Author update hari, SELASA dan KAMIS
Reyna Maureen Alexandria seorang gadis dingin tak tersentuh. dia juga seorang ketua Geng motor Black Rose.
Reyhan Saputra Smith adalah ketua OSIS sekaligus kapten basket disekolah TUNAS BANGSA. Reyhan adalah cowok dingin dan cuek dia terkenal di sekolah Tunas bangsa disebut Ketos kutub karena sifatnya yang dingin sama orang lain.
Reyhan juga adalah siswa paling pintar disekola Tunas bangsa. Setelah kedatangan siswi baru yang bernama Reyna, Reyhan menjadi pribadi banyak bicara.
Apakah mereka akan tumbuh benih-benih cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinta Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Pagi harinya, Reyna bersiap-siap untuk berangkat sekolah begitu pula Reyhan. Namun Reyhan tetap diam tanpa menyapa Reyna.
Setelah selesai mengenakan seragamnya, Reyna menghampiri Reyhan yang masih sibuk merapikan seragamnya.
"Rey, kamu marah padaku, maaf kalau aku membuatmu marah." Reyna berdecak. Namun Reyhan tidak memperdulikan perkataan Reyna, dia mengabaikan Reyna yang masih berdiri di dekatnya. Dia mengambil tasnya dan keluar dari apartemennya tanpa mempedulikan Reyna.
Sementara Reyna menatap nanar Reyhan yang sudah pergi dari hadapannya.
"Apa kamu segitu marahnya padaku, sehingga kamu tidak mau berbicara padaku sama sekali." Ucap Reyna menatap datar kearah pintu kamarnya. Tak terasa cairan bening menetes di pipinya.
Sementara Reyhan memacu mobilnya dengan kecepatan sedang, ia mulai memikirkan Reyna. "Apa aku terlalu berlebihan hingga mengabaikannya?"
15 menit Reyhan pun sampai di sekolah tempatnya menuntut ilmu. Reyhan pun keluar dari mobilnya.
"REYHAN ...." Panggil seorang wanita cantik dan langsung berlari memeluknya.
"Reyhan gue sangat merindukan Lo." Ucap wanita itu sembari mengeratkan pelukannya dan tak lama kemudian Reyhan pun membalas pelukannya.
"Kapan lo datang?" Tanya Reyhan yang masih memeluk wanita itu, namun tanpa sengaja mata Reyhan melihat Reyna yang masih duduk di atas motornya menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
Reyna memutar balik motornya dan meninggalkan area sekolah dengan memacu motornya dengan kecepatan tinggi.
"Reyna.... Tunggu..." teriak Reyhan sambil berlari mengejar Reyna yang sudah menjauh.
"Rey, Lo telpon siapa?" tanya wanita itu sambil memegang tangan Reyhan.
"Maaf Mel, Gue nggak bisa jelasin sekarang, Gue harus mengejarnya dulu. Gue takut dia salah paham dengan hubungan kita." Ucap Reyhan lalu menghampiri Brian yang baru saja masuk ke area sekolah.
"Brian, pinjam motor Lo." Kata Reyhan.
"Pakailah." Brian turun dari motornya. Reyhan segera menaiki motor Brian dan ia langsung menyalakan dan mengendarainya. Karena ia ingin mencari Reyna yang mengerti dirinya.
Reyhan terus berkeliling mencari Reyna namun ia tidak menemukannya. Ia memacu motornya menuju apartemennya, ia berharap Reyna ada di apartemennya.
Ceklek
Reyhan masuk ke kamarnya namun ia tetap tidak menemukan Reyna di dalam kamar. Namun ia melihat balkon terbuka, ia pun berjalan menuju balkon dan ia melihat Reyna berdiri menatap lurus ke depan.
"Maureen" panggil Reyhan pelan namun Reyna tidak menjawab, ia terus menatap lurus ke depan tanpa memperhatikan Reyhan.
"Maureen, apa yang kamu lihat itu tidak seperti.." Ucapan Reyhan terpotong karena Reyna mengangkat tangannya untuk memberi isyarat Agar Reyhan diam.
"Tapi Ren, aku harus menjelaskannya agar kamu tidak salah paham." Ucap Reyhan lagi mencoba menjelaskan. Jika semua yang ia lihat tadi hanya salah paham.
"Keluar" Ucap Reyna datar.
"Ren, tolong biarkan aku menjelaskannya, setelah itu aku akan keluar."
Reyna menarik napas dalam-dalam lalu mengangguk.
"Ayo masuk, aku akan menjelaskan semuanya, siapa wanita itu." Ucap Reyhan sambil menarik tangan Reyna pelan untuk masuk ke dalam. Sekarang mereka sedang duduk di ranjang king size miliknya.
"Ren, wanita yang memelukku itu adalah teman masa kecilku dan aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri."
"Diam... " Teriak Reyna menutup telinganya lalu menatap tajam Reyhan.
"Lo nggak perlu jelasin lagi, ague udah ngerti kok. Awalnya cuma sahabatan tapi lama-lama Lo bakal khianati Gue sama sahabat Lo sendiri." Marah Reyna dan kembali berkata Lo pada Reyhan bukan lagi kata kamu.
"Ren, aku nggak akan khianati kamu. Percayalah padaku." Ucap Reyhan sambil menggenggam tangan Reyna agar dia percaya.
"Kita lihat saja nanti, Tapi ingat satu hal Gue akan meninggalkan Lo jika Lo khianati Gue." Ucap Reyna lalu berbaring di kasur karena tubuhnya sudah sangat lelah begitu juga hatinya.