Sovia dan Angga baru menikah beberapa Minggu, ayah Angga kemudian menikah dengan seorang wanita yang usianya sana seperti Angga. pernikahan Sovia di penuhi kebahagiaan, namun setahun setelah itu tiba-tiba banyak kejadian yang mencurigakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Inggrid bahagia.
Kedua kaki Angga benar-benar lemas, dia begitu takut kehilangan istrinya.
"Nak, kau baik-baik saja?" tanya seorang wanita setengah baya yang ikut menolong Sofia dan Lina.
"Ya Allah, kenapa ini harus terjadi padaku? kenapa istriku." ucap Angga pelan.
"Tenanglah nak, tenang. Aku yakin istrimu akan baik-baik saja." kata wanita setengah baya sembari menenangkan Angga.
Rasanya Angga tidak bisa menerima semua yang terjadi, perlahan dia melangkah ke ruang ICU, dia menunggu di depan pintu ruang ICU dengan hati yang tidak bisa diungkapkan. Air mata Angga terus mengalir, hatinya benar-benar begitu sesak. Ketakutan akan terjadi sesuatu dengan istrinya membuat Angga seperti pria gila.
Sekitar satu jam kemudian seorang dokter keluar dari ruang ICU. "Apakah di sini ada keluarga nyonya Sofia?" tanya dokter.
Mendengar nama istrinya Angga bergegas berdiri, dia berjalan mendekati dokter dengan mata yang masih berkaca-kaca. "Bagaimana kondisi istriku, dokter?" tanya Angga. tangannya gemetar kakinya gemetar seolah dia tidak punya tulang untuk tumpuan tubuhnya.
"Maaf tuan, kondisi istri anda sangat parah. Dia kehilangan banyak darah juga beberapa sistem tubuhnya terluka parah." jawab dokter.
Seperti tersambar petir Angga benar-benar tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun. pikirannya melayang entah ke mana. Ketakutannya yang begitu dalam itu serasa benar-benar terjadi.
"Darahku sama dengan darah istriku, dokter. Tolong ambil darahku." ucap Angga sembari menggenggam tangan dokter.
"Baiklah kalau begitu, ikutlah suster untuk melakukan transfusi darah." jawab dokter.
Angga nampak begitu frustasi, dalam hatinya dia terus berdoa agar kondisi istrinya baik-baik saja. Angga tidak bisa memikirkan bagaimana jika terjadi sesuatu kepada Sofia, hidupnya pasti akan hancur hidupnya pasti tidak akan bisa merasakan kebahagiaan lagi.
Keluarga Lina yang mendapatkan kabar kalau anak mereka mengalami kecelakaan mereka bergegas pergi ke rumah sakit. Mereka juga mendapat kabar kalau Sofia kondisinya sangat parah, hal itu membuat keluarga Lina benar-benar merasa prihatin, setelah mengetahui kondisi putrinya tidak seburuk Sofia hal itu membuat Ayah dan ibu Lina sedikit bersyukur namun Mereka takut terjadi sesuatu kepada Sofia.
"Bagaimana kondisi nak Sofia, nak Angga?" tanya ibu Lina.
"Kata dokter masih dalam kondisi tidak sadarkan diri Bu, istriku masih belum sadarkan diri." jawab Angga sembari meneteskan air matanya, berulang kali dia mengusap air mata yang meluncur tanpa bisa dia hentikan itu.
"Yakinlah kepada Tuhan, nak Angga. Aku yakin Tuhan pasti akan memberikan kesembuhan bagi nak Sofia, wanita baik seperti dia tidak akan mungkin mendapatkan ujian lebih besar dari ini." ibu Lina berusaha untuk menenangkan Angga. Dia menggenggam tangan Angga sembari menepuknya pelan.
"Saya takut kehilangan istri saya bu, saya takut. Dia adalah bagian hidup saya, jika sampai dia meninggalkan saya maka saya akan ikut dengannya." ujar Angga.
Kedua orang tua Lina tidak bisa mengatakan apapun lagi, mereka nampak terdiam, mereka seolah ingin mengatakan kalau Sofia pasti akan pulih secepatnya.
Lina yang mendapatkan kabar kalau Sofia kondisinya parah hal itu membuat Lina begitu sedih, dia menerus berusaha untuk bangun dari ranjangnya.
"Kamu jangan kemana-mana Lina?" tanya ayah Lina.
"Aku mau ke sana Pak, aku mau ke sana. Aku mau melihat kondisi Mbak Sofia." jawab Lina.
"Kamu tidak bisa ke sana, Sofia ada di ruang ICU, kata dokter dia belum sadarkan diri." kata ayah Lina.
