NovelToon NovelToon
Cinta VS Gengsi

Cinta VS Gengsi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: my pinkys

Alana Adhisty dan Darel Arya adalah dua siswa terpintar di SMA Angkasa yang selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik. Alana, gadis ambisius yang tak pernah kalah, merasa dunianya jungkir balik ketika Darel akhirnya merebut posisi peringkat satu darinya. Persaingan mereka semakin memanas ketika keduanya dipaksa bekerja sama dalam sebuah proyek sekolah.

Di balik gengsi dan sikap saling menantang, Alana mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam hubungannya dengan Darel. Apakah ini masih tentang persaingan, atau ada perasaan lain yang diam-diam tumbuh di antara mereka?

Saat gengsi bertarung dengan cinta, siapa yang akan menang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my pinkys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali ke rumah

Setelah penerbangan panjang yang memakan cukup waktu dan melelahkan, pesawat mereka akhirnya mendarat di bandara internasional.Jika ditanya mengapa tidak pulang menggunakan pesawat pribadi keluarga Atharrazka?,itu karna Darel Alana Shasa dan Kavin ingin saja beda pesawat dengan para orang tua dan kakak Alana—Alvaro.Langit di luar masih gelap, menandakan bahwa mereka tiba saat dini hari. Meskipun lelah, Alana tetap merasa senang karena akhirnya kembali ke rumah.

Darel menggenggam tangannya saat mereka berjalan keluar dari pintu kedatangan. “Capek?” tanyanya dengan suara rendah.

Alana mengangguk kecil. “Iya lumayan capek. Aku mau tidur seharian kalo udah sampai di rumah ah.”

Shasa yang berjalan di belakang mereka mendesah pelan. “Aku juga. Aku berharap besok masih libur.”

Kavin tertawa kecil. “Sayangnya, kita harus masuk sekolah lusa. Masih ada satu hari untuk istirahat.”

"Haaa, kenapa masuk sekolah nya cepet banget sih"keluh Shasa.

" Kemarin juga habis liburan, masa mau liburan lagi sih Sha"

"Kemarin masih kurang Lana,kalo libur nya dia bulan baru itu lama" ucap Shasa.

"Libur apaan itu" ucap Kavin.

"Meliburkan diri hahhaa"

"Ck, dasar cewek"decak Darel.

"Eh lo! cewek-cewek gini, pacar lo juga cewek kocak" balas Shasa.

___

Di depan pintu kedatangan, beberapa mobil mewah sudah menunggu merela. Daddy Atharrazka,Mommy Liliana,Bunda Eleanor,Alvaro dan beberapa pengawal berdiri di sana sudah menunggu Alana dan yang lainnya, Sebab Daddy Atharrazka dan yang lain sampai duluan tadi, dan tengah menunggu mereka.

“Selamat datang kembali,” kata Daddy Atharrazka dengan senyum tipis.

Bunda Eleanor juga ada di sana, langsung menghampiri Alana dan memeluknya erat. “Sayang, bagaimana perjalanannya tadi? nggak  ada masalah di pesawat kan”

Alana tersenyum dan menggeleng. “Nggak ada masalah kok Bun. Alana baik-baik aja.”

"Kamu nggak di apa-apain kan sama Darel" ujar Alvaro dengan memutar tubuh Alana memastikan tak ada yang lecet.

Alana memasang wajah cemberut "Ih, kak Al. Alana nggak papa kok, cuma tadi Alana agak takut deket jendela"

"Tapi ternyata pemandangan dari jendela pesawat bagus banget, jadi Alana nggak jadi takut deh"

Setelah berbincang sebentar, mereka akhirnya masuk ke dalam mobil masing-masing. Alana dan Darel naik ke mobil yang sama bersama Mommy Liliana dan Daddy Atharrazka, sementara Shasa dan Kavin dijemput oleh keluarga mereka sendiri.

Di dalam mobil, Alana menyandarkan kepalanya ke bahu Darel yang sangat senderaneble. Matanya terasa berat, dan sebelum ia menyadarinya, ia sudah terlelap mungkin karna efek capek dan tidak tidur di pesawat tadi.

Darel menatap Alana sejenak psebelum menyesuaikan posisi duduknya agar Alana bisa tidur lebih nyaman. Mommy Liliana yang duduk di depan hanya tersenyum melihatnya.

“Kamu semakin perhatian pada Alana,” gumamnya.

Darel hanya menatap keluar jendela. “Tentu saja. Aku akan selalu menjaganya.”

Daddy Atharrazka melirik Darel dari kaca spion. “Itu bagus. Tapi jangan lengah. Setelah kejadian di Korea,Daddy khawatir musuh kita akan segera bergerak.”

Darel mengangguk. “Aku sudah memperhitungkannya.”

Mobil terus melaju dengan tenang menuju rumah keluarga Atharrazka.

___

-KEESOKAN PAGINYA-

Alana terbangun dengan tubuh terasa jauh lebih segar. Ia melirik jam di samping tempat tidurnya dan menyadari bahwa sudah hampir tengah hari.

Lama juga Alana tidur sampai dirinya tak bangun saat di pindahkan ke kamar.

