NovelToon NovelToon
Tahanan Ranjang Sang Mafia

Tahanan Ranjang Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Cinta Paksa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:39.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: Newbee

Dikhianati oleh ibu tiri dan saudara tirinya, Daisy yang baik hati menjadi tawanan di tempat tidur pemimpin mafia terbesar.
Benjove Haghwer, memiliki tinggi badan 190cm, dengan tubuh yang ideal dan wajah yang sempurna... Di balik penampilannya yang mempesona adalah iblis berhati dingin.
Daisy melarikan diri, Benjove terus mengejarnya.
Bagaikan kucing dan tikus, Benjove menikmati permainan ini, tapi tanpa disadari, dia sendiri jatuh cinta!
Akankah malaikat yang baik hati dan cantik ini bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 3

"TLING!" Suara bel pintu cafe berbunyi pertanda jika ada pelanggan yang masuk.

"Selamat datang." Sapa Daisy.

"Americano 1." Kata pria itu.

"Baik, Americano 1. Maaf Tuan, apakah anda mau tambahan lain seperti dessert tuan? Kami memiliki aneka macam dessert untuk menemani americano anda agar lebih manis." Kata Daisy lagi dengan ramah dan sibuk mengetik di mesin kasir.

Pria itu menatap Daisy, gadis cantik dengan rambut di kucir kuda memakai seragam cafe, dan terlihat feminim.

"Boleh. Pilihkan yang paling manis." Kata Pria itu.

"Baik Tuan, saya akan mengantar pesanan anda, mohon tunggu sebentar Tuan." Kemudian Daisy melihat pelangan itu dengan tersenyum.

"TLING!" Bel pintu kembali berbunyi.

"Selamat datang..." Sapa Daisy.

"Tuan Dereck anda harus kembali, Tuan Benjove Haghwer sebentar lagi akan melakukan Zoom meeting ( meeting online melalui perangkat laptop / sistem ruang ) dengan anda membahas proyek hotel nya yang akan di bangun di Kota S." Seorang wanita cantik dengan pakaian kerja datang.

"Aku menunggu Americano milikku, dan Dessert nya." Kata Dereck.

"Akan saya bawakan Tuan."

Dereck melirik Daisy yang masih sibuk meracik pesanan. Dalam hati, ia memiliki percikan-percikan perasaan melihat bagaimana cantiknya seorang gadis yang baru ia temukan.

Dalam perjalanan hidupnya sampai sekarang, hingga ia ada di berbagai negara, baru kali ini Dereck menjumpai gadis energik yang cantik dan sangat murni.

Kulit Daisy yang bening dan putih mulus, dengan leher jenjang yang terekspose membuat Dereck beberapa kali melirik pada Daisy.

Tubuh ramping Daisy, wajah polos, lugu nan cantik adalah perpaduan yang sempurna.

Meski Daisy tanpa riasan, namun Dereck mengagumi kecantikannya.

"Baiklah. Kau bawa ke hotel Casey." Kata Dereck.

Kemudian Dereck pergi meninggalkan Cafe.

Setelah beberapa saat kemudian Daisy selesai menyiapkan pesanannya.

"Saya yang akan membawanya, tadi adalah atasan saya." Kata Casey.

"Aaah... Baik. Terimakasih." Kata Daisy ramah.

"Tapi, Dessert ini apakah pesanannya juga?"

"Ya, sudah di bayar." Kata Daisy.

"Aneh, biasanya Tuan Dereck tidak suka makanan yang manis." Kata Casey sembari berlalu pergi dan keluar dari cafe dengan wajah bertanya-tanya.

Waktu berjalan dengan cepat, seharian ini cafe cukup sepi. Biasanya Cafe akan ramai oleh para pekerja kantoran atau para pelajar, namun hari ini mungkin beberapa orang sibuk dengan pekerjaan mereka dan para pelajar sedang sibuk mempersiapkan ujian.

Daisy sudah berkemas akan pulang dan Brian menepuk bahunya.

"Mau ku antar?" Tanya Brian.

