NovelToon NovelToon
Deritamu Bukan Deritaku

Deritamu Bukan Deritaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Saudara palsu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Osmanthus

Perjalanan hidup sebuah nyawa yang awalnya tidak diinginkan, tapi akhirnya ada yang merawatnya. Sayang, nyawa ini bahkan tidak berterimakasih, malah semakin menjadi-jadi. NPD biang kerok nya, tapi kelabilan jiwa juga mempengaruhinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Osmanthus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemudahan

Pak Guntur pun mencari chef Tom di Hotel X dan langsung bertemu kembali dengan orangnya.

"Wah, akhirnya kita bertemu kembali" senyum chef Tom

"Iya, saya sudah berhenti dari tempat kerja lama dan sekarang saya disini menghadap anda" ujar pak Guntur

"Baiklah, kalau begitu kita langsung mulai saja hari ini. Ikuti saya ke loker pegawai" ujar sang chef memimpin jalan.

"Ini, pakai seragam ini. Kedepannya selalu gunakan seragam ini kalau memasuki dapur." ujar sang chef.

"Ini ada 2 set seragam, jadi ketika 1 dicuci masih ada 1 lagi. Dan ingat, kebersihan adalah kunci di dapur." ujar sang chef Tom sembari memperhatikan penampilan pak Guntur yang tampak bersih.

Ya, pak Guntur memang orang pembersih. Jadi chef Tom tidak melihat kekurangan dari penampilan nya.

"Nah, kalau sudah ganti baju mari menuju dapur. Akan saya kenalkan kepada teman-teman yang lain" ajak chef Tom

Mereka berjalan sepanjang lorong menuju dapur. Mulai terdengar bunyi alat masak berdenting.

Begitu pintu dapur dibuka, menyeruak aroma wangi masakan dan juga panasnya udara menyapu mereka.

"Perhatian, tanpa meninggalkan tugas kalian. Ini anak baru, namanya Guntur. Untuk sementara dia akan membantu disini." ujar Chef Tom penuh wibawa.

"Baik Chef" jawab mereka serempak sembari melihat sejenak ke arah pak Guntur dan melanjutkan kegiatan mereka.

"Baiklah, kenalan pribadi nanti saja. Untuk sekarang kamu coba membantu di mengambil bahan masakan dulu. Kamu langsung di bawah aku saat ini." ujar Chef Tom dan mulai mengambil notes catatan pesanan tamu hotel.

"Ambilkan ayam pahanya saja dan kacang mete" ujar chef Tom kepada pak Guntur.

"Tempat penyimpanan bahan mentah di ujung sana." ujar Chef Tom, sekalian memberi kode kepada asisten satunya.

"Ayo, ikuti aku." ujar asisten itu kepada pak Guntur.

Mereka pun berjalan dengan cepat mengambil bahan mentah yang diminta.

"Disini bagian daging-dagingan. Biasanya sudah di paketkan per porsi. Jadi tinggal diambil sesuai porsi. Kalau sebelah kanan ada bahan mentah sayur dan kacang-kacangan." ujar sang asisten sembari mengambil bahan yang diminta tadi.

"Bisa diingatkan?" tanya asisten lagi.

"Bisa, gampang ini kalau sekedar mengingat lokasi. Kalau bahan nanti takutnya aku ada yang tidak tahu." ujar pak Guntur.

"Gampang, lihat di pintu masuk ke ruangan bahan ini, ada ditulis apa saja bahan di dalam ini bahkan ada peta tata letak." ujar asisten sembari menunjuk peta di samping mereka ketika keluar dan menyerahkan potongan daging ayam dan kacang mete.

"Oh, aku paham" ujar pak Guntur.

"Guntur, perhatikan aku memasak ya" ujar chef Tom.

Lalu pak Guntur memerhatikan apa saja bahan yang dimasukkan dan bagaimana cara chef Tom memasaknya.

"Intinya kamu harus mengenal bahan dan lidah yang tajam" jelas chef Tom

"Jika kamu punya niat yang kuat, kamu pasti bisa." lanjut dia lagi.

Akhirnya pak Guntur menjadi asisten Chef Tom dan mulai dibiarkan memasak setelah 1 tahun. Pak Guntur orang yang cerdas dan cepat menghafalkan langkah-langkah memasak. Ditambah dia diajari langsung sama chef Tom yang sudah berpengalaman.

...----------------...

"Oe...oe...." tangis Nita membuyarkan lamunan pak Guntur.

"Nita menangis, tinggalkan saja dulu adonan kulit risol itu, biar aku yang membuatnya" ujar pak Guntur kepada bu Tere.

"Iya, mungkin dia haus itu." jawab bu Tere sembari melangkah menuju kamar dimana Nita tertidur.

"Anak-anak sedang bermain dengan Rizki, jadinya tidak ada yang melihat Nita" gerutu bu Tere.

