NovelToon NovelToon
TELUH GASIANG TANGKORAK

TELUH GASIANG TANGKORAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Horror Thriller-Horror / Mata Batin / Dendam Kesumat / Roh Supernatural / Ilmu Kanuragan
Popularitas:87.3k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

kisah ini sekuel dari novel Karma pemilik Ajian Jaran Goyang.

Adjie merasakan tubuhnya menderita sakit yang tidak dapat diprediksi oleh dokter.

Wati sang istri sudah membawanya berobat kesana kemari, tetapi tidak ada perubahannya.

Lalu penyakit apa yang dialami oleh Adjie, dan dosa apa yang diperbuatnya sehingga membuatnya menderita seperti itu?

Ikuti kisah selanjutnya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sesuatu

Pelita ditangannya bergoyang kesana dan kemari karena terkena tiupan angin.

Janny melindunginya dengan menggunakan telapak tangannya yang menjadi pagar agar membuat api tetap menyala.

Ia berjalan mengendap dilorong gelap rumah peninggalan keluarga mereka yang sama sekali tidak pernah terawat, bahkan sarang laba-laba menghalangi jalannya.

Ia menyibak jaring tersebut, lalu berjalan lebih jauh memasuki lorong. Ia mengingat disana pernah memergoki seseorang yang sedang bermain gasing tengkorak dan membuat para tetangga mati mendadak atau mengidap penyakit misterius.

Degub jantungnya memburu. Bulu kuduknya terus meremang dan mencoba mengabaikannya.

Ia terhenti ketika tiba disebuah dinding pembatas. Ia tahu disana ada sebuah ruangan rahasia dan tidak ada yang boleh memasukinya.

Duuuuuuaaaar.....

Tiba-tiba petir menyambar tanpa sebab, dan membuat Janny tersentak kaget. Ia memegang dadanya, untuk menetralkan degub jantungnya yang memburu

Sesaat ia merasakan hawa yang begitu dingin. Suhu berubah drastis dan membuatnya merasa sangat kedinginan, ditambah lagi ini diperbukitan, maka jangan tanya seperti apa dinginnya, seolah dapat membekukan apa saja.

Nafas gadis itu tersengal karena meraskan sesuatu yang hadir didekatnya, namun tak dapat tersentuh.

"A'udzubillahi minas syaithonnirrajiim....," ucapnya dengan hati yang dipenuhi debaran yang bergemuruh didalam hatinya.

Langkah kakinya diperlambat. Seolah ia tak ingin ketahuan oleh seseorang yang sedang diintainya.

Ia menarik handle pintu. Lalu terdengar derit pintu yang seolah engsel yang sudah berkarat hingga membuatnya terdengar kesat.

Nafas sang gadis tersengal, rasa penasaran bercampur dengan takut menjadi satu.

Aroma yang berbau singkong bakar tercium dengan sangat tajam menusuk hidungnya.

Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari sesuatu dalam keremangan dibawah sinar yang temaram.

Saat hatinya masih bertanya tentang apa yang tadi dilihatnya, tiba-tiba sesuatu menyentuh pundaknya dari arah belakang.

Deeeegh....

Jantungnya seolah berhenti berdetak. Ia diam membeku saat merasakan hawa yang begitu sangat dingin. Bibirnya bergetar, lalu dengan segala doa yang ia lantunkan dan menjadikan sumber kekuatannya. Perlahan ia mencoba menoleh kearah sosok yang tadi menyentuhnya.

"Astaghfirullah, bang Anton! Ngagetin saja!" pekiknya dengan nafas lega saat melihat sosok kakaknya yang menatap dengan pandangan dingin.

"Apa yang sedang kamu lakukan disini? Jangan campuri urusan seseorang, dan segeralah pergi menjauh!" ucapnya dengan tatapan dingin.

"A--"

"Pergilah!"

Janny berdecak dengan sikap sang kakak, namun akhirnya ia terpaksa pergi meninggalkan ruang pengap dengan banyaknya sarang laba-laba yang ada disetiap ruangnya.

Gadis itu tiba diruang tengah. Ia menghempaskan bokongnya disebuah kursi santai yang berusia sudah sangat tua. Ia menyandarkan kepalanya dan memejamkan kedua matanya.

