NovelToon NovelToon
You Are Mine

You Are Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta pada Pandangan Pertama / Identitas Tersembunyi / Menjadi Pengusaha / Pernikahan rahasia
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lunavery

Pertemuan di suatu peristiwa yang cukup menegangkan. membuat sang pria yang ditolong jatuh hati pada penolongnya.
Aland Rey Dewantara menklaim bahwa Sera Swan adalab miliknya.

Hai.. readers..
Karya pertama ku dan pengalaman pertamaku..
Semoga suka ya. mau tes duku nih ombaknya.. hehe

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunavery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 9 : Penangkapan Roy

Sera menuju sebuah kafe dan seseorang yang di telponnya sudah ada dengan senyum manis di wajahnya.

“Sorry mas kalau gue ganggu jam kerja lo.” Ucap Sera yang meminta bantuan Raga.

“Gak papa. Selagi Mas bisa akan mas usahakan.” Jawabnya Senang.

“Lalu apa sudah dapat?”

“Mobil hitam itu memakai plat palsu dan kami sedang menelusurinya melalui cctv di jalan sekitar sana. Karena ini kasus penculikan harusnya ada laporan ke polisi.” Jelas Raga.

“Jessy dia adik dari Dobby salah satu rekan kerja gue di kompi. Takutnya nanti akan semakin melebar masalahnya. Dan Roy ini sudah menjadi target lama.” Jelas Sera singkat.

“Mas tau. Tapi kan ini harusnya melibatkan kepolisian juga Sera. Karena yang diculik warga sipil. Mas gak bisa bantu secara penuh jika tidak ada laporan yang masuk.”

“Untuk sekarang Sera minta akses untuk bisa cek cctv kemana arah mobil itu. Karena Sera belum diizinkan kembali ke markas.” Pinta Sera.

“Baiklah. Tapi Mas minta kamu jangan gegabah seperti kemarin. Jay sudah menceritakannya. Mas harus pergi dulu dan setelah mendapatkan hasilnya akan Mas hubungi kamu.”

Sera mengangguk dan segera pulang ke apartemennya.

*****

Saat akan menaiki lift Sera menangkap sosok Aland yang terlihat raut wajahnya kesal.

Saat ini dipikirannya bagaimana mengembalikan nama baiknya dan bisa kembali bekerja.

“Mana ponsel kamu?” tanya Aland saat Sera seakan mengabaikannya.

Sera mengeluarkannya dan menunjukkan di depan Aland bahwa ponselnya mati total karena kehabisan daya.

“Sebaiknya aku benar benar membelikanmu ponsel baru. Apa yang terjadi? Aku kesana dan menanyakan kepada penjaga di depan bahwa kamu sudah pulang.

Dan kulihat sepertinya temanmu yang kemarin sedang sibuk. Apakah ada misi yang akan dijalankan?” ocehnya kepada Sera panjang lebar.

Sera menarik nafas dalam dan menghembuskan perlahan, “Aku belum diizinkan kembali ke markas dan seorang warga sipil diculik oleh Roy.”

“Dan kamu ingin ikut secara diam diam?” tebak Aland.

Sera hanya diam dan tetap berjalan menuju apartemennya. Ponselnya harus segera aktif untuk menunggu kabar dari Raga.

“Aku gak izinin kamu ya Ser. Aku gak mau kenapa kenapa lagi seperti kemarin.”

Aland mengikuti Sera masuk ke apartemennya. Dan mengekori Sera yang kembali mengabaikannya.

“Aku hanya ingin nama baik ku kembali dan bisa bekerja lagi. Aku tidak akan gegabah karena aku meminta Mas Raga mencari lokasinya.”

“Siapa?” tanya Aland.

“Pria yang kita temui di warung pecel lele kemarin. Dia anggota polisi dan aku hanya bisa meminta bantuannya.”

Aland merasakan cemburu. Bisa bisanya tunangannya meminta bantuan orang lain. Apakah dia lupa bahwa calon mertuanya yang tak lain adalah Papanya Aland seorang yang memiliki jabatan yang cukup tinggi di pemerintahan.

“Aku yang akan membantumu. Jangan lagi kamu hubungi polisi itu..”

“Ini bukan saatnya untuk cemburu Al.. ini masalah nyawa orang yang diculik.”

Tak lama ponsel Sera menampilkan nama yang saat ini mereka debatkan.

Sera segera mengangkatnya dan mengabaikan Aland yang sudah terlihat kesal dan marah. Namun Sera menekan Speaker agar Aland juga bisa mendengarkannya.