"Besok coba ajak Mita ke sini" saran pak Guntur.

"Aku sungkan sama ibu dan ipar yang lain." jawab Bu Tere sudah menggendong Nita dan memberikan susu yang sudah disiapkan Doni tadi sebelum bermain dengan Rizki.

"Tidak apa-apa. Ibu kan paham juga karena kamu sibuk." jawab pak Guntur.

"Baiklah, besok aku panggil Mita untuk jaga Nita. Ada Mita memang sangat membantu juga" jawab bu Tere.

1 hari itu berlalu dan mereka merasa bersyukur meskipun kebakaran hebat melanda, tapi masih ada modal berjualan dan pekerjaan pak Guntur masih ada juga, untuk kembali memperbaiki rumah memang perlu bersabar.

Pagi hari nya bu Tere mulai mengantarkan risol ke tempat biasa dia menitipkan jualan. Tapi pagi ini sedikit membuat bu Tere sedih.

"Tere, rumahmu kebakaran sebulan setelah anak itu kami ambilkan?" tanya ibu penjual kue.

"Ya bu, saya jadi merasa kasihan sama anak saya ini" ujar bu Tere sedih.

"Kayaknya itu tanda kalian ngga jodoh deh. Semacam pertanda itu loh" jawab bu penjual.

"Ah, mana ada semacam itu bu. Namanya nasib kan kita nda tau. Cuma pas kebetulan aja itu" jawab bu Tere.

"Ya, tapi kadang alam juga memperingati kita loh" jawab bu penjual lagi.

"Ah, saya nda percaya itu. Malah kalau firasat saya ada oknum yang sengaja membakar" jawab bu Tere kesal.

"Udah dulu ya bu, saya titip risol ini seperti biasa 40 risol." jawab bu Tere cepat-cepat pergi.

Dari jauh dia masih bisa mendengar para ibu-ibu yang percaya tahayul itu berbisik-bisik.

"Anak itu ngga jelas asal usulnya juga." ujar salah satu ibu.

"Eh, katanya ibunya hamil duluan. Jadi ngga mau anak itu" jawab ibu yang lain.

"Harusnya nda usah ambil anak, ngapain ambil anak orang, ngerepotin hidup aja" jawab bu penjual kue.

Bu Tere hanya mempercepat langkah nya untuk bergegas sampai ke rumah. Die berusaha menutup telinga dari semua perkataan orang. Bukan cuma orang luar, mertuanya juga sempat mengeluarkan perkataan yang sama.

Bu Tere sempat goyah juga, "Apakah aku sudah salah langkah? Apakah benar seharusnya aku tidak mengambil anak ini?" pikir bu Tere sepanjang perjalanan pulang.

Sesampainya di rumah dia melihat Nita yang tertawa bahagia bermain dengan Joni dan Doni membuat dia menepis pikiran buruk itu.

"Selama mereka baik-baik saja dan bersaudara dengan baik, aku tidak mau memikirkan perkataan orang lain" ujar bu Tere lagi.

"Anak-anak, ibu mau ke rumah tante Mita, tolong jagakan Nita dulu ya, ibu tidak lama kok.", ujar bu Tere kepada kedua anaknya dan disambut dengan angggukan kepala mereka.

Anak-anak tidak sekolah, karena kebetulan sedang libur sekolah. Kalau tidak, bu Tere juga bingung mengadakan seragam sekolah mereka. Masih ada 1 minggu lagi sebelum sekolah dimulai, dia akan mencari cara agar anak-anak nya memiliki seragam sekolah lagi.

Sembari memikirkan jalan keluar bu Tere sudah sampai di rumah Mita dan mencari Mita.

Setelah meminta Mita untuk datang membantu ke rumah bu Yuli mertua bu Tere, mereka segera kembali ke rumah bu Yuli.

1
gaby
Badai besar apakah itu??? Apakah konfliknya berat ka??? Karena bny kejadian perselingkuhan ayah tiri & anak perempuannya. Atau anak tiri di perkosa ayah tirinya.
gaby
Aq baru gabung ka, kayanya sih bagus. Mudah2an selalu bagus sampe ending. Upnya yg rajin ka & yg paling penting jgn hiatus d tengah jalan. Mau rating atau jumlah like ga memenuhi ekspektasi, yg namanya sudah memulai, maka harus di akhiri pula. Jgn putus d tengah jalan, ksian kami para reader setia yg kecewa
OSM: Terimakasih. Akan diusahakan tetap jalan terus karyanya. karena saya sendiri suka membaca juga.
total 1 replies
Renji Abarai
Ceritanya seru banget sampai aku lembur nge-baca, hehehe. 👍
OSM: Terimakasih kak🙏🏻😊
total 1 replies
Shoot2Kill
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
OSM: Terimakasih atas komennya yang pertama. Baru kali ini saya coba2 buat novel
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!