Orang Jelek Tidak Pantas Jatuh Cinta

"Sebenarnya saya merasa tidak enak bunda

jika kuliah saya dibiayai oleh bunda dan ayah Hermawan"

Mendengar penuturan indah Dito hanya memasang wajah datar sama sekali tidak menampakan ekspresil apapun baginya apa yang dikatakan gaddis ini hanyalah bualan semata.

"Lo kok gitu sih bukanya kuliah jurusan psikoloq adalah cita cita kamu lagipula itu salah satu janji ayah Dito kalau kamu menikah dengan Dito"

Berkali kali indah mencoba menjelaskan berharap mertuanya bisa mengerti keadaanya tapi bunda lydia tetap kekeh dengan pendirian nya ia tetap meminta agar indah melanjutkan pendidikan nya.

" Saya harap kamu memikirkan ini baik baik nak ini juga untuk masa depan kamu"

Indah menghebuskan nafas kasarnya

" Iya bunda"

Setelah menyantap sarapanya indah membantu bi asih membersihkan meja dan mencuci piring.

Berkali kali bunda Lydia dan bi asih melarang indah untuk membantu bi asih tapi indah tetap kekeh melakukan hal itu.

Dito yang merasa bosan dan tidak betah tinggal dirumah karna kehadiran wanita jelek itu membuatnya tidak nyaman,ia memutuskan untuk berjalan jalan keluar rumah untuk sekedar mencari udara segar dan berusaha melupakan segala kekesalan dihatinya.

Padahal sebelumnya ia lebih senang menghabiskan waktu dirumah sambil membaca buku kesukaan nya.

"Bunda aku mau keluar jalan jalan mau cari udara segar rasanya suasana rumah bini terasa pegat"

Indah yang sedang mencuci piring menyadari kalau Dito sedang menyindirnya.

"Ya udah kamu hati hati ya nak"

Iya pun mencium punggung tangan ibunya.

Bunda lydya menatap punggung anaknya hingga akhirnya tidak kelihatan lagi.

Bunda Lydia merasa kasihan kepada anaknya dia sangat tau sifat anaknya dia tidak mungkin berani melecehkan perempuan dia sangat tau kalau selama ini Dito anak yang sangat cuek apalagi dengan hal yang berbau wanita, tapi dia tidak bisa berbuat apa apa untuk membantu anak ya toh juga dia tidak punya bukti tentang kejadian malam itu.

"Mungkin Dito butuh sedikit ruang untuk bmemikirkan semua permasalahannya" batin bunda Lydia

Setelah pamit dengan bundanya Dito menaiki motor kesayanganya dengan helm fuul kaca Dito melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata rata mengililingi kota mencoba melampiaskan keresahannya dengan pemandangan sudut sudut kota yang bising,

Setelah merasa lelah ia pun menghentikan motornya ditanam ditrengah kota,iya duduk disebuah kursi dan memandangi satu persatu pengunjung taman karna hari ini hari libur pengunjung taman cukup ramai.

Dirinya kini kembali dibayang Bayangi oleh masa lalunya,ketika keluarga nya yang bahagia harus hancur karena perselingkuhan sang ayah, bayangan ketika ayahnya kasar kepada bundanya kini menyelimuti dikiranya,tanganya mengenal penuh Amara,ketika bundanya mengejar aYahnya sampai akhirnya terjatuh dikursi roda merengek menangis agar tidak ditinggalkan muncul dibenaknya secara bergantian hingga membuat tubuhnya bergetar dipenuhi amarah,Amaranya seketika memuncak tatkala wajah indah muncul dibenaknya.

"Haaaaaaaaaaagggggggggg"

Teriakk Dito melempar botol minuman bekas minuman pengunjung taman.

Semua pengunjung taman menatapnya tajam,

Dito yang menyadari menjadi pusat perhatian segera beranjak dari duduknya dan berjalan menuju motornya,ketika beberapa langkah sebuah bola sepak berhenti dikakinya dia mengambil bola itu.

disusul anak kecil yang berlari kearahnya.

" Maaf kak itu bola saya"

Dito membokongkan tubuhnya sejajar dengan anak itu.

" Oh ini bola kamu"

Anak kecil itu mengangguk dan tersenyum, senyuman begitu tulus nampak dari raut wajah anak polos itu, membuat Dito yang tadinya diliputi amarah berubah membalas senyuman anak itu dengan hangat sembari memberikan bola itu kepada anak tersebut.

" Makasih kakak"

" Sama sama anak manis"ucap Dito sambil mengusap ngusap kepala anak itu dengan tulus,anak itu pun berlari menjauhi dito.

" Andai aku bisa kembali kemasa itu,dimana yang kutau bermain saja tanpa beban pikiran, sungguh menjadi dewasa itu menyusahkan dan menyebalkan" fikir dito

Dito kembali menyalakan mesin motor kesayanganya entah dimana lagi iya pergi melampiaskan beban yang ada difikiranya.

Tiba tiba motornya berhenti didepan sebuah bar untuk pertama kalinya dia menginjakkan kakinya ditempat seperti ini, entah apa yang merasuki dikiranya, begitu masuk kedalam ia disunguhkan dengan pemandangan dimana semua pengunjung bebas berciuman ditrmpat umum ,yang tercium hanya bau alkohol dan rokok yang sangat menyengat,suara riuh musik terdengar bising ditelinga, iya terus melangkahkan kakinya sampai akhirnya bisa memilih duduk disebuah bsofa yang empuk,

Dito memesan minuman dan tanpa banyak basa basi iya langsung meneguknya,walaupun sempat tersendak karna pertama kalinya iya meminum minum minuman keras tapi iya terus meneguknya,dua wanita seksi dengan belahan dada terbuka,body aduhai menghampirinya.

"Mas mau aku temenin ngakk" tegur salah satu dari mereka

Melihat ketampanan Dito dua wanita itu tertegun dengan susah payah menelan silvanya.

Kemudian wanita yang satu berusaha mengelus pipi Dito secara perlahan dengan sensual,Dito yang minum terlalu banyak merasakan kepalanya sangat berat.

Dito merasakan tangan perempuan itu dipipinya .

Seketika meraih tangan perempuan itu dan menepisnya.

"Aku bukan pria murahan"

Meskipun dalam keadaan mabuk berat pun Dito masih bisa mempertahankan harga dirinya sebagai laki laki baik baik.

"Dasar pria munafikk merasa pria baik baik tapi ketempat yang seperti ini" gumam salah satu gadis itu dengan nada kesal.

Karna ditolak oleh Dito merekapun pergi meningalkan Dito karna tidak ingin dipermalukan terlebih banyak pengunjung yang melihat mereka.

"Dasar perempuan jalang,tidak tau diri dia sungguh menjijikan" racau Dito dalam mabuknya ketika membayangkan pernikahanya dengan indah.

Iya terus meminum minuman advokat itu sampai badanya terasa berat, ia berjalan keluar bar dengan sempoyongan,iya berusaha mencari cari motornya dicelanya tapi susah sekali iya mendapatkan kuncinya padahal kuncinya ada disaku celananya.

Dan pada akhirnya Dito ambruk disamping motornya,mungkin karna efek dia tidak terbiasa minum minuman keras jadi tubuhnya sangat lemah dan menyebabkan dia pingsan.