Ia menggeliat pelan sebelum turun dari tempat tidur dan keluar dari kamarnya. Begitu sampai di ruang makan, ia melihat Darel sudah duduk di sana, menikmati secangkir kopi panas.

“Selamat pagi... atau lebih tepatnya, selamat siang,” sapa Darel dengan nada menggoda.

Alana mendudukkan diri di hadapannya sambil mengerucutkan bibir. “Kenapa aku nggak dibangunin sih Darel?”

Darel mengangkat bahu. “Kamu keliatan nya capek banget, jadi aku nggak tega bangunin kamu. Lagipula, hari ini kamu masih bisa beristirahat.”

Mommy Liliana datang membawa sepiring makanan untuk Alana. “Makan dulu, Sayang. Setelah itu, kamu bisa bersantai atau melakukan apa pun yang kamu mau.”

Alana tersenyum. “Terima kasih, Mommy.”

"Bunda mana?"tanya Alana.

" Oh, bunda kamu pulang ke rumah sama Alvaro "

"Ouh"

Saat ia mulai menyantap makanannya, Darel menatapnya dengan ekspresi serius. “Besok kita kembali ke sekolah. Aku ingin kamu tetap Berhati-hati.”

Alana menghentikan suapannya dan menatap Darel. “Kenapa tiba-tiba bicara seperti itu?”

Darel meletakkan cangkir kopinya dan menyandarkan tubuh ke kursi. “Aku sudah memeriksa informasi terbaru. Sepertinya seseorang dari musuh kita mulai bergerak.”

Mommy Liliana menatap Darel tajam. “Seberapa serius?”

“Cukup serius. Aku sudah meminta anak buahku dan Daddy untuk meningkatkan keamanan,” jawab Darel dengan tenang.

Alana menelan ludah. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi jika Darel sudah menganggapnya sebagai ancaman, maka ia harus benar-benar berhati-hati.

“Aku akan berhati-hati,” ucapnya pelan.

Darel menggenggam tangannya di atas meja. “Memang sudah seharusnya. Aku nggak akan biarin siapa pun menyakitimu.”

Mommy Liliana menghela napas. “Kalau begitu, kita semua harus lebih berhati-hati mulai sekarang.”

Alana menggenggam tangan Darel lebih erat. Apa pun yang akan terjadi, ia tahu bahwa ia tidak sendirian.

Namun, jauh di lubuk hatinya, ia merasa bahwa badai besar akan segera datang.

Dan ia hanya bisa berharap bahwa ia cukup kuat untuk menghadapinya.

___

Setelah menikmati sarapan pagi, Alana masih duduk di meja makan, menikmati kehangatan rumah Darel yang sudah lama ia rindukan, entah mengapa ia sudah nyaman di rumah keluarga Darel dan selain itu ia juga nyaman tinggal di rumah bunda Eleanor.Tapi Alana kali ini menginap di rumah keluarga Atharrazka,karna bunda Eleanor ada urusan penting dengan Alvaro jadi Alana menginap di rumah Atharrazka. Meskipun baru kembali dari perjalanan yang menyenangkan, perasaan tak nyaman mulai merayapi dirinya setelah mendengar kabar dari Darel tadi.

Darel yang duduk di seberangnya masih terlihat serius, tatapannya fokus pada layar ponsel, kemungkinan sedang membaca laporan dari anak buahnya'pikirnya mungkin'

"Aku mau keluar sebentar," kata Darel tiba-tiba.

Alana mengangkat alis. "Kemana?"

"Ada sesuatu yang harus aku urus."

Alana menatapnya curiga. "Kamu nggak selingkuh kan?"

"Mana mungkin Alana,"balas Darel, yang sebenarnya agak kaget Alana tiba-tiba mencurigainya selingkuh.

Darel tidak langsung menjawab, hanya menatapnya dalam sebelum akhirnya mengangguk. "Aku ada urusan yang nggak bisa di tinggalkan sekarang, jadi khawatir. Aku akan pulang secepatnya."

Mommy Liliana yang masih berada di meja makan pun angkat bicara. "Darel,kamu pergi sama siapa? Apa Daddy juga ikut? "

Darel tersenyum kecil. "Tidak, Darel sendirian Mom"

Mommy Liliana menghela napas panjang, tetapi tidak berkata apa-apa lagi. Ia tahu betul bahwa Darel bukan tipe orang yang bisa dicegah begitu saja jika sudah punya keputusan ataupun mau pergi pasti seenaknya saja pergi tanpa memberitahu nya.

Alana meraih tangan Darel dan menggenggamnya erat. "Hati-hati,Darel."

Darel mengangguk, lalu mengecup punggung tangan Alana sebelum akhirnya bangkit dari kursinya dan berjalan keluar rumah.

Alana hanya bisa menatap kepergiannya dengan rasa cemas, entah kenapa perasaannya cemas.

