NovelToon NovelToon
Kerudung Yang Tersimpan

Kerudung Yang Tersimpan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cty S'lalu Ctya

Merasa patah hati di kalah ingin meminang wanita yang selama ini dia kagumi ternyata sudah menikah hal itu menjadikan Syamil memilih ke suatu tempat untuk pelarian cinta nya, dia pun memutuskan tidak akan jatuh cinta lagi. Tapi takdir berkata lain disaat dia bertemu dengan gadis malam yang membuat Syamil tertarik yaitu Syakilah. Tanpa disadari kedekatan mereka telah menumbuhkan rasa cinta Syamil kembali, tapi banyak sekali kendala yang menyeret kisah cinta mereka juga jarak yang harus memisahkan mereka ketika Syamil di tuntut untuk meneruskan usaha ayahya. Sebuah kerudung telah di berikan Syamil untuk Syakilah sebelum perpisahan mereka.
"Pakailah jika kau sudah yakin dengan keputusan mu!" pesan Syamil.
"Kerudung ini akan aku simpan, seperti cintaku padamu" lirih sendu.
Syakilah selalu mengharap suatu saat Syamil datang dan memakaikan kerudung itu untuknya. Tapi apakah semua itu bisa terjadi?
Adakah cinta tanpa batas untuk seorang wanita malam seperti Syakilah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nama yang Indah

Pagi ini Syakilah di antar oleh Brenda pulang ke apartemen nya sekalian Brenda akan pergi ke salon, hal rutin yang harus di lakukan Brenda dalam 2 kali seminggu, itu sebuah kewajiban bagi wanita seperti Brenda menjaga body dan penampilan nya, karena bagaimana tubuh adalah aset berharganya. Sebenarnya Brenda membujuk Syakilah ikut ke salon tapi Syakilah selalu menolak. Karena bagi Syakilah semua bagian dari hidupnya tak lebih dari sampah.

"Yakin, kamu gak mau mampir?" tanya Syakilah pada Brenda ketika mobil Brenda berhenti di depan apartemen.

"Kalau ada waktu aku pasti main kok" jawab Brenda.

"Ok, sampai jumpa" kata Syakilah seraya turun dari mobil. Brenda menurunkan kaca mobilnya lalu melambai sebelum dia menjalankan mobil nya. Syakilah membalas lambaian tersebut. Lalu dia berbalik hendak masuk ke dalam.

"Kakak cantik" panggil seorang bocah tersenyum di depan Syakilah. Syakilah menatap bocah itu lalu seulas senyum terbit di bibir nya.

"Hai, anak tampan.." sambut Syakilah mengulas senyum pada bocah itu seraya duduk. Tanpa Syakilah sadari di samping anak itu ada pria yang memperhatikan mereka berdua.

"Mau kemana?" tanya Syakilah pada bocah itu.

"Arkan mau main ke taman kak, kakak mau ikut?" tawar Arkan pada Syakilah. Syakilah nampak menimang bertemu bocah ini membuat nya bisa terhibur.

"Boleh" jawab Syakilah dengan mengangguk.

"Hore,, kita bisa bermain bertiga, ada kakak cantik, kak Syamil dan aku.." kata girang Arkan. Mendengar penuturan Arkan membuat Syakilah mendongak ke atas dan benar saja tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata Syamil, tapi Syamil lebih memutuskan terlebih dahulu. Syakilah berdiri tapi tangan nya langsung di tarik Arkan untuk bermain. Akhirnya Syakilah pun megikuti langkah Arkan dan Arkan juga menggandeng tangan Syamil. Mereka bertiga pun berjalan bergandengan, dimana Arkan berada di tengah-tengah. Arkan bercerita ria pada Syakilah. Mereka tampak akrab sedangkan Syamil hanya memperhatikan Arkan dan Syakilah yang begitu akrab, Arkan mengajak Syakilah bermain ayunan. Setelah puas bermain mereka menghampiri Syamil yang duduk di bangku taman.

"Capek?" tanya Syamil pada Arkan yang duduk di sampingnya.

"Haus" jawab polos Arkan.

"Ok, kakak beliin minum dulu" timpal Syamil beranjak. Sedangkan Syakilah berdiri di samping Arkan. Syamil beranjak untuk membeli minuman di mini market.

"Kakak cantik, duduk sini!" seru Arkan. Syakilah pun duduk di samping Arkan.

"Tadi itu, Abang Arkan?"tanya Syakilah.

"Hem,, namanya kak Syamil" balas Arkan.

"Tapi kak Syamil tidak tinggal disini, rumah nya di Turki" lanjut Arkan. Syakilah mengernyit mendengar penuturan Arkan. Ingin sekali Syakilah bertanya tapi Syamil sudah kembali membawa 2 botol minuman di tangan nya.

"Ini!" Syamil menyerahkan 1 botol air pada Arkan.

"Syukran" kata Arkan menerima pemberian Syamil, gegas Arkan membuka tutup botol itu lalu meminumnya. Syamil mengelus pucuk kepala Arkan dengan gemas. Lalu dia beralih pada Syakilah.

"Ini untuk mu!" Syamil menyodorkan botol yang satu pada Syakilah. Syakilah sempat terhenyak, sekali lagi Syamil menyodorkan minuman pada Syakilah.