"Kang, kamu nakal," terdengar suara manja Mawar sang kakak ipar dari arah dalam kamar, dan disertai dengan Anton yang membuka pintu dan berpakaian sedikit rapih dan sebuah piring kosong lengkap dengan sendoknya yang menandakan ia baru saja selesai makan dan pastinya menyuapi sang istri juga.

Sontak saja Janny membuka matanya, lalu memperbaiki posisi duduknya dan menatap bengong pada sang kakak.

"Emmm, s-sejak kapan kakak dikamar?" tanyanya dengan wajah pucat.

Bukankah tadi ia melihat kakaknya itu berada dilorong gelap didekat ruang rahasia?"

Pria itu mengerutkan keningnya. Menatap sang adik yang tampak menyelidikinya.

"Sejak tadi, saat kamu membawa Mawar ke kamar mandi, dan ini baru selesai beri makan kakakmu," jawabnya.

Seketika Janny merasakan nafasnya memburu. Lalu tiba-tiba punggungnya meremang mendapati jawaban sang kakak.

Kini ia menoleh ke arah lorong gelap tan pencahayaan dan ia menatap sesuatu disana, dan tampak sepasang bola mata berwarna merah dengan cahaya yang begitu terang melayang mengarah padanya dan semakin dekat dengan cahaya temaram lampu pelita yang ada dilantai ruang tengah dan kini berada jelas didepan wajahnya yang memperlihatkan taring yang mencuat.

"Aaaaaaaaaa.....," teriaknya dengan sangat panjang dan wajah memucat ketakutan.

Plaaaaaaaak....

Sebuah tamparan berhasil membuatnya terdiam. Ia membuka matanya dan mengusap pipinya yang terasa panas.

"Hah!" pekiknya saat melihat sosok Anton yang membungkuk menatapnya.

"Kenapa? Kamu sedang mimpi buruk?!" cecar pria itu dengan kedua mata yang membola.

Janny tak menjawabnya. Ia beristighfar berulangkali. Lalu meludah kearah samping kiri dan mendorong tubuh kakaknya untuk segera menjauh.

Ia bergegas bangkit. Ternyata hari sudah terang dan membuatnya beranjak dari tempat untuk segera mencuci wajahnya.

Anton menatapnya dengan datar, lalu menggelengkan kepalanya saat melihat sikap sang adik yang telah mengabaikan pertanyaannya.

Mimpi yang dialaminya malam tadi membuat ia merasa tak nyaman. Langkahnya membawa ia menuju anak sungai yang tak jauh dari tempat kediaman sang kakak. Ia masih mengingat dimana dulu sering bermain ditempat itu menghabiskan masa kecilnya.

Ditempat itu, ada sebuah air terjun yang juga kecil dan ketinggiannya hanya tiga meter saja yang cukup mampu membuat suasana begitu asri.

Ia melangkah dengan begitu perlahan. Saat melintasi ruang kosong dibagian penghujung rumah, ia berhenti sejenak, lalu memandang bangunan yang terbuat dari semi permanen tersebut.

Papannya tampak mulai rapuh. Cat berwarna putih kusam itu tampak sudah memudar dan banyak yang sudah berlubang.

Sesaat ia teringat akan mimpi malam tadi. Suasana yang begitu sepi, dan tiba-tiba terbuyarkan oleh teriakan suara Mawar yang terdengar melengking dari arah kamar.

Janny menoleh kearah kamar yang berjarak dua ruangan dari arah gudang kosong tersebut. Lalu membatalkan niatnya untuk pergi ke anak sungai dan mencoba memeriksa wanita yang saat ini mengalami skizoprenia tersebut.

Tampak Anton sudah berada diruang kamar dengan membawa sebuah daster yang akan dikenakan pada sang istri.

"Apa yang terjadi pada kak Mawar, Bang? Mengapa berteriak sangat keras?" tanya gadis tersebut.

"Abang hanya mau memakaikan daster ini, tapi kakamu terus menolaknya," jawab Anton yang terlihat mulai frustasi menghadapi tingkah sang istri.