Daisy menggelengkan kepalanya dengan sangat yakin dan tersenyum.

"Aku kecewa sekali, kau selalu menolakku."

"Aku tidak mau Ansella terus-terusan salah paham padaku."

Brian mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Baiklah. Hati-hati ya." Kata Brian.

Daisy mengangguk.

Ketika Daisy sudah masuk ke dalam bus, ponsel Brian bergetar, pria itu melihat siapa yang menghubunginya dan mimik wajahnya berubah menjadi terlihat kesal.

"Ya. Dimana?" Tanya Brian.

"Okey, aku kesana." Kata Brian.

Kemudian Brian memakai helm fullface nya dan mulai mengendarai motor sport nya ke tempat si penelpon berada.

Tak butuh waktu lama, akhirnya Brian sampai di sebuah bar yang cukup terkenal.

Brian masuk dan mencari-cari orang yang sudah menunggunya, setelah melihat targetnya Brian mendekatinya dan mengetuk meja kaca bar dengan menggunakan jarinya.

"Briiiannnn.... Aku tahu kau akan datang." Kata Ansella tersenyum.

Kemudian Ansella menuangkan bir ke dalam gelas dan menyodorkan nya pada Brian, kemudian menepuk tempat duduk di sebelahnya, memberikan kode agar Brian duduk di sampingnya.

"Aku datang bukan untuk minum." Kata Brian.

Ansella membuat mimik wajah bertanya.

"Aku katakan padamu, jangan pernah sakiti Daisy lagi, dia tidak pernah bersalah atas penolakanku padamu. Aku sudah katakan padamu berulang kali bahwa aku tidak pernah tertarik padamu dan jangan pernah lagi melimpahkan semua pada Daisy. Jangan melibatkan Daisy lagi tentang perasaanmu yang ku tolak." Brian menatap dengan nanar pada Ansella yang terkejut pria itu memberondongnya tanpa aba-aba.

Ansella menelan ludahnya, air matanya mengalir dan ia menghapusnya dengan cepat.

"Okey... Aku mengerti, tapi... Kenapa harus Daisy." Kata Ansella.

"Kenapa harus Daisy? Aku juga tidak tahu, tapi hati ku tetap hanya Daisy." Kata Brian.

Ansella menahan air matanya agar tidak benar-benar membanjiri pipinya, kemudian dia meminum bir nya dengan rakus dan meletakkan gelasnya dengan membantingnya.

"BRAKK!!!"

"Aku anggap kau sudah mengerti, dan jangan pernah lagi mengganggu Daisy!" Kata Brian kemudian ia pergi meninggalkan Ansella yang menggeram marah.

Ansella yang duduk sendirian kemudian meremas gelasnya.

"Kau salah Brian, semakin kau melindungi Ansella semakin aku akan menyiksanya, bahkan jika perlu aku akan membunuhnya. Jika aku tidak bisa mendapatkanmu, Daisy juga tidak bisa mendapatkanmu." Kata Ansella.

Hingga akhirnya, tengah malam Ansella baru pulang ke rumah dengan keadaan mabuk berat, dia terus-terusan memaki dan menghina Daisy, keadaannya benar-benar kacau.

"Daisy keparat!"

"Daisy bodoh!"

"Daisy... Daisy... Daisy.... Aku muak dengan nama itu!!!"

"Lihat saja saat aku pulang kau akan ku habisi!"

"BRRAAKKK!!!" Ansella membanting pintu dan berjalan sempoyongan menuju kamar Daisy.

"BRRAAKKK!!!" Pintu yang di buka secara kasar menimbulkan suara keras dan membuat Daisy terkejut, ia baru saja terlelap.

"Kau kenapa." Kata Daisy.

"Brengsekkk!!!" Teriak Ansella dan menggeram langsung berlari dan melompat ke atas ranjang Daisy.

Ansella mencekik Daisy dengan sangat kuat.

"An... An... Anselll...." Daisy tidak dapat mengatakan sesuatu, dia tidak bisa berteriak untuk meminta tolong.

"Mati!!!"