"Terima kasih" Syakilah mengambil minuman itu dari tangan Syamil.

"Maaf, tadi aku lupa tidak bertanya dulu pada mu!" ucap Syamil.

"Thanks, maaf sudah repotin kamu!" balas Syakilah.

"Fine"

"Kak Syamil duduklah!" seru Arkan yang bergeser sedikit memberikan Syamil ruang untuk duduk.

"Terima kasih boy" Syamil duduk di samping Arkan. Jika dilihat orang mungkin mereka layaknya keluarga di mana Arkan berada di tengah-tengah.

"Arkan.." panggil suara lantang seorang bocah perempuan dari arah taman bermain. Seketika mereka bertiga melihat ke sumber suara, dan benar saja ada anak perempuan seusia Arkan berlari ke arah mereka bertiga duduk.

"Erna"

"Hai, kamu juga disini, ayo kita main di bersama" ajak teman Arkan. Arkan melihat ke arah Syamil dan Syakilah bergantian seolah meminta persetujuan. Syamil mengangguk seolah mengerti apa yang di inginkan anak itu.

"Bermainlah, tapi hati-hati" pesan Syamil. Arkan mengangguk dengan tersenyum lebar.

"Ok, ayo!" ajak Arkan pada Erna.

"Kakak kita main dulu ya!" pamit nya pada Syakilah. Syakilah mengangguk. Kedua bocah itu langsung berlari menuju taman bermain.

Mata Syamil tak lenggang untuk mengawasi Arkan yang sedang bermain. Hening sejenak, sehingga Syakilah yang lebih dulu membuka obrolan di antara mereka.

"Kamu yang menemukan KTP itu kan?"

"Hem,," jawab Syamil masih mengarah pada Arkan.

"Terima kasih dan maaf" kata Syakilah.

"Maaf untuk apa?" tanya Syamil.

"Maaf karena menabrak mu dan-"

"Sudahlah, jangan di pikirkan" sela Syamil. Syakilah mengangguk. Syakilah menatap ke depan dia tidak tahu harus berkata apa lagi jadi dia hanya diam. Tapi kali ini Syamil yang bertanya pada nya.

"Apa waktu itu kamu berfikir aku ini orang jahat?" tanya datar Syamil. Syakilah menatap Syamil dengan perasaan bersalah, bagaimana pun dia memang takut jika ada mata-mata musuh dari ibu nya.

"Itu wajar, karena di dunia ini kita harus waspada, bukan begitu?" lanjut Syamil yang melihat terdiam nya Syakilah.

"Maaf" lirih Syakilah.

"Sudahlah jangan selalu minta maaf, karena tak ada yang perlu di maafkan" timpal Syamil.

"Thanks, kamu Abang nya Arkan? kalian mirip" ujar Syakilah.

"Hem,, kakak sepupu tepatnya" jawab Syamil. Syakilah menganggu paham.

'Pantesan tadi Arkan bilang ni orang tinggal di Turki' guman dalam hati Syakilah.

"Syakilah Dwi Naomi" kata Syamil membuat netra Syakilah mengarah pada pria muda itu.

"Nama yang indah" lanjut Syamil. Syakilah tersenyum kecut, dia kembali mengarah ke depan dimana anak-anak bermain.

"Tapi bagiku nama itu terlalu indah untuk ku" guman Syakilah.

"Nama adalah sebuah cerminan dari doa, kenapa kamu beranggapan begitu?"

"Karena hidup ku terlalu rumit" jawab dalam batin Syakilah. Syakilah hanya mengendikan bahu.

"Ok, lupakan lah!" lanjut Syamil seraya masih mentap ke arah Arkan yang sedang bermain bersama teman-teman nya.

"Lalu siapa nama mu?" tanya Syakilah pada Syamil. Syamil melihat ke samping dimana ada Syakilah yang duduk di sampingnya meski agak jauh.

"Bukan nya tadi Arkan sudah memberi tahu" timpal Syamil. Syakilah terkekeh seraya menggeleng.

"Arkan tidak memberi tahu ku secara langsung tapi lebih baik nya bukan nya bertanya pada mu?"

"Syamil"

"Woy, Syamil yang berarti menyeluruh"

"Ya, anggap saja seperti itu lah" timpal Syamil seraya terkekeh, Arkan pun kembali bersama mereka karena sudah capek dan teman-teman nya pun sudah pada kembali di panggil orang tuanya.

"Sudah siang sebaiknya kita kembali saja dulu, kamu juga sepertinya capek" ujar Syakilah membelai lembut kepala Arkan.

"Hem,, kakak bener, apa boleh kapan-kapan main bersama lagi?" tanya Arkan pada Syakilah.

"Boleh. Tapi saat hari libur sekolah Arkan"

"Ok, kakak tinggal di unit mana?" tanya Arkan penasaran. Syakilah pun memberi tahu unitnya dan ternyata mereka tetanggaan.

"Kalau begitu Arkan boleh kan main ke rumah kakak?" tanya antusias Arkan seraya berharap agar Syakilah memperbolehkan

"Boleh" balas Syakilah, saking senangnyanarkan sampai jimprak-jimprak kegirangan.

1
Lita
baca ah...
Lia siti marlia
masih nyimak
Adiba Shakila Atmarini
kisahx menarik..lnjut up thor..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!