Janny mendenguskan nafasnya dengan berat. Ia menatap Mawar sang kakak ipar yang tampak begitu tak acuh menatap kearah luar jendela yang berjerjak menggunakan kayu nibung dan berbentuk bundar panjang. Ia menatap lekat kearah sebuah pohon randu yang tumbuh dengan besar dan terhubung ke jendela.

Sesekali ia tersenyum dan tertawa serta berguman, seolah ada yang mengajaknya bercengkrama sembari terus menatap pohon yang tumbuh dengan batang cukup besar dan hanya dapat dipeluk oleh tiga orang dewasa.

"Obatnya sudah abang kasih untuk pagi ini?" tanya Janny menengahi kegalauan sang kakak.

"Belum," jawab Anton dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kita beri oba dulu, setelah tidur baru abang pakaiakan dasternya," saran Janny. Lalu melangkah menuju kantong kresek yang disangkutkan disebuah paku pada salah satu tiang kayu dikamar.

Ia mengambil sepasang obat penenang tersebut dan bersama sang kakak, ia memaksa Mawar untuk segera meminumnya.

1
Harri Purnomo Servis Kamera
Keren thor
Endah SR
aduuuhhh ga bisa ngebayangin.. ini bener2 seremmm si klo ngebayangin ikut di TKP..
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
kalok yg ada suaminya, yg gak ada suami pegimane? /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ai Emy Ningrum: bolehlah..toh blom jd ikan asin ini 😽🕺🏻💃🏻
Ai Emy Ningrum: tentu tydack... PLN tak sekedjam itu 😙
total 16 replies
Yuli a
seru banget... udah digerebek kayak gitu masih ngeles aja... bukti-bukti juga udah ada...
itu Cynthia bisa hidup normal lagi enggak ya ...?? kok ngeri banget sih .. kepala sama organ bisa lepas gitu...
Ai Emy Ningrum: gepeng ,jd bayangin bakso yg bentuk nya gepeng 🙄😆😆
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: kalo botak masih bisa sambung rambut lah, yg susah kalo dpt yg kepalanya gepeng, atau lonjong gitu.. 🙄🤔
total 8 replies
Ucio
Tobatlah Bu Narti,,,
lanjutkan Bng Sofyan
Bundanya Nkay
hari ini up berapa Thor ??
Ali B.U
next
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
nahhhh yooooo
kannnn kok bisa yaaaa... aq lihat di pelem2 thai itu dia cNtik dan sllu pke sall agar menutup leher nya
Ai Emy Ningrum: semuanya waspada /Determined//Determined/
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: warteg siaga satu /Scream//Scream/
total 25 replies
tiniteyok
wahh seru dan seremmm
Ayu Putri
lanjut thor
Harri Purnomo Servis Kamera
Apakah akan terungkap kebenaran nya?
Harri Purnomo Servis Kamera
Dendam yang tidak bisa berhenti
V3
para warga dan pak pol gerebek rumah orang tua nya Cintya ,,,
sdgkan Akang Sofyan mo ngambil tubuh nya Cintya 🤣
V3
Good Job akang Sofyan ,, aku pada mu dech 👏👏
V3
mmg kesal bgt rasanya JK kita di tanya kapan nikah nya ❓ Pas giliran dah nikah , kapan punya anak nya ❓
iiiih ... emosi bgt aku mah dengar nya ma orang kepo bin nyinyir bgtu 🤬😡
🇦 🇩 🇮 🇱 мᷟєⷽяⷦαᷟтͧαᷢ ⍣⃝☠️​
kasih kretek kobot saja🤣
🇦 🇩 🇮 🇱 мᷟєⷽяⷦαᷟтͧαᷢ ⍣⃝☠️​
terus kalau sakti g bisa mati gitu🤭
🇦 🇩 🇮 🇱 мᷟєⷽяⷦαᷟтͧαᷢ ⍣⃝☠️​
timang timang
mbah kosim sayang
🕺🕺🕺🕺🕺🕺🕺
🇦 🇩 🇮 🇱 мᷟєⷽяⷦαᷟтͧαᷢ ⍣⃝☠️​
pohon pala ini yg kyk gmn y?
Ali B.U
penasaran,!!!
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!