Sila, Susilawati 25 tahun ibu dari seorang putri kecil dan istri dari seorang pengusaha mapan bernama Hadi Tama 28 tahun. Keluarga kecilnya yang bahagia hancur ketika dirinya di jebak hingga tanpa sadar dia ditemukan oleh sang suami dalam keadaan tidak pantas di sebuah kamar hotel hingga sang suami menceraikan nya dan mengambil hak asuh atas anaknya. Siapa yang menjebaknya? dan siapa yang pria yang bersamanya malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KYKB 20
Keesokan harinya Sila sudah merasa kalau kondisi nya sudah membaik, meski kepalanya masih agak sedikit pusing tapi dia sudah bisa bangun, berdiri dan berjalan dengan baik. Sila memutuskan untuk pulang, kebetulan Dave sudah datang dan membawakannya makanan.
'Tuan ini baik sekali, berbeda sekali dengan rumor yang beredar selama ini!' batin Sila yang melihat ke arah Dave sejak dari pintu masuk sampai ketika Dave ada di depannya.
"Sudah bangun? sudah merasa baikan?" tanya Dave.
Sila langsung mengangguk.
"Iya, terimakasih tuan Dave. Aku rasa aku bisa pulang sekarang...!"
"Tidak boleh! kata dokter kamu masih perlu dia hari lagi untuk pulih, tidak boleh pulang sekarang!" jelas Dave menyela ucapan Sila.
"Maaf tuan, tapi aku sudah merasa sangat baik...!"
"Kalau kamu tidak percaya aku akan panggil dokter yang menangani mu kemari!" ucap Dave yang langsung menekan sebuah tombol berwarna merah yang ada di dinding di atas tempat tidur pasien Sila.
Sila yang sudah duduk di tepi tempat tidur merasa sangat sedih. Karena kalau dia masih harus tinggal lebih lama di rumah sakit maka dia sangat khawatir pada pekerjaan nya di butik.
"Tapi tuan...!"
"Ada apa Dave?" tanya dokter Jimmy yang terlihat ngos-ngosan karena saat masuk ke ruang rawat Sila dia seperti setengah berlari.
Dokter Jimmy lalu mendekati Sila dan memeriksa denyut nadinya.
"Semua baik-baik...!"
Plakk
Dave memukul lengan dokter Jimmy dengan keras.
"Periksa yang benar, setidaknya dia masih harus tinggal di rumah sakit ini lebih lama lagi kan?" tanya Dave pada dokter Jimmy.
Tapi ekspresi wajah yang di tunjukkan Dave lebih mirip seperti orang yang yang sedang menggertak daripada orang yang sedang bertanya.
Dokter Jimmy pun memeriksa denyut nadi Sila sekali lagi.
"Astaga Sila, denyut nadi mu sangat tidak teratur. Aku khawatir mungkin karena kamu tenggelam dan juga banyak air masuk ke dalam tubuhmu, terjadi komplikasi dan...!"
"Apa dokter? komplikasi?" tanya Sila yang begitu takut.
Dokter Jimmy langsung mengangguk.
"Iya Sila, sebaiknya kamu tinggal di rumah sakit ini dulu, dua atau tiga hari agar aku bisa memeriksanya dengan teliti!" seru dokter Jimmy membuat Dave tersenyum tipis sedangkan Sila malah lebih cemas dari sebelumnya.
Kalau sebelumnya Sila hanya memikirkan tentang pekerjaan nya yang mungkin saja akan bermasalah kalau dia tidak masuk dua hari, tapi sekarang dia malah bertambah beban pikirannya karena perkataan dokter Jimmy.
'Jika benar aku terkena komplikasi apa aku akan bisa bertemu dengan Mika...!' batin Sila yang tiba-tiba menangis.
Melihat Sila menangis, dokter Jimmy kebingungan.
"Sila, itu kan hanya kemungkinan. Makanya aku akan memeriksanya lebih teliti lagi. Kemungkinan juga kan kamu akan baik-baik saja!" ucap dokter Jimmy panik.
"Sudah pergi sana!" perintah Dave pada Jimmy.
Jimmy langsung meninggalkan ruang rawat Sila dengan terus melihat ke arah Sila, dia mencemaskan wanita itu karena berdasarkan pemeriksaan, dia juga bisa tahu kalau sebenarnya Sila sedang tertekan dan mengalami kondisi stres yang lumayan buruk. Meskipun dia sudah mengatakan hal itu pada Dave. Tetap saja dia masih merasa cemas, karena orang dengan kondisi yang seperti itu akan sangat sentimentil biasanya.
Dave meraih sapu tangan dari saku celananya dan menyeka air mata Sila. Membuat Sila kembali terkejut.
