Kau Selingkuhi Aku, Ku Ambil Bapakmu!

Bayangan Andara tentang Betari yang akan merana setelah melihat isi file dalam flashdisk itu ternyata hanya sebatas angan-angan. Ia membayangkan malam Betari yang penuh sesal, tangis yang diam-diam menetes di dalam kamar, atau barangkali ketakutan yang membuat Betari tak sanggup menatap pagi.

Namun, semua itu buyar begitu saja. Pagi ini, Betari justru hendak pergi ke kantor dengan wajah sumringah, bahkan lebih cerah dari hari-hari biasanya. Tidak ada gurat kaget, tidak ada raut kesal. Seakan file yang semalam ia buka bukanlah sesuatu yang mengguncang, melainkan hanya angin lalu yang tak patut dihiraukan.

Ah, mungkin dia belum lihat. Aku harus pancing dia biar bisa lihat video itu. Gumam Andara ketika melihat cerahnya wajah Betari. Ada desir tak nyaman di dadanya, tapi ia menepisnya dengan cepat. Fokus. Rencana harus berjalan.

Andara tahu, kunci untuk membuka celah adalah emosi. Dan tak ada yang lebih mampu mengguncang perasaan daripada kenangan yang dikemas manis.

File yang disisipkan Andara di dalam flashdisk adalah berupa video. Video tersebut merupakan video preweddingnya bersama Nando, dibuat seperti trailer film romantis, lengkap dengan alur perjalanan cinta mereka dari awal bertemu hingga detik-detik menikah, dibalut dengan sinematografi yang lembut dan narasi puitis.

Ia menyelipkannya dengan harapan Betari akan menontonnya. Dan saat itu terjadi, Betari akan kesakitan. Nyeri yang parah di bagian batin. Dengan menikahnya Betari dan Melvis, andara menyimpulkan kalau Betari begitu sakit hati sampai-sampai dia mau balas dendam dengan menikahi bapaknya sang mantan.

Menurut Andara, tidak mungkin Betari menikahi Melvis hanya karena cinta setelah semua yang telah terjadi. Ia menyimpulkan dengan sinis, bahwa luka Betari begitu dalam hingga ia merasa yang bisa membuatnya menang adalah dengan menikahi ayah dari mantannya sendiri. Sebentuk balas dendam yang begitu elegan.

Dengan nada manja yang sengaja dibuat terdengar kikuk, ia menyapa.

"Be... eh, maaf, maksudku Mama mertua." Ada geli yang nyangkut di tenggorokannya ketika berucap demikian. Begitu pun dengan Betari, ada geli yang merayap di telinganya.

"Kayaknya kemarin aku sempat salah copy deh. Terus aku juga lupa hapus file itu dari flashdisk kamu. Takutnya malah bikin penuh memorinya."

Betari menyipitkan mata, ekspresinya sedikit bingung.

"File yang mana ya?"

Nah, akhirnya nanya juga. Berarti Betari belum lihat. Andara membatin sambil mengangguk pelan, merasa sedikit lega.

"Yang itu lho... video yang covernya mirip-mirip trailer film. Ada efek dramanya segala."

"Oh! Yang itu toh!" serunya. Betari tersenyum miring.

Andara mengerutkan kening. Berarti Betari sudah tahu soal video itu. Tapi kenapa dia malah santai begitu?

"Yup, itu. Aku minta tolong dihapus aja ya. Gak enak juga kalau sampai disangka video penting." Kata Andara. Sengaja buat mancing Betari.

"Udah dihapus. Semalam aku nyangka pasti ini ada kesalahan teknis, atau... kesengajaan teknis. Ups!" Betari membekap mulutnya sendiri dengan gerakan manja.

Andara nyaris naik pitam.

"Oh, kalau sampai dihapus berarti sudah tahu isinya sampai habis dong. Gimana-gimana? Bagus kan hasilnya? Kalau kamu mau tahu, itu tuh pertemuan aku sama Nando sampai menimbulkan benih-benih cinta. Disitu tergambar jelas ya, bagaimana tulusnya cinta kami."

"Bagus. Itu videonya clean banget. Vibesnya udah kaya drakor. Transisinya halus, dan komposisi shot-nya juga sinematik. Narasinya juga nggak lebay, tapi... sangat disayangkan ada satu yang kurang." Alih-alih mengomentari isi cerita yang tertuang seperti penjabaran Andara, Betari justru berkomentar tentang kualitas pembuatan film. Tepuk tangan untuk tim pre-wedding yang bersangkutan.

