NovelToon NovelToon
Dendam Dan Cinta

Dendam Dan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Trauma masa lalu
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Dimalam pengantin yang seharusnya sakral ternyata menjadi mimpi buruk bagi Luna dimana ia melakukan ritual olahraga pertamanya dengan adik iparnya yang bernama Damian.
Suami Luna yang bernama Sebastian langsung menjatuhkan talak kepada Luna.
Orang tua Luna sangat murka dan ia meminta Damian untuk menikah dengan Luna.
Luna berjanji akan membalas dendam kepada Damian yang sudah menghancurkan hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Sudah beberapa hari ini Luna masih belum sadarkan diri.

Jayden masih setia menunggu Luna dan berharap agar Luna segera sadar.

Dokter pribadi Jayden masih memeriksa keadaan Luna.

"Semuanya normal tetapi kenapa sampai saat ini ia masih belum sadarkan diri?"

Dokter meminta Jayden untuk membawa Luna ke rumah sakit jika sampai besok Luna tidak sadarkan diri.

Jayden menganggukkan kepalanya dan akan membawa Luna ke rumah sakit.

Setelah itu dokter berpamitan kepada Jayden untuk kembali ke rumah sakit.

Jayden kembali duduk disamping tempat tidur sambil menggenggam tangan Luna.

Tiba-tiba Jayden merasakan jari tangan Luna yang bergerak.

"Nona, apakah kamu mendengar suaraku?" tanya Jayden.

Mendengar suara Jayden, Luna mencoba untuk membuka matanya perlahan-lahan.

"Syukurlah kamu sudah sadar, apakah kamu mendengar suaraku?" tanya Jayden.

"A-aku haus." ucap Luna.

Jayden langsung bangkit dari duduknya dan mengambil gelas yang sudah ia isi dengan air. Ia juga mengambil sedotan plastik agar mempermudah Luna untuk meminumnya.

"Minumlah dulu."

Kemudian Luna mulai minum sampai habis separuh gelas.

"Terima kasih."

"Apakah kamu baik-baik saja? Siapa namamu?" tanya Jayden.

"Namaku Luna. Kenapa kamu menyelamatkan nyawaku?"

Luna mengatakan kepada Jayden kalau dia sudah tidak mau hidup di dunia ini.

"Tapi anak kamu masih butuh kamu di dunia ini." jawab Jayden.

"Aku tidak mau anak ini, aku benci anak ini." Luna memukul-mukul perutnya.

Jayden langsung memeluk dan mencoba menenangkan Luna.

"Jangan sakiti anak ini, dia tidak berdosa." pinta Jayden.

Jayden kembali bertanya kepada Luna apa yang sedang terjadi pada dirinya.

"Baiklah aku tidak akan memaksamu untuk bercerita, tetapi kamu sekarang harus makan dulu."

Jayden memanggil pelayan untuk membawakan makanan yang sudah ia pesan tadi.

Tak berselang lama pelayan datang dengan membawa nampan yang berisi bubur dan teh hangat.

Jayden membantu Luna untuk memposisikan tubuhnya agar bisa duduk.

"Makan dulu ya, aku suapi." ucap Jayden.

Luna menganggukkan kepalanya dan setelah itu Jayden mulai menyuapi Luna.

"Siapa namamu?" tanya Luna.

"Namaku Jayden Cole." jawab Jayden sambil menyuapi Luna.

Jayden mengucapkan terima kasih karena Luna sudah menyelamatkan hidupnya.

"Aku menyelamatkanmu? Kapan?"

"Waktu aku tenggelam dan kamu langsung menyelamatkan aku." jawab Jayden.

Luna kembali ingat dengan lelaki yang ia selamatkan malam itu dan sekarang ia yang diselamatkan oleh Jayden.

Setelah menghabiskan buburnya, Jayden meminta Luna untuk kembali beristirahat.

Jayden menutup pintu kamar agar Luna bisa kembali istirahat.

Baru saja Jayden menutup pintu kamar, Luna kembali menangis sesenggukan.

"Maafkan Mama sayang, Mama janji tidak akan menyakiti kamu lagi." ucap Luna sambil mengelus perutnya.

Luna yang tidak bisa tidur akhirnya memutuskan untuk menghidupkan televisi.

Ia langsung membelalakkan matanya saat melihat pernikahan Damian dan Ayana yang disiarkan langsung.

"Hebat kamu Mas, ternyata memang sudah kamu rencanakan semuanya. Kamu tidak pernah mencintaiku." gumam Luna.

Luna yang kondisinya masih belum stabil langsung bangkit dari tempat tidur.

