NovelToon NovelToon
Dendam Berbalas Madu

Dendam Berbalas Madu

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Minami Itsuki

Sinopsis

Caca, adik ipar Dina, merasa sangat benci terhadap kakak iparnya dan berusaha menghancurkan rumah tangga Dina dengan memperkenalkan temannya, Laras.

Hanya karena Caca tidak bisa meminta uang lagi kepada kakaknya sendiri bernama Bayu.


Caca berharap hubungan Bayu dan Laras bisa menggoyahkan pernikahan Dina. Namun, Dina mengetahui niat jahat Caca dan memutuskan untuk balas dendam. Dengan kecerdikan dan keberanian, Dina mengungkap rahasia gelap Caca, menunjukkan bahwa kebencian dan pengkhianatan hanya membawa kehancuran. Dia juga tak segan memberikan madu untuk Caca agar bisa merasakan apa yang dirasakan Dina.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minami Itsuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10 DATANG KE RUMAH BAYU

Hari ini, aku memutuskan untuk mengunjungi rumah Mas Bayu dengan sebuah rencana di kepala.

Aku tahu bahwa hari ini adalah saat yang tepat untuk menguji sejauh mana pengaruh Laras terhadap Mas Bayu. Aku sengaja tidak datang sendiri, aku mengajak Laras agar kehadirannya bisa membuat Mas Bayu terkesan.

Jika dia melihat Laras, bidadari yang mempesona itu, aku yakin dia akan merasa senang dan terbuai dengan kecantikannya. Selain itu, aku juga memiliki alasan pribadi—aku membutuhkan uang untuk menutupi pembayaran arisan keluarga yang belum dibayar oleh Danu, suamiku.

Begitu kami sampai di rumah Mas Bayu, aku bisa melihat ekspresi terkejut di wajahnya saat membuka pintu. Dia pasti tidak mengira akan melihat kami, apalagi Laras yang tampak sempurna dengan penampilannya.

Laras berjalan dengan langkah percaya diri, matanya berbinar, seolah sadar akan perhatian yang langsung tertuju padanya.

"Mas Bayu, apa kabar?" sapaku dengan senyum lebar, sementara Laras berdiri di sampingku, tak jauh dari pintu, dengan senyum manis yang langsung mengundang perhatian.

Mas Bayu memandang Laras dengan tatapan yang sulit kutafsirkan, tetapi aku bisa melihat ada sesuatu di matanya. Dia terpesona, seperti yang aku harapkan. “Eh, Caca, Laras... senang sekali bisa bertemu kalian. Ada apa ya?" tanyanya, suaranya sedikit gugup, jelas dia tidak menyangka akan bertemu dengan kami hari itu.

Aku tahu ini kesempatan yang baik untuk memulai percakapan. "Sebenarnya aku datang untuk meminta sedikit bantuan, Mas. Danu belum sempat membayar arisan keluarga bulan ini, jadi aku pikir kalau Mas Bayu bisa membantu kami sedikit, itu akan sangat membantu."

Laras tersenyum dan melangkah mendekat, seolah ingin memberi kesan lebih dalam. “Tentu saja, Mas Bayu, saya tahu ini agak mendadak. Tapi Caca bilang arisan keluarga cukup penting, kan?” katanya dengan suara lembut yang menggoda, sambil menatap Mas Bayu dengan senyum yang tak bisa dipungkiri memikat.

Mas Bayu terdiam sesaat, seolah terpaku oleh kehadiran Laras. Aku bisa merasakan ketegangan dalam udara di sekitar kami. "Tentu, aku paham. Arisan memang penting. Tapi... aku rasa aku perlu bicara dulu dengan Dina sebelum memutuskan," jawab Mas Bayu, berusaha tetap sopan meskipun tatapannya tidak bisa lepas dari Laras.

Aku tidak memberi ruang untuk penolakan. "Ah, Mas Bayu, kami tahu ini mungkin sedikit merepotkan, tapi kan kita sudah saling kenal cukup lama, ya? Kami tahu Mas pasti tidak akan keberatan membantu sedikit, terutama untuk keluarga."

Laras kembali menyapa dengan senyum manis, seolah ingin memastikan bahwa Mas Bayu merasa nyaman. "Kami mengerti, Mas. Tentu saja, kita semua hanya ingin yang terbaik untuk keluarga, bukan?"

Mas Bayu akhirnya tersenyum, meskipun sedikit kikuk, dan mengangguk. "Baiklah, aku akan bantu kalian," katanya, sebelum melangkah ke dalam untuk menyiapkan uang yang aku butuhkan.

Sementara itu, aku bisa merasakan bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai rencana. Mas Bayu yang tadinya tampak enggan, kini terlihat lebih terbuka dengan kehadiran Laras.

Tatapan matanya, meskipun ia mencoba untuk menyembunyikannya, menunjukkan ketertarikan yang semakin jelas. Aku tahu, dengan sedikit dorongan dari Laras, aku bisa menggoyahkan hatinya lebih jauh.

