Kisah cinta antara Kharisma dan Soni putus karena orang ketiga yang tak lain adalah kakak Kharisma sendiri yang membuat hubungan Kharis dan Soni putus.
Setelah putus dari Soni.
Raihan mendekati Kharis hanya untuk mendapatkan Karina yang tak lain kakak keponakan Kharis sendiri.
Kharis yang kecewa dan patah hati memilih pergi dari kehidupan semua orang, kesedihan Kharis tak hanya tentang percintaan tapi dia juga di diagnosa kanker otak. Tak ada yang tau tentang penyakit hanya dia dan dokter nya saja.
Kharis memilih pergi menjauh dari semua orang. Hingga dia di pertemuan bertemu kembali dengan sang mantan yang memang masih belum bisa melupakan cinta pertama nya.
Soni pergi karena kecewa saat tau orang yang dia cintai sudah mengkhianati nya dan lebih percaya dengan semua ucapan kakak Kharis dari pada ucapan Kharis.
Akan kah benih cinta itu tumbuh kembali. Atau mereka berdua bagaikan orang asing yang tak saling mengenal.
yuk baca kisah nya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Apa yang terjadi! Bagaimana kamu bisa tau jika Kharis pergi dari rumah." tanya Haris.
Puji memberikan selembar kertas yang dia temukan di atas kasur Kharis. Haris membacanya begitu juga dengan sang istri dia pun ikut membaca surat tersebut, Danu yang melihat sang ibu menangis mendekat dan mengambil surat tersebut.
"Jika dia tak bersalah kenapa dia diam saja selama ini? Kenapa dia menerima semua tuduhan yang ada di foto yang di temukan Karin?" Tanya Danu.
Puji yang mendengar ucapan Danu adik iparnya kesal, seolah semua salah Kharis yang hanya diam saja.
"Karena dia lelah untuk menjelaskan kesemua orang dan membiarkan saja hinaan orang terhadap dirinya dan kamu yang terlalu percaya dan membenci dia. kalian gak tau apa yang di alami gadis itu selama satu tahun ini." kesal Puji.
Semua mengerutkan dahi mendengar ucapan Puji, memang semua orang tak ada yang tau apa yang terjadi dengan Kharis. Karena dia selalu menyembunyikan rasa sakitnya, agar tak ada yang menatap nya dengan tatapan iba.
Puji seorang dokter dia bekerja sebagai dokter kanker dia rumah sakit yang di bangun oleh keluarga Wijaya. Puji tak sengaja bertemu melihat Kharis masuk keruangan dokter spesialis kanker di rumah sakit tempat sahabat nya bekerja, Kharis sengaja berobat di rumah sakit lain agar tak ada yang tau tentang yang terjadi dengan dirinya. Saat Kharis sudah pergi dari ruangan dokter Firman, Puji yang penasaran mencari tau dan hal yang mengejutkan membuat nya sedih.
Selama satu tahun Kharis di rawat oleh Puji, sayang nya Kharis tak ingin melakukan operasi demi kesembuhan dengan alasan dia masih sibuk. Kharis hanya meminum obat saja untuk memperlambat penyebaran kanker.
Kharis sudah meminta Puji bersumpah untuk tidak menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya. Makanya tak ada yang tau apa yang terjadi dengan dirinya.
"Mas kita cari Kharis! Mungkin dia masih ada di sekitar sini, kita cari ke butik nya Sintia pasti tau di mana Kharis berada." pinta puji ke sang suami Damar.
"Ayo kita lihat dia di butik! mah pah Damar cari Kharis dulu." ucap Damar.
Karin yang mendengar jika Kharis pergi dari rumah merasa senang, tapi dia juga kesal saat melihat kakak iparnya ingin mencari Kharis. dia hanya diam saja tak ingin orang curiga jika dia tak menyukai Kharis sejak dulu
Erika istri Danu yang mendengar jika Kharis pergi langsung membujuk suaminya untuk ikut mencari Kharis.
"Mas kenapa kita juga gak pergi mencari Kharis kasihan dia sendirian di luar sana." ucap Erika.
"Untuk apa dia pasti ada di butik nya Erika jadi gak perlu repot- repot untuk mencari dia, jika dia lapar dia pasti pulang." jawab Danu yang berjalan mengambil tas nya untuk pergi kekantor.
Erika hanya bisa diam dia tak bisa berbuat apa pun jika melihat sikap suami nya, dia pun pamit untuk pergi kekampus sebagai dosen di sana.
Haris mulai berpikir kemana Kharis pergi dia menghubungi kampung halaman keluarga ibunya Kharis berharap Kharis kembali kerumah keluarga ibunya, tapi sia - sia mereka tak pernah mendengar kabar tentang Kharis.
