NovelToon NovelToon
Mr. D

Mr. D

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Anak Yatim Piatu / Percintaan Konglomerat
Popularitas:921
Nilai: 5
Nama Author: Nedl's

Menikah dengan pria yang bahkan belum pernah ia temui? Gila!

Ceira Putri Anggraini tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis dalam semalam. Dari seorang gadis yatim piatu yang berjuang di tengah kemiskinan, kini ia menjadi istri dari Daniel Dartanto, pria berusia 30 tahun yang kaya, dingin, dan penuh misteri.

Pernikahan ini terjadi karena utang budi. Tapi bagi Daniel, Ceira hanyalah kewajiban.

Satu atap dengan pria yang nyaris tak tersentuh emosi, Ceira harus bertahan dari tatapan tajam, sikap dingin, dan rahasia besar yang disembunyikan seorang Daniel.

Namun, semakin lama ia mengenal Daniel, semakin banyak pertanyaan muncul.

Siapa sosok yang diam-diam Daniel kunjungi di rumah sakit?
Kenapa hatinya mulai berdebar di dekat pria yang awalnya ia benci?

Dan yang paling penting—sampai kapan ia bisa bertahan dalam pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nedl's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16 PAGI YANG INDAH

Sinar matahari pagi menyusup masuk melalui celah tirai, menerangi ruangan dengan cahaya keemasan yang lembut. Udara pagi yang sejuk menyelimuti kamar mereka, menciptakan suasana yang begitu damai.

Ceira menggeliat pelan, matanya masih setengah terpejam. Namun, sesuatu yang hangat dan kokoh di sampingnya membuatnya terdiam seketika. Ia berkedip beberapa kali, memastikan bahwa dirinya tidak sedang bermimpi.

Dan di sanalah dia.

Daniel Dartanto.

Suaminya.

Pria itu masih terlelap, napasnya teratur, wajahnya begitu dekat hingga Ceira bisa merasakan hembusan napas hangatnya di kulitnya. Cahaya matahari pagi yang jatuh ke wajah Daniel semakin menonjolkan ketampanannya—rahangnya yang tegas, hidungnya yang sempurna, dan bibirnya yang tampak begitu menggoda.

Ceira menatapnya dalam diam, membiarkan matanya menjelajahi setiap detail wajah pria itu.

Astaga, bagaimana mungkin seseorang bisa setampan ini di pagi hari?

Tanpa sadar, tangannya mulai terangkat. Awalnya ragu-ragu, tetapi keingintahuan mengalahkan semuanya. Dengan lembut, ujung jarinya menyentuh pipi Daniel, merasakan tekstur kulitnya yang hangat. Kemudian ia bergerak ke rahangnya—tegas, maskulin, sempurna. Lalu, jari-jarinya meluncur ke hidung pria itu, menyusuri garisnya yang begitu proporsional.

Sungguh sebuah mahakarya Tuhan yang luar biasa.

Ceira menahan senyumnya, tetapi pipinya mulai terasa hangat.

Tiba-tiba, pikirannya melayang ke sesuatu yang tidak seharusnya ia pikirkan di pagi hari seperti ini.

Bagaimana jika mereka punya anak?

Seperti apa wajah anak mereka nanti?

Kalau seperti Daniel, pasti tampan atau cantik sekali…

Ceira membelalakkan mata, buru-buru menggeleng kuat untuk mengusir pikirannya sendiri.

"Astaga Ceira, kenapa jadi mikirin anak sih. Kejauhan banget mikirnya. Sadar Ceira sadar."

Namun, gerakannya yang tiba-tiba membuat Daniel mengerjap pelan. Lalu, kelopak matanya terbuka, memperlihatkan sepasang mata tajam yang kini menatap langsung ke arah Ceira.

Ceira membeku.

Daniel tampak sedikit bingung sesaat sebelum akhirnya menyadari posisi mereka. Salah satu alisnya terangkat sedikit. “Kamu ngapain?”

