TRESNO KARO KOWE

Jaka menerima kertas list dokumen yang diberikan oleh Pak RT.

"Ba..ik.. pak, akan saya..siapkan" sahut Jaka mendadak gagap.

"Aku yang akan membantu Jaka mempersiapkan dokumennya, semoga nanti malam bisa siap" timpal Daru.

"Baiklah, Ru. Aku percayakan Jaka padamu" ucap Pardi.

Lalu Jaka dan rombongan kembali berjalan menuju rumah nenek Minten.

Setelah sampai disana, Daru meminta izin kepada istri dan pemilik rumah untuk berbicara dengan Jaka ditemani putranya.

Kini Daru, Jaka, dan Feri berada di kamar.

"Gimana nih Jak? Kamu mau nikah pake identitas yang mana?" tanya Daru.

"Gak tau paklek, aku bingung. Aku gak ada bayangan nikah sebelum menemukan wanita yang mencintaiku dan aku kembali menjadi Saka saat meminangnya" jawab Jaka.

"Kamu kalau menikah pake nama Jaka apa emang SAH?" tanya Feri.

"Aku gak tau lah, Fer. Aku juga baru nikah pertama kali" jawab Jaka sewot.

Daru terlihat sedang berfikir. Dalam pengalamannya melihat proses ijab qabul, memang ada beberapa kasus bisa menggunakan nama samaran atau nama alias daripada nama sesuai identitas diri. Tapi tetap saja, nanti buku nikah Jaka akan tertulis nama Raden Saka Teguh karena identitas asli Jaka.

Tapi dalam cerita Jaka ini, identitas diri disembunyikan.

"Hmmm, Jaka, bagaimana jika kamu menikah secara sah menggunakan nama aslimu untuk dokumen dokumennya? Terpaksa nanti aku akan melobby petugas yang aku kenali untuk membuat 2 buku nikah, asli dan palsu, bagaimana?" tanya Daru memberikan saran meskipun sarannya tidak bisa dibilang baik secara menyeluruh.

Tapi setidaknya di mata hukum dan agama bisa SAH.

"Paklek bersedia menjadi repot hanya demi aku?" tanya Jaka.

"Hahahaa, kamu ini gimana. Aku kenal orang tuamu, mereka tau jika anaknya berada disini bersama ku. Terus tau kalau anaknya bikin gosip tak senonoh di kampung gimana? Repot udah makananku sehari hari, Ka" jawab Daru.

Jaka terdiam.

"Biar aku urus dokumen nikahnya. Kamu kumpulin aja dokumen yang sesuai list KUA? Kamu bawa copyannya kesini kan?" tanya Daru lagi.

"Ya aku bawa, Paklek" jawab Jaka lalu mengambil berkas dokumennya.

Ia keluarkan satu satu sesuai listnya.

"Ayah nanti akan bicara dengan Pak Joko, ayahnya Jaka?" tanya Feri.

"Iya, nanti malam ayah akan telepon Pak Joko. Kalau bisa mereka ikut datang ke acara pernikahan meskipun dalam penyamaran juga kalau mau atau langsung mengaku jdi orang tua Jaka juga gapapa" jawab Daru.

"Jangan paklek! Jangan telepon orang tuaku, biar besok setelah menikah saja aku memberitau mereka" sela Jaka.

Daru dan Feri pun menatap pria itu bersamaan.

"Tidak ada bedanya kalau aku kasih tau nanti malam sama kamu besok, Jaka. Biar mereka juga tau anaknya sudah menikah" sahut Daru.

"Tidak paklek, biarkan aku yang akan memberitau mereka" ucap Jaka lebih tegas.

Daru pun tak bisa menjawab lagi.

Setelah beberapa saat Jaka memberikan dokumennya.

"Ini paklek, dokumen sesuai list" ucap Jaka.

"Oke, aku bawa" sahut Daru.

Lalu mereka pun keluar kamar dan menuju ruang tamu dimana para wanita berada.

...****************...

Keesokan harinya, pernikahan Jaka dan Fina pun terjadi. Pukul 9 pagi akad nikah dilaksanakan.

Jaka memakai beskap putih dan Fina memakai kebaya putih. Disaksikan banyak warga kampung, ijab qabul pun dinyatakan SAH.

"Saya terima nikahnya Dafina Putri Herlambang binti Bapak Pardi Herlambang dengan mas kawin logam mulia sebesar 10 gram dibayar tunai" ucap Jaka lantang.

Kebanyakan warga tidak percaya seorang Jaka Tarub, pria pendatang dengan penampilan jelek di kampung bisa meminang anak Pak RT dengan mahar yang total harganya terhitung banyak bagi warga kampung. Menggunakan mas kawin logam mulai emas membuat warga takjub.

SAH!!!

Kedua saksi dan para hadirin pun berteriak kompak. Kemudian pemasangan cincin nikah yang dibelikan Feri dan Lina kemarin kini sudah dipakai Jaka dan Fina. Untung saja cukup ukurannya.

Acara akad sudah selesai, karena menikah di desa maka acara resepsi Jaka dan Dafina berjalan hingga malam hari.

Meskipun mendadak, karena yang menikah adalah anak Pak RT maka tamu tetap datang bergerombol dari banyak daerah di Kota Batu.

Pada acara bahagia ini yang seharusnya paling bahagia adalah kedua pengantin namun malah mereka berdua seperti robot tak berekspresi lebih. Hanya senyum tipis lalu kembali datar.

Mereka tidak banyak berbicara dan hanya mengikuti arus dari keinginan para orang tua.