>>Di sisi Darel<<

Darel memasuki sebuah gedung tinggi yang tersembunyi di balik kawasan bisnis. Ini adalah salah satu tempat rahasia keluarga Atharrazka, sebuah bangunan yang digunakan sebagai pusat informasi dan pertemuan dengan anggota organisasi  bawah mereka atau lebih tepatnya sebenarnya itu markas mafia. Ya keluarga Darel merupakan turun temurun seorang Mafia tapi tak ada yang tau,kecuali musuh mereka, itu pun jika ada musuh yang berani mengusik keluarga Atharrazka.

Di dalam, beberapa orang sudah menunggunya, termasuk salah satu tangan kanan Daddy Atharrazka, seorang pria berusia empat puluhan dengan aura yang tajam dan berwibawa.

"Informasi yang kita dapatkan sudahsemakin jelas," kata pria itu, menyerahkan sebuah berkas pada Darel.

Darel membukanya dan membaca dengan seksama.

"Dugaan kita benar. Ada pergerakan dari musuh lama kita. Sepertinya mereka mulai menargetkan orang-orang di sekitar kita."

Mata Darel menajam. "Apa sudah ada tindakan dari mereka?"

"Belum ada serangan langsung. Tapi mereka mengawasi gerakan kita, termasuk mengumpulkan informasi tentang orang-orang yang dekat denganmu," jelas pria itu.

Darel mengepalkan tangan. "Termasuk Alana?"

Pria itu mengangguk dengan ekspresi serius.

Darel menutup berkas itu dengan gerakan kasar. Ia sudah menduga hal ini, tetapi tetap saja mendengarnya secara langsung membuatnya semakin marah.

"Aku ingin keamanan di sekitar Alana ditingkatkan. Aku nggak peduli berapa banyak orang yang harus kita libatkan, yang penting dia harus tetap aman," ucapnya tegas.

"Kami sudah mengaturnya. Tapi tetap saja, kita nggak boleh lengah. Musuh kita kali ini bukan orang sembarangan."

Darel mengangguk. Ia tahu bahwa ini bukan pertama kalinya keluarganya berhadapan dengan bahaya, tapi kali ini, semuanya terasa lebih mengancam.

Dan ia tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh Alana.

___

Sementara,Alana menghabiskan sebagian besar waktunya di kamarnya, mencoba menikmati waktu istirahatnya. Namun, pikirannya terus melayang pada Darel.

Pikiran nya tak bisa berhenti memikirkan Darel.

Ia berbaring di tempat tidur sambil memainkan ponselnya, tetapi tidak ada pesan dari Darel.

"Huff... dia ke mana sih sebenernya? bikin negatif thingking" gumamnya.

Ia akhirnya bangkit dan berjalan ke balkon, menikmati angin sore yang sejuk. Dari atas sini, ia bisa melihat sebagian besar halaman rumah keluarga Atharrazka yang luasnya mungkin tak sebanding dengan luas nya halaman rumah bunda Eleanor.

Tak lama kemudian, ia melihat sebuah mobil memasuki gerbang utama. Mata Alana langsung berbinar saat mengenali mobil Darel.

Dengan cepat, ia langsung turun ke lantai bawah untuk menyambutnya.

Begitu pintu mobil terbuka, Darel keluar dengan ekspresi serius. Namun, begitu melihat Alana yang langsung menghampirinya, ekspresinya sedikit melunak.

"Kamu lama," ujar Alana.

Darel terkekeh dan langsung meraih pinggang Alana, menariknya dalam pelukan.

Alana terkejut, tapi dengan cepat membalas pelukannya. "Kamu kenapa? Kok pulangnya lama?" tanyanya pelan.

Darel menggeleng, meskipun pelukannya semakin erat. "Ada hal yang harus aku urus tadi."

"Aku kangen, kamu nggak kangen aku"ujar Darel.

Alana tersenyum kecil. "Baru juga beberapa jam nggak ketemu."

Darel tidak menjawab, hanya membiarkan dirinya tenggelam dalam kehangatan Alana untuk beberapa saat sebelum akhirnya melepaskannya perlahan.

"Kamu pasti capek yah," kata Alana, memperhatikan wajah Darel yang terlihat sedikit lelah.

Darel tersenyum tipis. "Nggak seberapa. Aku baik-baik saja."

Namun, Alana tahu bahwa sesuatu sedang mengganggu pikirannya. Tapi ia memilih untuk tidak menekan Darel lebih jauh.

"Mandi sana. Kamu bau" ucap Alana.

Darel mengerutkan dahinya'memangnya ia bau, sampai Alana menyuruhnya mandi'

"Oke, aku mandi dulu" ucap Darel.

"Ayo."ajak Darel.

" Ih kmau mesum, masa mau ajak mandi bareng! "pekik Alana.

" Bukan mandi bareng Alnaa..., tapi ayo ke atas"koreksi Darel, yang membuat Alana malu dengan ucapannya tadi.

Mereka berjalan masuk ke dalam rumah, dan menaiki lift menuju kamar masing-masing di lantai tiga, dan Alan amenunghu di kamar nya sampai Darel selesai mandi, yang katanya akan ke kamar Alana.

1
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
Jhylara_Anfi
semangat up ny kk😊 kalu berkenan boleh mampir juga di cerita aku😁🙏
Jhylara_Anfi
butterfly era nya mulai berasa😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!