"Matiilah kauuu Daisy!!!"

Ansella berteriak-teriak dan mencekik Daisy hingga sekuat tenaganya.

Merasa ada kegaduhan, Samantha pun bangun dan memeriksa. Samantha yang melihat Ansella sedang mencekik Daisy langsung melerai anaknya

"Ansella... Ansella... Apa yang kau lakukannn..." Kata Samantha khawatir jika Daisy akan kehilangan nyawanya.

Namun, bagi Samantha bukan khawatir akan kehilangan Daisy, melainkan ia takut Ansella akan di penjara jika Daisy sampai mati.

"Ibuuuu....!!!" Ansella berhenti mencekik Daisy dan memeluk ibunya.

"Uhukkk!!! Uhuuukkk!!! Uhuukkk!!!" Daisy memegangi lehernya dan terbatuk batuk, ia mengambil nafas panjang-panjang dan dalam hingga berbunyi.

"Ibuuuu... Brian menolakku lagi.... Katanya dia membenciku karena aku selalu kasar pada Daisy, pasti Daisy yang mengadu pada Brian, dan sekarang Brian membencikuu buuu.... Aku sangat marah... Kau tau kan Buuu... Aku sangat mencintai Brian dari pertama kali melihatnya di sekolah...." Ansella menangis dan merengek di pelukan ibunya.

Kemudian Samantha melihat Daisy dengan tatapan iblis.

"Kau... Kau... Selalu saja membuat onar ya!! Kau selalu saja membuat Ansella di benci oleh orang-oarag!! Kau selalu merasa lemah agar semua orang mengasihi mu kaannn!!! Kau tidak tahu rasanya berjuang merawat anak yang tidak lahir dari rahimku kan!!! Kau seharusnya sadar diri Daisy!!! Siapa yang telah memberikanmu makan dan membesarkanmu!!" Samantha mendelik pada Daisy.

"Aku juga tidak hanya makan dan tidur seperti babii! Laundry masih berjalan karena aku yang mengerjakan nya dan uangnya masuk ke dalam kantongmu." Kata Daisy.

"Apa kau bilang!!? Ansella pergilah ke kamar, biarkan ibu yang memberikan pelajaran berharga pada anak tidak tahu diri ini!" Kata Samantha.

"Baik ibu..." Ansella kemudian pergi meninggalkan kamar Daisy.

Sedangkan Samantha mengambil sapu lidinya dari ruangan tengah dan membawanya ke kamar Daisy.

bersambung

1
Via Dwi
Gia konyol /Angry/
Via Dwi
Carlos jamgan gegabah
Via Dwi
klu aku sih yakin, klu Ben msh hidup,krn cinta ku padamu Ben/Grin/
Via Dwi
tegang, jangan mati ya Ben nanti saya patah hati/Facepalm/
Via Dwi
ga ngajak² klu mau ke pulaw
Via Dwi
ci daisy kelmaan di anggurin/Scowl/
Via Dwi
kecanduan ciuman Casey,,ikutqn dong/Grin/
Via Dwi
kasih pelajaran aja buat Ben,Deaisy/Grin/
Via Dwi
kamu akan menyesal ben,,/Frown/
Via Dwi
bikin naik darah dua² y
Hervy Tatiana Alyati
sumpah emosi bngt sm Daisy 😭
Kim hanna810
thor ini novel
kena plagiat
cek aja di kumpulan cerpen cerbung
aku gregetan soalny
Bunda Rose
kejam...
indi tresna
Luar biasa
Via Dwi
bisa longgar dah/Grin/
Via Dwi
siltan mah bebas/Drool/
Su tardi
Kecewa
Su tardi
Buruk
lily
btw traver gk mau ngasih kisi2 gtu gmna caranya dapat info yg super duper sat set sat set sampe info terdalam sanking dalamnya hampir sama kaya palung laut 🤭
lily
Daisy gk ada keinginan buat jadi tangguh gtu misal latian menembak atau apalah Secra dia hidup di negara penuh dengan orang2 mafia setidaknya dia harus kuat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!