"Kemana anak itu pergi? batin Haris yang mencemaskan keadaan Kharis.
Di tempat Kharis setalah dia lulus seleksi dan semua tes dia mulai bersiap untuk pergi bersama dengan rombongan yang lain menuju ke pakistan, Perjalanan yang menempuh waktu berjam - jam lama nya. Saat Kharis mengecek tas nya dia melupakan memasukkan semua obat nya.
"Astaga saya lupa bawa obat, semoga semua baik - baik saja. hidup mati di tangan Tuhan kenapa saya harus takut, toh semua orang ingin saya m4**t1" ucap Kharis dengan tersenyum miris.
Kharis memang selalu abai dengan penyakitnya, karena baru stadium awal itu lah dia hanya mengkonsumsi obat saja. Mereka semua naik pesawat yang sudah di sediakan oleh pemerintah.
Kharis duduk dengan menatap keluar jendela ingatan nya kembali pada saat dia putus dengan Soni. Tatapan kebencian dan kecewa Soni terlihat jelas hingga Soni pernah berkata.
"Pergilah yang jauh Kharis dari hidup saya! Saya tak ingin melihat lagi wajah sok polos dan lugu kamu, Saya harap jika saya harus bertemu kamu kembali kamu dalam keadaan mengenaskan itu akan membuat saya bahagia atas pengkhianatan kamu." ucap Soni saat dia dalam keadaan kecewa saat itu.
Kharis selalu mengingat semua nya dia tersenyum sendiri saat ucapan Soni jadi kenyataan.
"Terima kasih atas doa mu yang buruk untuk ku son. saya juga berharap tidak bertemu kamu kembali, dari pada kita bertemu membuat kita terluka lebih baik saya m4**t1 perlahan." ucap Kharis dalam hati dengan menatap keluar jendela.
Air mata nya menetes saat semua orang membencinya. hingga lamunan buyar saat mendengar suara seseorang.
"Hai kamu sendirian?" Tanya teman satu bangku dengan Kharis saat di pesawat.
"Iya." jawab Kharis singkat dengan menghapus sedikit air matanya.
"Kamu nangis?" tanya nya.
"Tidak hanya sedikit berdebu jadi kelilipan?"
"Oh...! Kirain kamu nangis? Kamu bagian apa di sana?" Tanya Anindya.
"Oh saya hanya bagian dapur, mau ikut bagian medis saya hanya bisa membalut luka jadi kalau di butuh kan saja saya gabung tapi fokus saya bagian dapur hehe." jawab Kharis dengan tersenyum.
"Sama dong kenal kan nama saya Anindya! kamu? tanya nya.
"Saya Kharisma." ucap Kharis yang hanya menggunakan nama nya saja dia tak ingin menggabungkan nama keluarga ayah nya Adi Wijaya.
perlahan pesawat mulai lepas landas setelah semua orang masuk kedalam pesawat dengan tujuan pakistan.
Sedangkan di butik Sintia merasa heran saat tak melihat kedatangan Kharis, Dia mencoba menghubungi Kharis tapi ponsel nya tak bisa di hubungi.
"Tumben Kharis belum datang." batin Sintia.
Saat dia sedang merapikan semua perlengkapan dekor yang habis di pakai untuk pesta pertunangan Karin semalam dia di kejutkan oleh kedatangan kedua orang kakak ipar Karin, Puji dan Damar.
"Sintia apa Kharis ada di sini?" Tanya Damar.
Sintia langsung mengerutkan dahi saat mendengar ucapan kakak nya Kharis, Damar.
"Lah harus nya saya yang tanya bang, kenapa Kharis gak datang ke butik?" tanya Sintia
Damar menatap Puji yang melihat sekeliling tempat hingga ruangan pribadi Kharis terdiam saat dia tak melihat keberadaan Kharis di ruangan nya
"Kamu jangan bohong Sin! Kharis gak ada di rumah dia pergi saya yakin kamu pasti tau kemana Kharis pergi." ucap Puji.
"Kak Puji jika saya tau mana mungkin saya dan yang lain menunggu Kharis! Saya sendiri sedang menunggu nya, tadi saya mencoba menghubungi ponsel Kharis tapi ponsel nya gak aktif." Jawab Sintia yang tak ingin di tuduh sedang berbohong.
Mereka. berdua terdiam setelah tau jika Sintia saja tak tahu kemana Kharis pergi, apalagi mereka yang keluarga nya yang sempat sangat membenci Kharis karena tuduhan tak benar dari foto di temukan oleh Karin.
Tapi tetep salah kalo ngajakin Kharis nikah lari, mending berjuang dapetin restu orang tua dulu Son