Mencertakan tentang gadis miskin dari desa Senja Rinjani yang menjadi asisten rumah tangga. stelah beberapa tahun bekerja,anak sang majikan Awan Abimana jatuh hati padanya. Cinta mereka sangat manis,meski senja dari kalangan bawah orangtua Awan sangat menyayangi Senja. Apalgi ibu Awan sudah sangat menyayangi Senja sejak awal senja datang kerumahnya sebagai asisten dirumahnya. Nyonya Arumi ibu Awan sangat menginginkan anak perempuan,namun sayang kecelakaan saat Awan masih kecil merenghut rahimnya. itu juga yang menyebabkan awan tidak memiliki saudara. Namun cinta manis mereka tak berlangsung lama setelah Senja melahirkan anak pertamanya Awan bertemu kembali dengan wanita dimasa lalunya. Wanita yang telah menenmani awan sejak lama. Namun mereka harus berpisah saat Awan memutuskan study nya kelyar negri. Wanita bernama Hana itu memilih laki-laki lain yang lebih mapan dan sukses dari Awan. Namun setelah pertemuannya kembali dengan Hana saat Hana menjadi seorang janda hati Awan terus goyah,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Suryandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HONEYMOON YANG INDAH II
Tubuh Senja menggeliat kecil, pergerakannya begitu terbatas karena tangan kekar kini masih melingkar diatas perut polosnya. Tangan itu memeluknya semakin erat dan posesif. Kini rasanya semua badan Senja remuk redam, rasanya begitu lelah.
Senja terbangun saat kemih didalam tubuhnya terasa penuh dan ingin dikeluarkan. Perlahan dia menurunkan tangan kekar suminya itu dari perutnya. Lalu dia duduk, ditariknya selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Dan terpampang lah disana Awan yang juga tanpa busana. Miliknya terlihat jelas dimata senja. Tiba-tiba seluruh mukanya begitu merah, saat terlintas ingatan apa yang terjadi semalam.
Senja pun menurunkan kakinya, sedangkan Awan kini mulai terusik tubuhnya mulai terasa dingin lalu dia mengerjabkan matanya pelan.
"Aw" ringis Senja. Inti bagian bawahnya begitu nyeri, sehingga begitu sulit dia akan berjalan.
Awan yang mendengar rintihan istri kecilnya langsung terduduk.
"Apa masih sakit beib"? Tanyanya
Senja pun mengangguk malu-malu, " tapi aku mau pipis mas buat jalan sakit" ucapnya. Lalu tiba-tiba Awan berdiri dari sana dan, " greeeb" dia langsung mengangkat tubuh istrinya itu.
"A.." jerit Senja kaget, lalu dia mengalungkan tangannya ke leher suaminya itu.
"Mas itu.." tunjuknya ke milik Awan yang tanpa pembungkus dan berdiri tegak. Namun Awan berjalan seolah tidak ada beban.
"Biarkan saja beib, kenapa wajahmu masih malu-malu begitu? Bukankah kamu sudah merasakannya" goda Awan membuat wajah Senja semakin merah. Sedangkan Awan dengan santainya membawa Senja kekamar mandi meski tanpa pakaiannya.
Didalam kamar mandi dengan telaten Awan membersihkan tubuh istrinya itu. Meski kini miliknya sudah berontak lagi Awan menahannya. Dia tidak cukup tega melihat istrinya yang kelelahan, apalagi milik istrinya itu masih sakit.
Dan mereka pun hanya mandi kali ini tidak ada aktifitas lainnya. Bahkan Awan juga memakaikan bathrobe milik Senja juga miliknya sendiri dan menggendongnya kembali ke tempat tidur mereka.
Senja hanya malu-malu dan bahagia mendapatkan perlakuan manis dari sang suami. Kini Awan juga sudah mengambilkan pakaiannya dari koper. Dia pilihkan drees cantik bermotif floral berwarna mocca dipadu baby pink dibeberapa bagiannya. Menambah kesan feminin dan cantik sangat cocok melekat ditubuh Senja.
Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul sebelas waktu setempat.
"Beib, kita sarapan dulu ya. Kita makan diluar apa dikamar saja"? Tawar Awan pada sang istri.
"Dikamar saja mas, aku malu gaya jalanku sangat aneh" ucpnya dengan menundukkan kepala.
Awan pun lalu duduk berjongkok dihadapan Senja lalu memegang erat tangan istrinya itu.