Suara seraknya di pagi hari terdengar lebih dalam dari biasanya, membuat jantung Ceira berdebar lebih cepat.

“A-a-aku…” Ceira tergagap, otaknya bekerja keras mencari alasan yang masuk akal. “Aku … cuma … lagi memastikan aja kamu masih hidup atau engga.”

Alasan yang konyol.

Daniel terdiam selama beberapa detik sebelum mendecak pelan. “Alasan macam apa itu?”

Ceira merasa wajahnya semakin panas. Ia segera berbalik, membelakangi Daniel. “Pokoknya bukan apa-apa! Tidur lagi sana husss!”

Namun, Daniel tidak menurutinya. Sebaliknya, ia malah bergerak mendekat.

Dan sebelum Ceira bisa bereaksi, tiba-tiba Daniel menangkap dagunya, memaksanya menoleh.

Ceira menahan napas.

Jarak mereka begitu dekat sekarang.

Mata mereka bertemu dalam tatapan yang sulit diartikan. Daniel menatapnya dalam, begitu intens hingga Ceira merasa seperti tenggelam dalam sorot matanya.

Lalu, tanpa aba-aba…

B*bir Daniel menyentuh bibi*nya.

Ceira membelalakkan mata.

Astaga.

Seorang Daniel Dartanto baru saja menciumnya?

Ciuman itu lembut, ringan, hampir seperti sentuhan angin. Namun, efeknya begitu besar bagi Ceira.

Jantungnya berdebar kencang.

Otaknya berhenti bekerja.

Ia bahkan tidak tahu harus merespons seperti apa.

Namun, saat Ceira masih sibuk memproses apa yang terjadi, Daniel tiba-tiba menarik diri hanya untuk menatapnya sesaat—dan tanpa memberikan Ceira kesempatan untuk berbicara, pria itu kembali menciumya.

Kali ini lebih dalam.

Lebih nyata.

Daniel menariknya lebih dekat, menyelipkan tangannya ke tengkuk Ceira untuk memperdalam ciumannya. B*birnya menjelajahi b*bir Ceira dengan sabar, seolah ingin menghafal setiap lekukannya.

Ceira mengerjap, tubuhnya menegang. Tetapi semakin lama, pertahanannya mulai runtuh.

Daniel tidak memberinya pilihan.

Dan anehnya, ia tidak ingin melawan.

Perlahan, matanya terpejam, membiarkan dirinya larut dalam sentuhan pria itu.

Bib*r mereka bergerak selaras, semakin dalam, semakin intens. Ceira bisa merasakan panas yang perlahan menjalar di tubuhnya, tetapi ia tidak merasa ingin menghentikannya.

Ketika Daniel akhirnya melepaskan ciumannya, Ceira hampir kehabisan napas. Dadanya naik turun cepat, wajahnya sudah semerah tomat.

Namun, Daniel belum selesai.

Ia menunduk sedikit, bibirnya kini berpindah ke kening Ceira, meninggalkan kecupan lembut di sana. Lalu, ia bergerak turun, menyusuri kelopak mata gadis itu, mencium setiap sudut wajahnya dengan penuh ketelatenan.

Ceira hanya bisa diam, membiarkan dirinya menikmati setiap sentuhan pria itu.

Dan saat bib*r Daniel berpindah ke lehernya, Ceira mengigit bib*r bawahnya kuat-kuat, berusaha menahan erangan kecil yang hampir saja lolos dari bib*rnya.

Daniel tersenyum samar saat merasakan tubuh Ceira sedikit bergetar.

Ia mengecup leher gadis itu pelan, lalu sedikit lebih lama di bagian bawah telinganya.

“D-Daniel…” suara Ceira terdengar hampir berbisik.

“Hm?” pria itu bergumam tanpa menghentikan gerakannya.

Ceira menelan ludah, mencoba mengatur napasnya yang berantakan. “Kamu … k-kamu kenapa tiba-tiba… begini?”

Daniel akhirnya mengangkat wajahnya, menatap Ceira yang kini masih terperangkap dalam pelukannya. Ia menyentuh pipi gadis itu dengan lembut, lalu tersenyum kecil.

