinya dan mengajak masuk.

Didalam Bunda masih duduk didepan Ayah dan terus memandang hingga membuat Ayah risih.

"Cepat mana siapin makan siangnya."kata Ayah

"Mas,gara-gara kamu tuh."kata Zahira

"Emang nyata kok,buktinya Bunda gak beranjak dari duduknya."kata Jerri membantu Zahira mengangkat lauk

Martin masuk kedalam rumah disusul Jihan,keduanya berlajan melenggang tanpa malu padahal Jerri memandangnya dengan senyum,namun karena Jihan tidak tahu dia juga cuek saja.

"Bagaimana?"tanya Jerri

"Cek email."jawab Martin sambil mengambil piring

Selesai makan siang Jerri meraih ipadnya,Martin kembali kekantor namun saat keluar rumah ada beberapa Ibu-ibu yang menghadangnya,mereka rata-rata menanyakan pekerjaan atau hanya sekedar menghadang Martin.

"Duh,asistennya aja ganteng apalagi bosnya."kata Ibu satu

"Iya,beruntung kali Zahira."kata yang satunya

Martin berlari menuju mobilnya,kali ini dia langsung tancap gas meninggalkan perumahan Zahira,menuju kantor.

Safi baru saja kembali karena ada urusan saat istirahat,dia harus mengunjungi sepupunya yang baru saja melahirkan,Safi naik lift yang kebetulan Martin juga disana.

"Safi."panggil Martin

"Eh,Bapak dari mana?"tanya Safi

"Dari rumah,kamu darimana?"tanya Martin

"Barusan dari rumah sakit,jenguk sepupu."jawab Safi

Karena pintu lift terbuka keduanya mengakhiri obrolan,dan menuju tempat masing-masing,Martin meminta bantuan Safi untuk membuatkan teh saat jam dua nanti.

"Buatkan aku teh jam dua nanti."kata Martin

"Baik Pak."kata Safi

Celine yang melihat hanya terbengong karena melihat Safi jalan bareng Martin,kemarin Zahira keluar dari ruangan Presdir belum dapat jawaban,udah gitu Zahira cuti lama dan ijin terus.

"Kalian barengan sebenarnya sengaja gak sih?"tanya Celine

"Siapa?"tanya Safi

"Kamu sama Asisten Martin."jawab Celine

"Kita bareng dari lift tadi."kata Safi

Celine tidak percaya begitu saja karena Safi adalah teman dekat Zahira,jika Zahira ada hubungan dengan Presdir maka Safi juga bukan hanya kebetulan bareng dengan Martin.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!