"Baiklah, mas akan pesankan sekarang. Maafkan mas ya, semalam benar-benar tidak terkontrol sampai milikmu sakit sekali. Nanti mas belikan obat olesnya biar cepat sembuh" ucapnya sambil mengusap lembut rambut wanita cantik dihadapannya itu.
"Terimakasih mas" ucapnya pada sang suami.
"Apa pun untukmu beib, katakanlah semuanya yang kamu inginkan selagi mas bisa kabulkan pasti mas akan memberinya" ucapnya pada sang istri lalu dia berdiri dan mencium kening istrinya lama.
"Terimakasih karena mas sudah mencintaiku" ucap Senja penuh syukur.
"Jangan pernah berterimakasih, itu layak kamu dapatkan dariku. Aku hanya ingin kamu bergantung sepenuhnya padaku beib" ucapnya pada sang istri. Lalu senja menganggukkan keplanya, mereka pun berpelukan dan Awan mengecup singkat bibir istrinya itu.
Setelah itu Awan menghubungi pihak hotel, ingin diantarkan mkanan kekamarnya karena memang perut mereka sudah sangat lapar saat ini.
Dan tak berselang lama makanan mereka pesan sudah diantar kekamar mereka. Pasangan suami istri itu sekarang makan dengan lahapnya tanpa obrolan disana hanya dentingan sendok dan piring yang bertemu terdengar. Lalu Awan meneguk air didalam gelasnya saat sudah selesai begitu pun dengan Senja.
"Kamu istirahat dulu beib, aku akan carikan obat untukmu" ucapnya pada sang istri.
"Iya mas, tubuhku juga pegal semua rasanya" ucapnya pada sang suami.
"Nanti mas carikan juga obat penghilang lelah beib, kamu jangan kemana mana" pesannya pada sang istri.
Senja pun menganggukkan kepalanya, "Iya Tuan posesif" ucapnya menggoda Awan.
"Aku tidak posesif hanya sangat mencintaimu" ucap Awan. Senja pun merotasi matanya malas mendengar ucapan Awan tapi dilubuk hatinya sungguh bahagia dicintai Awan dengan luar biasa.
"Gombal saja sih suami" tangannya kini menjawil dagu tajam milik suaminya itu.
"Beib, jangan pancing-pancing ya atau kamu tidak bisa jalan sungguhan akibatnya" ucap Awan.
"Masak aku mancing, mancing itu di sungai, diempang atau dikolam ikan mas" ucap Senja dengan tersenyum lebar.
Lalu tanpa aba-aba, "greeb" Awan kembali mengangkat tubuh istrinya itu. Jantung Senja rasanya selalu tidak aman sekarang. Terlalu sering berdetak dengan cepat dan lebih kencang.
"A.., mas aku bisa jalan sendiri" ucapnya pada suaminya itu.
Setelah itu Awan membungkam bibir istrinya itu dengan lumatan halus darinya. Dengan pelan Awan menjatuhkan tubuh Senja dikasur yang empuk. Awan pun melepas pagutannya.
"Tunggu disini dan jangan kemana-mana" ucapnya lalu menowel hidung kecil dan mancung milik Senja. Awan setiap saat rasanya dibuat gemas saja.
"Iya mas, pergi sana. Syuh..syuh" ucapnya dengan tangan isyarat mengusir Awan
"Berani ya kamu sama suami"? Ucapnya. Senja pun tergelak tertawa lepas. Dan dimata Awan ini sangat cantik.
Setelah percakapan mereka Awan pun meninggalkan Senja sendiri dikamarnya. Karena merasa bosan Senja pun mengambil ponselnya diatas nakas dekat tempat tidurnya itu. Dari kemarin ponselnya itu sengaja dia matikan karena tak ingin gangguan dari siapa pun. Dan benar saja saat dia mengaktifkan ponselnya banyak sekali panggilan tak terjawab disana dan beberapa pesan dari Mommy Arumi.
Hingga tak lama ponsel Senja berdering kembali saat masih akan membalas pesan mommy Arumi. Disana terlihat panggilan video call dari mommy Arumi, Senja pun menggeser tombol hijau diponselnya itu.
"Assalamualaikum mom" ucapnya, disana menampilkan Arumi yang sedang ada di mansion.