"Aku seperti orang bodoh. Ternyata kamu lelaki jahat itu Mas." ucap Luna sambil berjalan menuju ke balkon.

Luna menangis dan ia meminta maaf kepada buah hatinya yang masih ada di dalam kandungannya.

"Maafkan Mama...."

"LUNA!" Jayden langsung menarik pinggang Luna yang mencoba untuk BD kembali.

"A-aku lelah..." Luna kembali pingsan di pelukan Jayden.

Jayden langsung membawa Luna ke rumah sakit, ia tidak mau jika terjadi sesuatu kepada Luna dan kandungannya.

Edward segera melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit.

"Luna, kamu harus kuat." Jayden menggenggam tangan Luna yang saat ini wajahnya sangat pucat sekali.

Lima belas menit kemudian mereka telah sampai di rumah sakit.

Jayden langsung memanggil dokter untuk segera memeriksa keadaan Luna.

Dokter langsung menutup pintu dan memeriksa keadaan Luna.

"Apa yang terjadi pada Luna? Tadi dia sudah baik-baik saja." gumam Jayden.

Kemudian Jayden meminta Edward untuk membuka rekaman cctv.

Beberapa menit kemudian Edward memberikan rekaman itu dan melihat Luna yang sedang menonton Tv.

"Apakah Lelaki itu yang menyebabkan Luna sampai mau BD?" gumam Jayden.

Edward menepuk pundak Jayden saat melihat Dokter keluar dari ruang UGD.

"Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Jayden dengan wajah cemas.

"Dia mengalami depresi dan jika seperti ini terus bisa membahayakan nyawanya dan nyawa janin yang ada di dalam kandungannya." Jawa. Dokter.

Dokter menyarankan agar sementara waktu Luna dirawat di rumah sakit jiwa.

"Aku tidak setuju, biarkan aku saja yang merawatnya." ucap Jayden.

Dokter menghela nafasnya dan ia meminta Jayden untuk memikirkannya lagi.

Jayden tak mau ambil pusing dan ia langsung membopong tubuh Luna untuk ia bawa ke rumah.

Edward meminta Jayden untuk memikirkannya lagi karena mereka belum mengenal siapa Luna.

"Cepat lajukan mobilnya atau kamu pulang sendiri!'

Kemudian Edward segera masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya.

Sesampainya di rumah Edward membawa Luna ke kamarnya

Ia mengambil tali dan mengikat tangan Luna agar tidak melakukan hal itu lagi.

Sambil menunggu Luna sadar, Jayden masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Jayden tidak mau berlama-lama di kamar mandi karena ia takut meninggalkan Luna sendirian.

Segera ia memakai kimono handuknya dan keluar dari kamar mandi.

Ia melihat Luna yang baru saja membuka matanya dan mencoba untuk membuka ikatan yang ada ditangannya.

"Luna, tenanglah dulu. Kalau kamu sudah tenang, aku akan membuka ikatanmu." ucap Jayden.

Jayden memegang tangan Luna dan memintanya untuk menarik nafas panjang.

"Menangislah dan berteriak lah agar kamu lega." ucap Jayden.

Luna langsung melupakan tangisan dan emosinya di hadapan Jayden.

Jayden melepaskan ikatan Luna dan langsung memeluk tubuhnya.

Luna menceritakan semuanya kepada Jayden tentang apa yang dialaminya.

Jayden merasa kasihan dengan apa yang dialami oleh Luna.

Walaupun yang dilakukan oleh Luna dulu memang sebuah kesalahan tetapi Damian seharusnya tidak mempermainkan perasaan Luna seperti itu.

"Kamu harus bangkit dan balas mereka. Jika kamu melakukan BD,. mereka pasti akan bahagia." ucap Jayden sambil menghapus air mata Luna.

"Aku sudah tidak mempunyai apa-apa untuk membalas mereka. Aku lelah Jayden."

"Aku akan membantumu untuk membalas mereka." Jayden mencoba menyakinkan Luna untuk tidak patah semangat.

Jayden meminta Luna untuk menunjukkan wajah-wajah yang sudah menyakitinya.

"Luna, ada sesuatu yang ingin aku katakan."

"Apa itu Jayden?" tanya Luna.

Jayden mengatakan kalau sudah membuat berita tentang kematian Luna.

"Tidak apa-apa Jayden, lebih baik mereka menganggap ku meninggal" ucap Luna.

Luna meminta Jayden untuk meminjamkan ponselnya.

Setelah itu Luna memberitahukan kepada Jayden tentang Damian, Ayana, Dilan.

"Dilan, aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi." ucap Jayden yang ternyata mengenal Dilan.

1
Yanni Santoso
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!