Warning ⚠️ ini Novel 🌶️🙈
"Jangan pura-pura, Daniar! Aku tahu kamu masih cinta padaku," ujar Leonard, suaranya bergetar dengan gairah.
"Tolong Mas! Lepaskan aku, ini salah, aku tidak bisa melakukan ini. Aku sudah memiliki anak." Daniar berusaha kabur.
"Aku tidak peduli pada statusmu. Hanya kamu! Hanya kamu wanita yang aku inginkan!"
Cinta lama yang tak terlupakan, gairah yang tak terkendali. Leonard, mantan suaminya, kembali mengisi hidup Daniar. Kenyataannya mereka masih sama-sama saling cinta. Apakah Daniar akan memilih cinta lama atau mempertahankan pernikahan keduanya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Daniar berdiri terpaku di ambang pintu ruang kerja suaminya, matanya terbelalak saat melihat pemandangan yang tak lazim. Leonard, suami yang selama ini selalu ia percayai, sedang memangku wanita lain.
Hati Daniar terasa dihantam ribuan batu, “Apa yang sedang terjadi?” gumam Daniar terbata-bata, lalu berbalik pergi.
Leonard terkejut dengan kehadiran Daniar. Dengan kasar langsung mendorong Calista hingga bokongnya jatuh mencium lantai.
"Aww!!"
Calista terkejut dan merasa sakit ketika bokongnya membentur lantai. Dia memandang Leonard dengan marah.
Leonard langsung berlari keluar dari ruangan untuk mengejar istrinya. "Sayang! Tunggu!" teriak Leonard, tapi Daniar sudah tidak terlihat lagi.
Leonard berhasil mengejar istrinya yang sedang menekan tombol lift. Dia langsung menghampiri Daniar dan memegang lengannya, berusaha untuk menghentikan langkahnya yang mau masuk lift.
"Honey, tunggu! Kamu salah paham!" kata Leonard dengan nada yang panik.
Daniar menatap Leonard dengan penuh rasa kecewa dan marah. Leonard pun bisa melihat air mata Daniar mulai mengalir di pipi, dan itu membuatnya makin merasa sangat bersalah.
"Honey, sungguh percayalah padaku, tadi Calista tidak sengaja jatuh di pangkuanku," kata Leonard, berusaha untuk membuat Daniar mendengarkan.
"Kamu pikir aku bodoh!?" pekiknya terdengar begitu berat, penuh luka.
Leonard mencoba meraih lagi tangan Daniar, namun ia menghindar, menarik tangannya dengan cepat. "Jangan sentuh aku!" teriaknya dengan suara bergetar.
Hati Leonard terasa sakit melihat reaksi Daniar. Dia bisa melihat bahwa istrinya benar-benar terluka dan marah.
"Aku tidak ingin bohongi kamu. Aku hanya ingin menjelaskan apa yang terjadi, tidak seperti apa yang kamu pikirkan, sungguh." bujuk Leonard dengan nada yang lembut.
Leonard melihat kantung makanan yang dibawa Daniar, dan ia langsung bisa menebak bahwa Daniar datang membawakan makan siang untuknya.
"Sayang, terimakasih sudah repot-repot bawakan makan siang untukku, ayo kita makan siang bersama dulu, yang terjadi di ruangan ku bukan seperti yang kamu pikirkan, tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya." bujuk Leonard dengan nada yang lembut.
Daniar masih tidak mau menjawab, tapi tatapannya sudah tidak setajam tadi.
"Sayang, please, percaya sama aku, aku tidak melakukan apa-apa dengan Calista. Dia tidak sengaja terjatuh di pangkuanku." Leonard coba menjelaskan lagi.
Tapi Daniar masih tidak menjawab, dia hanya terus menatap ke depan dengan air mata yang terus mengalir.:
"Sayang, jika kamu masih tidak percaya padaku, aku berjanji besok akan mengakhiri kontrak kerja Calista sebagai sekretarisku," ucap Leonard dengan nada yang tegas dan meyakinkan. "Aku ingin kamu tahu bahwa kamu adalah prioritas utamaku, dan aku tidak ingin ada yang mengganggu hubungan pernikahan kita."
Daniar memandang Leonard dengan mata yang penuh pertanyaan, tapi dia bisa melihat kesungguhan di mata suaminya. Akhirnya ia mulai merasa lebih tenang dan percaya pada Leonard.
"Jangan Leon! Oke aku percaya kamu," kata Daniar sedikit terkejut. "Tapi aku ingin kamu berjanji bahwa kamu akan selalu jujur dan terbuka padaku." pinta Daniar.
Leonard tersenyum dan memeluk Daniar dengan erat. "Aku berjanji, sayang," katanya dengan nada yang penuh rasa syukur. "Aku akan selalu jujur dan terbuka padamu, besok akan ku pasang CCTV di ruangan kerjaku, aku akan melakukan apa pun untuk menjaga hubungan kita."
Hati Daniar menjadi luluh. Dia bisa melihat kesungguhan suaminya, dan akhirnya percaya kalau suaminya dan wanita yang bernama Calista tidak melakukan apapun.
Setelah ketegangan yang terjadi, Leonard dan Daniar makan siang bersama. Mereka duduk di meja makan ruangan pantry, dan Leonard membuka kantung makanan yang dibawa istrinya.
Leonard tersenyum riang saat melihat bekal makan siangnya. "Luar biasa, ini pasti lezat!" ucapnya dengan antusias.
Daniar ikut tersenyum, memandang suaminya dengan mata yang berkilau. "Aku membuat sup krim asparagus, makanan favoritmu," katanya dengan nada yang lembut.
Leonard menyeruput sup nya, matanya terpejam menikmati rasa yang lezat. "Hmm, rasanya enak!" katanya.
Daniar penasaran, "Apakah rasanya sama seperti buatan ibumu?" tanyanya.
Leonard berpikir sejenak sebelum menjawab, "Rasanya sudah lumayan enak, tapi belum mirip dengan masakan ibuku."
Daniar langsung cemberut, "Tuh kan! Gagal!"
Leonard tersenyum untuk meyakinkan istrinya, "Tidak gagal, honey! Aku hanya mengatakan bahwa rasanya belum mirip, tapi sup ini sangat lezat!"
Daniar tersenyum lagi, "Benar?"
Leonard mengangguk dengan cepat, tidak ingin membuat Daniar cemberut lagi. Mereka berdua pun lanjut makan siang, sambil mengobrol seperti saat di rumah.
Setelah makan siang, Leonard membantu Daniar membersihkan meja dan mencuci tempat makan.
Kemudian Leonard memeluk istrinya dari belakang, mendekapnya dengan erat. "Terima kasih, sayang," bisiknya dengan suara yang lembut dan penuh kasih sayang. "Aku sangat beruntung memiliki kamu sebagai istriku."
Daniar tersenyum bahagia dan membalas pelukan Leonard. "Aku juga," ucapnya dengan nada yang sama lembut.
Mereka berdua kemudian berciuman di ruangan pantry yang sepi, tapi tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang sejak tadi mengintip mereka dari balik celah pintu yang sedikit terbuka.
Mata itu milik Calista, yang telah menyaksikan adegan itu dengan perasaan yang campur aduk.
"Aku tidak percaya ini! Selama sebulan, aku sudah mencoba segala cara, agar Leonard tergoda padaku. Tapi kenapa dia begitu sulit untuk ditaklukkan? Berbeda jauh dengan ayahnya, yang begitu mudah terpikat padaku," batin Calista, sambil mengigit jempolnya dengan frustrasi.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**