“Mobil itu memasuki tol dan menuju arah bandung. Dan temanku disana juga melaporkan kalau mobil itu menuju sebuah daerah lapang dan ada sebuah rumah usang disana. Aku akan segera mengirimkan titik lokasinya. Tapi kamu jangan pernah menemuinya sendiri kesana. Sebaiknya meminta bantuan Kelompokmu Sera.”

“Baik. Terima ka....”

Sambungan tersebut langsung dimatikan oleh Aland dan merebut ponsel itu dari tangan Sera.

“Kembalikan..!” pinta Sera.

“Sebaiknya biarkan kelompokmu yang menangkapnya Ser..” Aland mundur sambil menyembunyikan ponsel Sera di saku celananya.

“Apa kamu tidak ingin aku kembali bekerja?” tanya Sera langsung. Matanya menatap intens ke arah Aland.

“Ya. Kamu nanti cukup menjadi istriku dan tak harus bekerja. Apalagi pekerjaanmu terlalu berbahaya.” Jelas Aland jujur.

PLAAAKKK

Sera menampar Aland dengan cukup keras. “Gue gak mau!”

Sera merogoh paksa saku celana Aland dan mendapatkan ponselnya lalu segera masuk ke dalam kamar. Dan keluar dengan memakai pakaian serba hitam.

Aland yang melihat itu menelpon seseorang.

“Tunggu! Aku akan ikut. Tapi aku tetap tidak ingin kamu yang turun langsung. Segera hubungi kaptenmu dimana lokasinya biar dia menyusul.”

****

Hampir 3 jam mereka mengendarai mobil dan waktu sudah malam. Seorang suruhan Raga masih memata matai tempat itu sambil berjaga. Dan mereka masih didalam.

Sebelumnya Sera sudah menelpon Sean untuk segera ke lokasi untuk segera menyelamatkan Jessy.

Terlihat kelompok Sean sudah mulai bergerak dan Aland masih mengunci mobilnya agar Sera tak ikut ke dalam.

“Al plis. Aku ingin ikut” pintanya memelas.

“Kamu sedang dibebastugaskan sera. Dan kamu hanya warga sipil biasa sekarang. Biarkan mereka bekerja.” Jawab Aland.

Ponselnya sedang menunggu kabar dan...

DOOORRR.

Suara letupan pistol terdengar. Sera segera memukul perut Aland dan membuka pintu mobil untuk kabur dan ikut masuk ke dalam.

“SERAAAA ARGGHH” Aland memegangi perutnya yang terkena pukulan kuat dari Sera. Lalu keluar mobil dan mengejar Sera.

****

“Bukankah sudah ku lunasi semua hutang gue. Lalu kenapa lo masih nyulik adek gue?”

Kini Dobby berhadapan dengan Roy yang kembali menyandera Jessy. Dobby menodongkan pistol ke arah Roy yang saat itu juga memegang pistol dan mengarahkan pada pelipis Jessy.

Anak buah Roy sudah bersiap menembak begitupun Sean dan kelompoknya yang sudah bersiaga.

Tanpa mereka sadari seorang penembak jauh diarahkan ke pada Sean dan kelompoknya. Namun hal itu diketahui oleh Sera.

BUGHH

TAAAKKK

Sera memukul habis penembak itu dan memastikan dia tak sadarkan diri lalu menggantikan posisi orang itu untuk mengarahkan pistol ke kepala Roy.

“MA.TI lo Roy!!”

DOoorr

Tembakan mengenai tangan Roy dan pistol itu terlepas. Segera Sean yang melihat kesempatan mulai menembaki anak buah Roy. adu tembak terjadi dan Jessy segera ditarik oleh Dobby menjauh.

Sean yang tak mengetahui siapa yang menembak meminta anak buahnya untuk Siaga.

Sera dari sana melihat kegaduhan itu dan segera berlari menuju lokasi. Target dirinya adalah Roy yang terlihat mencoba kabur keluar.

Aland yang mencari Sera melihatnya keluar dari sebuah gedung. Sera mencoba mengejar mobil yang dimasuki oleh Roy.

“Siall!! Gimana sih Sean!!” amuknya. Karena tak ada yang mengejar langkah Roy.

Aland yang melihat itu segera menelpon seseorang dan mendekati Sera.

“Naik!!” ucapnya membuka pintu mobil.

Sera yang melihat Aland membantunya merasa tidak enak hati.

“Aku minta maaf yang tadi” ucapnya Pelan.

“Anak buah ku sudah memasang sebuah pelacak pada mobil yang dipakai oleh Roy. Buka tab yang disana dan kita akan mengikutinya. Menunggu aparat pemerintahan terlalu lambat sepertinya.” Omel Aland.