Hingga akhirnya, sekitar pukul 9 malam, Dafina benar benar merasa capek dan pamit ke kamar. Jaka masih berkumpul dengan Feri dan teman temannya yang lain untuk ngobrol.

Sampai pukul 10 malam akhirnya Jaka pun masuk ke kamar pengantin yang merupakan kamar istrinya sendiri.

Karena terlahir dari keluarga berada, Jaka tetap bersikap sopan dengan mengetuk pintu kamar.

Tok..tok..tok..

"Masuk" seru dari dalam kamar.

Ceklek.

Pintu terbuka dan memperlihatkan Dafina sepertinya baru selesai mandi dengan rambut basah yang terurai panjang.

Semerbak bau melati segar tercium oleh Jaka dari kamar itu karena diletakkan banyak bunga melati di ranjang.

Jaka pun menutup pintu.

Wajah Dafina melihat Jaka dengan tatapan tetap tidak suka. Karena pria ini dia harus meninggalkan pacar bulenya yang berada di Australia.

"Aku 5 hari lagi akan ke Jakarta. Aku bekerja disana" ucap Dafina.

Jaka terdiam.

"Jangan diam saja, bersuaralah" lanjutnya.

"Aku harus berbicara apa. Kamu itu sedang laporan kan bukan meminta izin ke aku?" sahut Jaka.

"Ya, kamu benar sekali. Aku tidak meminta izin kepadamu" ucap Dafina sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk.

Jaka tidak bersuara lagi langsung masuk saja ke kamar mandi untuk mandi setelah mengambil setelan baju dari tas yang sudah berisi pakaiannya.

"Dasar pria kaku! Aaaah!!! Aku sangat membenci situasi ini" batin Dafina seperti ingin berteriak saja tapi tidak mungkin.

Setelah mengeringkan rambut, tiba tiba ada telepon dari sang kekasih, Rolan, bayangkan menggunakan bahasa inggris tentunya.

"Hai, sedang apa sayang?" tanya Rolan

"Aku selesai mandi. Kalau kamu sedang apa?" tanya balik Fina.

"Aku sedang mengerjakan laporan presentasi nanti di perusahaan" jawab Rolan.

"Aku merindukanmu" lanjutnya.

"Aku juga sayang" sahut Fina.

"Aku rindu bersamamu berpeluh kasih" ujar Rolan mulai mesum.

"Ih, yang selalu dirindu pasti itunya. Apa kamu tidak mencintaiku karena aku adalah wanita yang kamu inginkan sebagai wanita yang kau cintai bukan hanya pemuas ranjang mu?" sewot Fina.

"A...a.. bukan seperti itu honey, aku mencintaimu karena kamu wanita luar biasa. Hanya saja dari kemarin ada sekretaris yang menggodaku jadi aku teringat kepadamu yang lebih baik darinya. Aku teringat denganmu sayang" bujuk Rolan namun mood Fina sudah jelek.

"Oh berarti kamu kepancing sama godaan sekretaris itu ya? Oke fine, sana kamu minta dilayani oleh sekretaris mu itu. Aku sudah lelah kalau kamu gunakan sebagai pemuas nafsu. Kita putus!" tegas Fina lalu panggilan pun ia putuskan sepihak.

Lalu ia memblokir nomor Rolan.

Fina tidak sadar jika Jaka mendengar percakapannya dengan mantan sang kekasih. Ia juga tidak tau jika suaminya ini pintar bahasa inggris.

"Oooh, pemuas ranjang ya. Wajar sih dengan sikapmu biasa saja saat kita tidur dibawah selimut yang sama hampir telanjang seutuhnya. Haha ternyata sudah tidak gadis lagi" sindir Jaka sambil berdiri di depan pintu kamar mandi tanpa sadar membuka kepintarannya dalam memahami bahasa inggris sampai membuat Dafina terkejut.

Fina pun menoleh kebelakang dan menatap suaminya dengan tajam.

"Wait! Kamu bisa bahasa inggris? Sejak kapan kamu mendengarkan pembicaraanku?" tanya Fina dengan sewot.

"Aku juga meragukan mu kalau kamu masih perjaka. Ya meskipun tampangmu tidak terlalu mendukung tapi tubuhmu sepertinya dibentuk untuk menggoda wanita diluaran sana" lanjutnya tanpa memperdulikan jika ternyata Jaka bisa bahasa inggris. Baginya siapapun bisa bahasa inggris jika mau belajar. Hanya saja ia tidak menyangka pria miskin dan jelek seperti Jaka menguasai bahasa ini di kampung.

"Hahahhahaa, semua orang bisa saja bahasa inggris jika belajar. Dan soal aku perjaka atau tidak perjaka itu tidak akan bisa dirasakan oleh wanita. Hanya aku yang tau hal itu. Sedangkan kamu wanita, semisal kamu benar benar melayaniku di ranjang saat 3 bulan kedepan, aku bisa merasakan perbedaan antara gadis dan bukan" sahut Jaka.

"Optimis sekali aku akan melayanimu saat itu. Sebelum 3 bulan, aku pastikan akan bercerai denganmu" ucap Fina sambil berjalan mendekat kearah sang suami.

"Aku tidak akan melayani pria miskin dan kampungan seperti kamu menjadi suamiku" lanjutnya dihadapan Jaka, lalu ia mendorong dada pria itu.

Jaka hanya tersenyum smirk saja mendapatkan perlakukan tidak sopan dari istrinya.

"Lihat saja, bagaimana kamu akan jatuh cinta kepadaku sebagai Jaka, Fin" batin pria itu lalu mengabaikan sang istri untuk langsung tidur di atas ranjang.