Seorang gadis tampak kaget melihat kedua orang tuanya bersimbah darah dihadapan seorang pria yang dengan santainya menatap kearah sang mayat kedua orang tua sang gadis tersebut. Sang pria mengatakan pada gadis tersebut kedua orang tuanya memiliki hutang dan jaminannya adalah si gadis tersebut. Sang Pria tau kondisi sang gadis susah menawarkan sang Gadis untuk menikah dengan pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12
"Bukannya sudah aku katakan bahwa Lee Young tidak berada disini tuan" jawab Young Ji, berusaha mengendalikan suaranya agar tidak terdengar ragu.
"Jangan mencoba menyembunyikan sesuatu dariku nona Lee Young Ji ssi. Aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan." S.Coups melangkah masuk tanpa permisi, tatapannya tajam, penuh kecurigaan.
Young Ji merasa tenggorokannya tercekat.
"Tidak ada yang saya sembunyikan. Mungkin saja dia keluar ke tempat lain untuk sementara waktu." jawabnya sambil menjaga jarak.
S.Coups tidak langsung menjawab, malah mengamati sekeliling apartemen dengan seksama, mencoba mencari tanda-tanda atau petunjuk yang bisa memberitahunya keberadaan Lee Young. Ia berhenti sejenak di depan kamar tidur, dan dengan penuh rasa curiga, ia melangkah maju.
"Bagaimana kamu tahu bahwa dia keluar ke tempat lain? Apakah dia memberitahumu? Jika kamu tidak memberitahuku yang sebenarnya, aku akan mencari sampai aku temukan dia" ucap S.Coups dengan suara rendah dan penuh ancaman.
Young Ji tahu ia tidak bisa berbohong lebih lama lagi. Tetapi, ia juga tidak ingin Lee Young terkena bahaya.
"Tuan saya bersumpah saya tidak tahu di mana dia," jawab Young Ji dengan tegas, meskipun rasa takutnya semakin menguasai dirinya.
S.Coups menatap Young Ji untuk beberapa detik yang terasa sangat panjang, lalu akhirnya menghela napas.
"Kamu lebih baik menjaga dirimu dan Lee Young, Young Ji ssi. Aku akan mengawasi kalian berdua."ucap S.Coups penuh tekanan
Tanpa kata-kata lebih lanjut, S.Coups berbalik dan keluar dari apartemen. Young Ji menunggu beberapa detik, memastikan bahwa dia benar-benar pergi. Setelah pintu tertutup, ia berjalan cepat menuju kamar tidur dan membuka lemari tempat Lee Young bersembunyi.
"Dia sudah pergi," kata Young Ji, suara lega terdengar di ujung kalimatnya.
Lee Young keluar dari persembunyiannya, tubuhnya gemetar. "Aku tidak tahu berapa lama aku bisa terus seperti ini, Ji. Aku takut kalau S.Coups akan terus mencariku. Aku merasa seperti buruan."
Young Ji menatap sahabatnya dengan penuh perhatian. "Jangan khawatir, Lee. Kita akan keluar dari sini. Kita hanya perlu bertahan beberapa hari lagi sampai kamu bisa pergi."
Lee Young mengangguk, meskipun rasa takut masih mencengkeram hatinya. Mereka tahu waktu mereka semakin sempit, dan setiap detik yang berlalu semakin mendekatkan mereka pada keputusan besar yang harus diambil. Kini, mereka hanya memiliki satu pilihan melarikan diri dengan hati-hati dan secepat mungkin.
Malam semakin larut, dan meskipun suasana di apartemen Young Ji tampak tenang, ketegangan di antara mereka berdua semakin terasa. Lee Young duduk di tepi tempat tidur, menatap tas kecil yang telah ia siapkan untuk keberangkatannya dua hari mendatang. Namun, dengan ancaman S.Coups yang terus membayangi, rencana mereka terasa semakin berisiko.
"Ji, aku tidak tahu apakah aku bisa melarikan diri tanpa ketahuan," kata Lee Young, suara penuh kecemasan.
Young Ji berdiri di sampingnya, memberikan pelukan hangat untuk menenangkan sahabatnya. "Kamu harus percaya padaku, Young ah. Aku sudah menyiapkan segala sesuatunya. Kita akan melakukannya bersama." ucap Young Ji
Lee Young mengangguk, meskipun kecemasan masih terlihat di matanya. "Tapi jika S.Coups benar-benar mengejarku ke luar negeri? Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan." cemas Lee Young sambil mengigit jarinya.
"Jangan khawatir. Aku sudah menghubungi seseorang yang bisa membantu kita untuk melarikan diri tanpa jejak. Kita akan pergi, dan mereka tidak akan tahu ke mana kita pergi," jawab Young Ji dengan penuh keyakinan. "Aku sudah merencanakannya dengan matang, Lee Young. Kita hanya perlu bertahan sedikit lebih lama."