Tapi di ujung komentar Betari, ada yang kurang dan sangat disayangkan. Membuat Andara merasa penasaran.

"Apa tuh yang kurang?"

"Seharusnya di tengah-tengah, sisipkan video yang aku perlihatkan di kafe. Kan katanya perjalanan cingta kalian ya, seharusnya video having sex kalian ada. Lanjut Nando diguyur pakai matcha, tespeck kehamilan, orang tua kamu yang shock, baru deh ke detik-detik nikah." Betari tersenyum lebar. "Bukankah begitu rule-nya, wahai menantu?"

Andara kesal bukan main. Amarahnya nyaris meledak dan dia sekuat tenaga menahan diri. Dia ingin menampar wajah wanita di hadapannya, tapi urung ia lakukan mengingat dia harus menjaga sikap di sini. Dia belum resmi menjadi istri Nando, masih rawan untuk terang-terangan sampai bergelung dengan Betari.

Jadi yang bisa dilakukan Andara adalah, tarik nafas dalam-dalam, lalu buang perlahan. Betari beranjak pergi meninggalkan Andara dengan senyum kemenangan. Andara tidak pernah tahu, ada boom lain menanti, yang sebenarnya berasal dari ulahnya sendiri.

...*****...

Di kantor.

Dulu pas jaman-jamannya Betari putus dengan Nando, cerita itu booming sampai seisi kantor bisik-bisik membicarakan mereka. Dan sekarang sama saja. Sejarah kembali terulang dengan kabar yang berbeda. Trending topik sekarang yaitu Betari dan Nando adalah anak dan ibu. Kabar Betari menikah dengan ayahnya Nando sudah meledak kemana-mana.

Betari sendiri tidak tahu siapa yang memulai. Bisa saja Nando, entah sengaja atau karena lidahnya terlalu ringan. Tapi rasa-rasanya itu tidak mungkin. Nando tidak akan membuat susah dirinya dengan menjadikan dirinya sendiri bahan omongan orang. Atau mungkin saja ada mata iseng yang melihat prosesi pernikahannya dengan Melvis, lalu menyebarkannya seperti penyakit. Tapi Betari tidak peduli. Yang penting dia tetap sehat dan kuat menjalani hari-hari.

Betari duduk di kubikelnya dengan elegan.

Sementara itu, Nando yang lebih dulu sampai ke kantor ketimbang Betari, sedang berkutat serius dengan laptopnya. Wajahnya menegang. Keringat dingin timbul di pelipis laki-laki itu. Sampai akhirnya, dia tak tahan lagi untuk tidak menyuarakan kegelisahannya.

"Sial!"

"Kenapa?!" Tanya salah satu rekan.

"Dokumen penting yang buat meeting hari ini hilang. Padahal tuh worksheet udah gua kunci."

"Coba cari yang benar. Siapa tahu nyelip di folder punya divisi lain. Gua pernah kaya gitu soalnya. Nggak sengaja malah nge-remove. Ada juga yang tahu-tahu malah kepindah."

"Gua nyimpennya di internal PC ini."

"Lah terus gimana dah? Data yang lu kerjain kan krusial banget Nando."

Nando tambah kepusingan temannya ikutan panik. Dia memijit kepalanya yang terasa berdenyut, menjambak sedikit rambutnya yang rapi. Mengerjakan ulang? Rasanya tidak mungkin. Dikebut pun tidak akan selesai dalam waktu tiga puluh menit. Karena meeting dimulai tiga puluh menit kemudian.

Mendengar keributan panik dari divisi Nando, Betari tersenyum dalam hati. Malware yang berasal dari Flashdisk milik Betari rupanya membinasakan dokumen yang sangat penting milik laki-laki itu.

Mau periksa CCTV rumah pun, Betari tetap aman. Toh, dia tidak terekam menyentuh barang-barang milik Nando seujung kuku pun. Justru eksistensi Andara yang terekam disana, sebab dia memindahkan video pre-wedding pakai laptop milik Nando. Secara tak terduga, Andara yang telah menyebabkan kekacauan ini tanpa perempuan itu ketahui.

.

.

.

Bersambung.