Sera merasa direndahkan namun saat ini tujuannya adalah Roy. Mereka mengikuti titik yang terlihat di layar tab.

Sebuah terminal bus. Tempat yang ramai dan bagus untuk dirinya melarikan diri.

“Kapt kami sedang menuju terminal A, sefera kirimkan bantuan sebelum Roy kabur dengan bus umum.” Sera menelpon Sean selama di perjalanan.

“Jangan bergerak sendiri Sera.. Kamu masih dalam masa hukuman.” Ingat Sean

“Aku bersama temanku. Jika kalian tidak datang dalam waktu 10 menit aku sendiri yang akan meringkusnya.”

‘Benar benar gadis pemberani’ batin Aland bangga dengan Sera.

Setelah mereka sampai di terminal mereka melihat Roy sedang berbicara dengan seorang supir bus. Matanya awas melirik akan seseorang yang mengikutinya.

“Kamu tungg....” Awalnya Sera bersembunyi dibalik bus lainnya bersama Aland namun saat akan mencoba mendekat Aland sudah tidak ada dibelakangnya.

Aland berjalan dengan santai mendekati Roy dengan supir bus itu. Sera melotot kesal dengan Aland.

“Apa dia gila!!” Umpatnya.

Terlihat mereka bercakap dan tak lama Roy mengeluarkan pisau dan mengarahkan pada bagian perut Aland.

“Damnnn!!!” Saat Sera akan membantunya. Sepersekian detik dirinya mendengar suara patahan tulang yag cukup keras dan Roy sudah tergeletak kesakitan di tanah.

Siapa lagi kalo bukan Aland pelakunya. Beberapa orang menjerit takut disana dan menjauh sambil melihat apa yang terjadi.

Sera segera mendekati mereka dan tanpa pikir panjang mengambil pisau yang sudah dilempar dan mengikat tangan Roy.

Aland melihat saja apa yang Sera lakukan. Tak lama Polisi beserta kelompok Sera datang dan membawa Roy.

Sean menghampiri mereka. Sean lagi lagi melirik Aland dan bertanya kronologinya. Roy terlihat sangat kesakitan hingga harus dibawa ke rumah sakit terlebih dahulu.

“Bapak Aland anda harus ikut ke kantor polisi sebagai saksi.” Ucap polisi bernama Frans.

“Kenapa anda menyerang Roy?” tanya Sean.

“Kapt....” Aland menahan Sera untuk menjelaskannya.

“Dia yang menodongkan pisau terlebih dahulu. Saya hanya membela diri dengan membantingnya sedikit.” Jawab Aland santai.

“Siapa dia Sera?” lagi lagi Sean bertanya.

“Aland Rey Dewantara..” jawab Aland lagi.

“Jadi anda anak dari ketua MPR ya” tanya Sean.

“Saya tidak ingin membawa masalah ini besar atau sampai melibatkan orang tua saya. Sebaiknya tutup kasus ini dengan cepat agar media tidak menyebarluaskannya.” Ada nada sedikit mengancam pada jawaban Aland yang tegas sambil menyorot tajam ke arah Sean.

Sera hanya menghembuskan nafas beratnya. Lalu menarik Aland segera menjauh.

“Kami akan ke kantor polisi nanti. Aku akan pulang dulu kapt.” Ucap Sera sambil menarik tangan Aland dan segera masuk ke mobil.

1
IamEsthe
Lebih belajar dialog deh. ini dibilang salah, ya enggak juga tapi kurang tepat juga
IamEsthe
sebentar, boleh tanya maksud tanda akhiran pada dialog tanda titik dan seru itu?


seharusnya,
"Berhenti disana atau kami tembak?"
IamEsthe: jangan dijadikan kebiasaan kalo typo. sayangkan ceritanya bagus tapi kepenulisannya tidak rapi.
Lunavery: typo nya udah jadi kebiasaan kadang lupa editnya lagi.. /Frown/ makasih komennya
total 2 replies
IamEsthe
ganti ke font Bold+italic
IamEsthe
ini bukan sinopsis, tapi lebih ke prolog. tp kalo dibilang prolog juga kurang tepat.

kamu harus tau arti sinopsis dan prolog. dan itu pengenalan tokoh lebih baik dibedakan bab lainnya, biar enggak campur begini.
sonya theca
sudah mampir nihh jangan lupa mampir di karyaku yaa /Joyful//Joyful/
Leon
Bikin adem hati.
Calista Angel
lanjutkan thor
Calista Angel
mampir nih thor,mampir juga di karyaku yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!