Begitu Mas Bayu kembali dengan uang yang aku butuhkan, aku mengucapkan terima kasih dengan senyum manis. "Terima kasih banyak, Mas. Kamu memang selalu bisa diandalkan."

Laras menambahkannya, "Iya, terima kasih banyak, Mas Bayu. Kami sangat menghargainya." Sambil tetap memberikan senyuman yang tak bisa dipungkiri membuat Mas Bayu semakin terpesona.

Dengan uang yang berhasil aku dapatkan, aku merasa lebih dekat dengan tujuan utama rencanaku. Sementara itu, aku juga bisa merasakan bahwa Mas Bayu semakin tertarik pada Laras, dan itu akan menjadi kunci untuk menggoyahkan rumah tangga Mbak Dina sedikit demi sedikit.

Begitu Mas Bayu menyerahkan uang yang aku minta, aku merasa rencana kami semakin berjalan lancar. Namun, saat aku berencana untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan Laras di rumah Mas Bayu, aku terkejut saat melihat Mbak Dina tiba-tiba muncul. Wajahnya tampak sedikit cemberut, seolah sudah tahu ada yang tidak beres. Dia menatap tajam ke arah Laras dan aku, seolah merasakan ketegangan yang ada.

Aku merasa sedikit terkejut dan terhimpit, karena niatku untuk lebih mendekatkan Laras kepada Mas Bayu terhalang begitu saja. Mbak Dina jelas-jelas menunjukkan sikap tidak senangnya, dan itu membuatku merasa cemas. Aku tahu, jika aku terus melanjutkan rencana ini di hadapannya, aku bisa semakin memperburuk situasi.

"Kenapa kalian berdua di sini?" tanya Mbak Dina dengan suara yang terkesan tegas, namun ada kesan menyindir di baliknya.

Aku hanya bisa tersenyum kaku, berusaha menunjukkan kesan santai meskipun dalam hati aku mulai merasa terjepit. "Oh, Mbak Dina, kami hanya mampir sebentar. Sekadar meminta sedikit bantuan dari Mas Bayu untuk arisan keluarga."

Laras, yang sedari tadi diam, melirikku dengan tatapan bingung. Tetapi dia segera menyadari situasi yang sedang berkembang dan mengangguk dengan sopan, "Iya, Mbak Dina, kami hanya sebentar."

Mbak Dina tidak menjawab langsung, matanya masih memandang Laras dengan tajam, lalu beralih ke Mas Bayu yang sedang berdiri di dekat kami. "Mas Bayu," kata Mbak Dina dengan nada yang lebih lembut, meski masih ada ketegasan di dalamnya, "Kenapa kamu membiarkan mereka berdua berlama-lama di sini? Bukankah sebaiknya mereka segera pergi?"

Aku bisa merasakan suasana hati Mbak Dina yang tidak menyenangkan, dan meskipun aku sudah berencana mendekatkan Laras lebih lama dengan Mas Bayu, melihat sikap tajam Mbak Dina membuatku ragu. Aku tahu jika aku terus bertahan, situasi bisa semakin tidak nyaman. Bahkan Mas Bayu pun mulai terlihat tidak enak hati, gelisah di antara dua wanita ini.

Aku memutuskan untuk mundur sejenak, karena aku tahu kalau aku terlalu memaksakan diri di hadapan Mbak Dina, bisa saja rencanaku malah berbalik merugikan. "Baiklah, kami tidak ingin mengganggu lebih lama, Mbak Dina," kataku sambil tersenyum tipis, walaupun sebenarnya aku merasa kecewa.

Laras mengangguk setuju, "Iya, Mbak Dina, kami tidak bermaksud mengganggu. Terima kasih banyak atas waktu Mas Bayu."

Dengan langkah ringan, kami pun akhirnya berbalik dan melangkah keluar dari rumah Mas Bayu. Namun, aku bisa merasakan bahwa rencana ini belum selesai. Aku harus menunggu waktu yang tepat lagi untuk melanjutkan semuanya, agar bisa kembali mendekatkan Laras dengan Mas Bayu tanpa hambatan dari Mbak Dina.

Aku tahu bahwa ini bukan akhir dari permainan, hanya sebuah jeda sebelum aku melangkah lebih jauh lagi. Tapi kali ini, aku harus lebih hati-hati, karena Mbak Dina jelas-jelas tidak akan menyerah begitu saja.

Setelah kepergian Caca dan Laras, suasana di rumah terasa sangat tegang. Bayu duduk di sofa, wajahnya terlihat cemas dan tidak nyaman. Ia bisa merasakan ketegangan yang ada di antara dirinya dan istrinya, Dina. Dina, yang sejak kedatangan Caca dan Laras tadi sudah menunjukkan sikap dingin, kini semakin mengeraskan suasana dengan sindiran tajamnya.