Gadis berusia 17 tahun itu terus menangis, walaupun kondisi Lina tidak separah Sofia, namun beberapa luka didapat oleh Lina.
Adi yang berada di rumahnya entah mengapa dia merasakan firasat yang sangat buruk, pria itu meminta salah satu pembantu untuk menelpon Sofia namun ponsel itu tidak ada yang menjawab. Setelah itu dia meminta salah satu pelayan untuk pergi ke rumah Sofia.
Ketika Erna berada di rumah Sofia, dia mendapatkan kabar kalau Sofia mendapatkan kecelakaan. Hal itu membuat Erna sangat terkejut, seketika dia menelpon Adi untuk memberitahu mengenai kejadian yang terjadi pada Sofia.
"Apa kamu yakin?" tanya Adi yang terkejut. Dia yang sedang makan bubur itu seketika mangkoknya diletakkan.
"Iya tuan, Saya barusan mendapat kabar dari tetangga mbak Sofia, katanya Mbak Sofia mengalami kecelakaan." jawab Erna.
Adi langsung mengambil ponselnya, dia menelpon enggak untuk mengkonfirmasi berita yang diberikan oleh Erna. Angga yang sedang terduduk di depan ruang ICU dia terus menatap pintu ruangan itu, tak ada kata namun air matanya terus mengalir tanpa bisa dihentikan sama sekali.
Ponsel Angga terus berdering, dia melihat sang ayah yang sedang menelponnya. "Iya, ayah." Angga menjawab panggilan telepon.
"Kamu sekarang ada di mana, Angga?" tanya Adi.
"Aku berada di rumah sakit, ayah. Isteriku.. Isteriku mengalami kecelakaan." jawab Angga.
Setelah mendengar itu Adi bergegas pergi ke rumah sakit, Inggrid yang melihat Adi terburu-buru pergi dia bertanya kepada salah satu pembantu rumah. "Kenapa tuan pergi terburu-buru? ke mana dia?" tanya Inggrid.
"Tuan pergi ke rumah sakit nyonya, katanya nyonya Sofia mengalami kecelakaan." jawab salah satu pembantu. Setelah itu Inggrid terlihat pergi berjalan dengan begitu santai, namun dalam hatinya Dia sedikit tersenyum.
Inggrid mengambil ponselnya dia menelpon Adi yang sudah pergi terlebih dahulu ke rumah sakit. wanita itu berpura-pura tidak tahu dengan kejadian yang barusan terjadi, dengan begitu santai dan merasa tidak ada yang terjadi Inggrid menelpon Adi.
"Oh ya maaf sayang, aku tidak memberitahumu, aku pergi ke rumah sakit karena Sofia mengalami kecelakaan." kata Adi.
"Apa?! Sofia mengalami kecelakaan?!" Inggrid berpura-pura sangat terkejut ketika dia mengetahui kalau Sofia mengalami kecelakaan.
"Iya sayang, aku sekarang ke rumah sakit. Kalau aku sudah tahu kondisinya nanti aku pulang dan menjemputmu." jawab Adi.
Setelah menelpon Adi Ingrid mematikan ponselnya, dia tersenyum begitu lebar sembari tertawa begitu puas. "Akhirnya kamu akan mati juga, Sofia. Lihat saja apa yang akan aku lakukan, aku tidak akan membiarkanmu hidup lama lagi." ujar Inggrid yang kemudian mengambil segelas air mineral yang ada di kamarnya.
Inggrid akhirnya berhasil mencelakai Sofia, dia membayar seseorang untuk menabrak Sofia, setelah mengetahui rencananya berhasil Inggris langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Wanita yang mempunyai kelicikan sangat luar biasa itu terlihat begitu puas.
Sekitar beberapa menit kemudian Adi sudah sampai di rumah sakit ketika dia berada di sana dia mencari keberadaan Sofia di ruang resepsionis. Ketika berada di depan ruang ICU, Adi melihat putranya terduduk tak berdaya, pandangannya terus menatap pintu ruang ICU yang masih tertutup.
"Angga." panggil Adi. Tak ada jawaban dari mulut Angga, pria itu tetap fokus menatap pintu ruang ICU yang belum terbuka kembali.
Adi mendekati Angga yang seolah tidak mendengar panggilannya, pria itu duduk di samping Angga menatap putranya yang wajahnya begitu pucat dengan tatapan mata kosong. "Angga." panggil Adi kembali. tetap saja Angga tidak menyahut dia seperti berada di dunia lain dengan semua pemikirannya.
*Bersambung*
terima kasih atas dukungannya semoga kalian senang dengan novelku ini. jangan lupa baca novelku yang lain.
*istri barbar bos mafia*
*My sugar Daddy.
*Sugar baby tuan muda lumpuh*