"Wa'alaikumsallam sayang, kamu dan Awn baik-baik saja kan. Mommy kawatir sekali ponsel kalian berdua semuanya mati tidak bisa dihubungi" cecarnya pada sang anak.
"Maafkan kami mom, setibanya disini kami sangat lelah tidak sempat mengisi dayanya jadi ponsel kami mati semua. Kami baik-baik saja mommy tidak perlu kawatir" ucap Senja jadi merasa bersalah karena dengn sengaja mematikan ponselnya.
"Baiklah, tidak apa-apa sayang yang penting kalian baik-baik saja mommy sudah tenang" sambung mommy Arumi.
"Kamu sedang sendiri" tanyanya pada Senja.
"Iya mom, Mas Awan pergi keluar sebentar" jawab Senja.
"Baiklah sayang, kalian hati-hati disana ya. Selamat bersenang-senang. Nanti pulang mommy tunggu kabar baiknya"? Ucapnya pada sang anak.
"Iya mom, dokan ya"? Ucap Senja malu-malu.
"Pasti sayang, Ya sudah mommy tutup telponnya. Assalamu'alaikum" ucapnya pada Senja.
"Wa'alaikumsalam mom" Jawab Senja.
Lalu panggilan itu pun tertutup, dan tak lama terdengar pintu kamar dibuka dari luar. Menampilkan Awan disana masuk dalam kamar lalu menutup kembali pintunya.
Tangannya sudah menenteng bebarapa papper bag dan diserahkannya pada Senja.
"Banyak sekali mas" ucap Senja pada sang suami.
"Itu sekalian beli camilan buat kamu beib" jawab Awan
"Terimakasih mas" ucap Senja pda suaminya itu.
"Mau mas bantu obati"? Tawar Awan.
Senja pun langsung menggelengkan kepalanya cepat, selain dia bisa melakukan sendiri Senja merasa malu jika harus Awan melakukan itu.
"Aku bisa sendiri mas" ucapnya pada Awan
"Baiklah, ayo mas antar kekamar mandi" jawab Awan
"Tidak perlu, mas tunggu disini saja" ucap Senja lalu berdiri dan akan beranjak dari sana.
Namun Awan dengan sigap menggandeng lengan Senja menuntun istrinya itu kekamar mandi. Dia pun membukakan pintu kamar mandi untuk istrinya itu lalu menutupnya kembali.
"Mas akan tunggu disini, kalau butuh apa-apa kamu panggil mas saja" ucapnya pada sang istri.
"Iya mas" jawabnya pada sang suami. Senja didalam kamar mandi mulai mengobati area sensitive nya itu. Dan tak lama, "ceklek" pintu kamar mandi pun terbuka. Dan ternyata Awan masih dengan setia menungguinya disana.
"Sudah selesai"? Tanyanya
Senja pun menganggukkan kepalanya, " sudah mas"? Jawabnya.
"Ya sudah kita istirahat saja untuk hari ini besok kita mulai jalan-jalan dan belilah semua yang kamu suka disini" ucapnya pada sang istri.
"Iya, terimaksih ya mas"? Ucap Senja pada suaminya itu. Lalu mereka menuju kasur tempat tidur mereka.
Saat Senja duduk diranjang mereka, Awan mengeluarkan sesuatu dari dompetnya, lalu memberikannya pada Senja.
"Ini untuk apa mas"? Tanya Senja.
"Selama sepuluh hari ini mas belum memberimu nafkah, ini nafkah dari mas"? Ucapnya sambil meberikan kartu berwarna hitam yang isinya tak berseri itu ketangan Senja.
"Tapi tak perlu ini mas, cukup berikan beberpa saja setiap bulannya. Aku sudah punya dari daddy sebelumnya, dan penghasilan dari butik juga milikku sendiri Mommy tidak pernah mau menerimanya" jawab Senja.
"Tidak apa-apa beib, simpan yang punyamu dari daddy gunakanlah ini untuk semua kebutuhanmu" ucap Awan
Senja pun penuh haru, lalu berhambur memeluk suaminya itu.
"Terimaksih mas" ucapnya
Awan pun membalas ucapan istrinya itu hanya dengan anggukan kepalanya, dan dia kecup lama kening istrinya.
Sekarang mereka pun naik keatas ranjang untuk istirahat. Tubuh mereka tenggelam dalam selimut dan saling memeluk. Kali ini mereka hanya tidur, karena rasa lelah begitu mendera.