"Jadi, kamu merasa senang bertemu dengan Laras, ya?" suara Dina terdengar datar, namun ada nada tajam yang menembus setiap kata-katanya. "Kamu tahu, dia bukan hanya sekadar model terkenal, Bayu. Dia tahu benar bagaimana cara menarik perhatian pria, bahkan mungkin lebih dari sekadar kecantikannya."

1
gaby
Othor kehabisan ide kah, ko Pov nya walau di ganti Pov Dina, tp isinya sama aja kaya awal2 bab. Ini malah bikin pembaca jd skip, karena males ngulang mbaca. Langsung aja kehidupan mreka skrg, ga usah Flashback terlalu lama, kecuali di awal bab ga di jelaskan kisah rmh tangga Bayu Dina
gaby
Lah ini mah sama aja mengulang bab awal y. Knp ga langsung lanjut aja kehidupan Bayu Laras skrg setelah skandal mreka tercuat media
gaby
Mudah2an smua lelaki yg slingkuh di novel ini dpt karma smua. Dan utk ibu Danu smoga dslingkuhin jg sama suaminya. Mana ada seorang ibu menyuruh putranya berpoligami?? Kalo ga bs maafin caca, knp ga di ceraikan. Knp malah memasukan Belinda dlm khdpn rmh tangga anaknya. Jgn cuma Caca dpt karma, Danu, Belinda, ortu Danu smua harus kena jg thor
gaby
Walau Caca salah, tp aq tetap tdk membenarkan perbuatan Danu. Inilah hukum karma, Danu slingkuh sm Belinda & skrg anggep saja Danu ngerasain sakitnya d slingkuhin. Mudah2an rmh tangga Danu Belinda jg ga bahagia. Ga ada wanita baik2 yg mau menikahi pria beristri
Erni Nofiyanti
nah kan Caca emang biangnya,skg mana Bayu Ama selingkuhannya
bantu ngga.
mudah2an mereka bertiga dpt balesanya
Yana Phung
astaga belum sadar juga ca??
Erni Nofiyanti
makannya JD manusia jgn iri.
blm sadar jga y,ngga minta maaf Ama Dina.
tuh mantan suami Dina kpn dapet karmanya.
Innara Maulida
kasian juga si klo smpe kaya gitu Caca,,tapi sudah bagus kamu pergi ca,,dari keluarga si Danu ehh malah balik lagi....nikmati karma kamu Caca ..
Innara Maulida
Dina kejam juga karna ulah kalian,,rasin Karama buat kalian,,si caca juga gak sadar2 jadi orang,,dia yg udh buat rumh tangga Kaka nya hancur...
gaby
Gantian dong Pov nya, jgn pov nya Caca mulu Smua tokoh dbuat Pov nya, atau utk meminimalisir babnya Pake Pov othornya. Gimana nasib rmh tangga Laras, Dina , & Bayu. Apakah Bayu ga dpt karma??? Aq sih berharap smua tokoh jahatnya dpt karma. Di mulai dr Laras, Bayu, Caca, Danu, & terakhir Belinda. Danu & Belinda jg salah dah slingkuh sblm nikah. Seburuk apapun istri, kalo ga bisa di nasihatin mending di cerai drpd d slingkuhin. Intinya apapun masalah dlm rmh tangga, selingkuh adalah kesalahan fatal yg ga bisa d maafkan
Erni Nofiyanti
adakah campur tangan Dina.
kadang kasian Ama Caca, tp kenapa dia ngga mikir y gimana perasaan Dina. yg skg dia alami.
Erni Nofiyanti
disini kenapa kesan nya si Caca Ama Laras yg di zolim y.
apa Caca ngga sadar ini ulahnya.
Yana Phung
ternyata makin dibaca makin seru
makin merasa terzolimi padahal dia sendiri pelakunya
Sinni AhmaDi
lah kocak x kalian....org licik menghancurkn RT org lain.....malah macak jadi korban🤣🤣
stela aza
si Caca bisanya cuma ngadu domba doank ,, Thor sudahin j rumah tangga si Dina biar dia lepas dari keluarga suaminya ,,
Sinni AhmaDi
Thor q ko penasaran.....kira2 suami Dina dapet karma gak ya
gaby: Ga bakalan dpt karma, berkaca dr novel sblmnya yg judulnya kembalinya mantan. Sang pria yg slingkuh sama mantan, endingnya bahagia dpt istri baru yg nerima dia apa adanya. Kalo feelingku endingnya jg sama, cm pelakor yg hancur, tp suami pengkhianat malah dpt istri baru
total 1 replies
stela aza
kapok kamu Caca,, bilang g merusak rumah tangga orang lain padahal rumah tangga kakanya sendiri di rusak sama dia ,,, Thor nunggu kelanjutan cerita si Dina sama suaminya ,, semoga Dina tau kalau suaminya udh nikah lagi Ama laras
Sinni AhmaDi
mengapa ya Dina mempertahankan mati2an lakinya...padahal lakinya pria plin plan
stela aza
keluarin j kartu AS di Caca biar kapok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!