"Tuan, aku sudah banyak merepotkan mu. Aku rasa aku memang harus pulang, aku harus kembali bekerja tuan. Jika tidak maka aku akan kehilangan pekerjaan ku!" ucap Sila.
Dave menyimpan kembali sapu tangan nya dan menepuk kedua bahu Sila dengan lembut.
Sila yang merasa sangat tidak nyaman karena Dave menyentuhnya dan mereka baru saja kenal langsung menghindar, Sila turun dari tempat tidur dan berdiri sedikit menjauh dari Dave.
Dave yang mengerti kalau Sila tidak nyaman kemudian berdehem.
"Ehem, aku cuma mau mengatakan kalau masalah pekerjaan, kamu tidak perlu cemas. Di perusahaan ku juga banyak lowongan pekerjaan, kamu bisa bekerja kapan pun kamu mau!" ujar Dave membuat Naira tertegun.
'Yang benar saja, bukankah kata orang akan sangat sulit masuk perusahaan Dave Hendrawan, kenapa dia malah seperti sedang menawarkan pekerjaan padaku?' tanya Sila dalam hati.
Sila langsung menggelengkan kepalanya perlahan.
'Apasih yang aku pikirkan, kenapa aku berpikir aku akan dapatkan pekerjaan penting yang bagi siapapun yang mau bekerja disana harus di seleksi secara ketat, pasti dia hanya akan menawarkan pekerjaan sebagai OB padaku. Tapi tak apalah, lebih baik daripada tidak bekerja!' batin Sila lagi.
Sila lalu mengangguk paham pada Dave, dan hal itu membuat Dave tersenyum senang.
"Ya sudah, sekarang kamu istirahat saja. Aku harus ke kantor. Nanti siang aku akan kemari lagi!" ucap Dave yang membuat Sila kembali tertegun.
Sila merasa kalau Dave perhatian sekali padanya. Karena penasaran, Sila pun bertanya.
"Maaf tuan, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Sila.
Sila bertanya seperti itu karena dia sangat penasaran, apakah Dave itu pernah bertemu dengannya atau keluarganya. Sampai-sampai Dave begitu perhatian pada Sila dan begitu perduli padanya.
Dan ketika Dave mendengar apa yang di tanyakan oleh Sila. Dave terkejut, tapi tidak menunjukkan ekspresi itu pada Sila.
'Apa dia mengingat ku?' tanya Dave dalam hati.
"Kamu tidak ingat?" tanya Dave.
Sila menggelengkan kepalanya dengan cepat.
'Dia tidak ingat, tapi kenapa dia bertanya begitu?' tanya Dave lagi dalam hati.
Dave masih diam dan memperhatikan Sila, Dave merasa kalau dia memang bukan seperti wanita kebanyakan yang sering mendekatinya dengan maksud tertentu. Meski Sila tahu siapa Dave Hendrawan tapi dia tidak mengatakan apapun atau melakukan hal yang terkesan merayu Dave. Bahkan Sila malah terkesan selalu berusaha menjauh dari Dave.
"Kamu benar-benar tidak ingat? bukan kah kita pernah bertemu di golden butik?" tanya Dave.
Sila langsung terdiam, bukan jawaban itu yang dia inginkan. Karena kalau itu dia juga ingat.
"Sudah ya, jangan berpikiran macam-macam. Sekarang lebih baik kamu istirahat supaya cepat pulih, aku pergi dulu!" ucap Dave dan langsung keluar dari ruang rawat Sila.
Sila hanya bisa mengangguk dan kembali diam. Dia memang tidak bisa melakukan hal lain saat ini.
Waktu berlalu begitu cepat, Sila tertidur lagi setelah Jimmy memberikan nya obat. Dan saat Sila bangun, dia melihat Dave sudah ada di samping tempat tidur nya duduk di sebuah kursi sambil sibuk dengan ponselnya.
"Tu... tuan Dave!" sapa Sila sambil bergerak untuk bangun dan duduk.
"Sudah bangun, aku menunggumu untuk makan siang bersamaku!" ucap Dave membuat Sila kembali tertegun.
'Makan siang, dengan Dave Hendrawan. Ini mustahil!' batin Sila.
Sila merasa kalau semua yang sedang terjadi padanya ini seperti hal yang mustahil. Sewaktu dia masih bekerja di perusahaan yang lama, dan Dave Hendrawan menjadi klien nya. Semua rekan kerjanya mengatakan Dave Hendrawan sama sekali tidak akan pernah makan bersama dengan orang lain, apalagi wanita. Sekarang, malah Dave menunggu nya untuk makan siang, bukankah ini adalah sebuah keajaiban.
***
Bersambung...
jangan terpuruk dan harus move on...
💪💪💪 sila.