“Aku hanya sedang menikmati waktu bersama istriku,” jawabnya santai.

Ceira mengerjap, masih belum bisa mencerna jawaban pria itu. “Tapi…”

Daniel menghela napas, lalu menarik Ceira lebih dekat lagi.

“Kamu ingat apa yang aku katakan kemarin?” tanyanya.

Ceira mengangguk pelan. “Kita akan menjalani pernikahan ini dengan lebih serius…”

Daniel mengangkat dagunya dengan lembut, menatap matanya dalam-dalam. “Aku tidak main-main dengan ucapan itu, Ceira.”

Ceira menelan ludah.

Daniel tersenyum tipis sebelum kembali mengecup ujung hidungnya. “Jadi, biasakanlah.”

Ceira hanya bisa menatapnya tanpa kata.

Astaga.

Pagi ini … benar-benar terasa berbeda.

Dan yang lebih gila lagi—ia tidak membencinya.

Bahkan … ia menyukainya.

Sangat.

Ceira menggigit bibirnya, lalu mengangguk pelan. “Baiklah,” gumamnya hampir tak terdengar.

Daniel tersenyum puas. “Bagus.”

Lalu, dengan santainya, pria itu menarik Ceira kembali ke dalam pelukannya.

Dan untuk pertama kalinya sejak mereka menikah, Ceira tidak berusaha menjauh.

Ia hanya menikmati kehangatan Daniel.

Dan pagi itu … terasa jauh lebih indah dari sebelumnya.

Selang beberapa menit mereka berpelukan, "Sekarang waktu nya mandi. Mama sepertinya sudah menunggu kita untuk sarapan dibawah."

Ceira mengangguk patuh dan segera bangun namun sebelum itu. "Mau mandi bersama? Sepertinya itu bukan ide yang buruk." Ucap Daniel santai, bahkan kelewatan santai.

Sedangankan Ceira sudah melotot ditempat. "Mandi berdua bukan ide yang buruk? Oh hellow itu bagi Ceira sangat buruk. Nggak, nggak aku belum siap." Batin Ceira.

"Enggak, enggak mandi sendiri-sendiri aja."

"Loh kenapa? Bukannya bagus? Bisa menghemat waktu Ceira."

"Enggak pokoknya aku nggak mau," Keukeh Ceira. Pokoknya dia akan berusaha sekuat mungkin agar hal itu tidak terjadi.

Daniel bangkit dari tempat tidur mendekati Ceira. "Lagipula kita tidak akan melakukan hal lain. Hanya sekedar mandi setelah itu keluar, berpakaian dan selesai. Apa yang kamu khawatir kan dari itu. Hanya sekedar mandi."

"Atau jangan-jangan otak polos istri kecilku ini sudah mulai memikirkan hal-hal aneh ya .... Hayo apa yang kamu pikirkan sekarang?" sambung Daniel dengan nada menggoda nya.

Kedua pipi Ceira memerah. "Ih engga, so tau!!" elak Ceira dan langsung berlari ke kamar mandi dan menutup nya asal hingga menimbulkan suara pintu yang cukup keras.

"AAAAAAAA MAMA, OTAK CEIRA GAK SUCI LAGI HUAAAA," teriak Ceira dari dalam kamar mandi.

Daniel hanya menggeleng, Ceira memang sangat unik dan sedikit berbeda dengan wanita wanita yang pernah dia temui. Gadis itu sepertinya sangat malu. Dan sepertinya ini akan menjadi kebiasaan baru untuk Daniel, menggoda Ceira.

BERSAMBUNG......

1
seftiningseh@gmail.com
menurut aku novel nya bagus bgt aju aika bgt sama prolog nya bikin penasaran dan dari Simpsons nya juga bikin penasaran bgt
maka nya aku baru baca prolog nya

oh ya kak jangan lupa baca novel aju judul nya Istri kecil tuan mafia
Lalaluna: terimakasih kak, okaiii siap kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!