NovelToon NovelToon
Hot Duda Dan Baby Sitter

Hot Duda Dan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Ibu Pengganti / Pengganti
Popularitas:17.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rhtlun_

Di tengah hujan deras yang mengguyur jalanan kota, Kinanti menemukan seorang anak kecil yang tersesat. Dengan tubuhnya yang menggigil kedinginan, anak itu tampak sangat membutuhkan bantuan. Tak lama kemudian, ayah dari anak itu muncul dan berterima kasih atas pertolongan yang ia berikan.

Meskipun pertemuan itu sederhana, tidak ada yang tahu bahwa itu adalah awal dari sebuah kisah yang akan mengubah hidup mereka berdua. Sebuah pertemuan yang membawa cinta dan harapan baru, yang muncul di tengah kesulitan yang mereka hadapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rhtlun_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 32

Setelah keluar dari kantor Julian, Kinanti memutuskan untuk langsung menuju sekolah Kenzo. Ia ingin memastikan bahwa ia menjemput anak itu tepat waktu. Dengan penuh semangat, ia melangkah menuju sekolah yang berada tidak terlalu jauh dari lokasi kantor Julian. Setibanya di sekolah, Kinanti menunggu di depan gerbang bersama dengan beberapa orang tua lainnya yang juga menjemput anak-anak mereka.

Setelah menunggu beberapa saat, lonceng berbunyi menandakan bahwa jam pelajaran telah usai. Anak-anak pun berhamburan keluar dengan wajah ceria, menyambut waktu pulang. Tidak lama, Kenzo terlihat berlari menghampiri Kinanti dengan penuh semangat. Sesampainya di depan Kinanti, Kenzo langsung memeluknya dengan erat.

"Mama Kinanti!" Serunya riang. Kinanti membalas pelukan itu dengan lembut, merasa bahagia melihat Kenzo begitu gembira.

Kenzo melepaskan pelukan itu dan menatap Kinanti dengan mata berbinar. "Besok sekolahku akan mengadakan lomba membuat kue, dan kami harus mengajak kedua orang tua untuk membantu." Ujarnya dengan semangat. Namun, wajahnya tiba-tiba berubah menjadi sedih. "Tapi, aku hanya punya Daddy saja." Lanjutnya dengan nada murung.

Kinanti tersenyum, mencoba menghibur anak itu. "Kan ada aku juga, Kenzo." Jawabnya lembut.

Mendengar hal itu, Kenzo kembali ceria. Wajahnya berbinar, dan ia tampak sangat senang. "Oh iya, aku punya Mama Kinanti!" Serunya dengan gembira.

Kinanti mengangguk sambil tersenyum. "Ya, besok kita akan bersama-sama dengan Daddy Julian juga." Tambahnya.

Kenzo bersorak riang, tampak sangat antusias dengan rencana besok. Setelah itu, Kinanti mengajak Kenzo pulang. Mereka berjalan menuju mobil yang sudah menunggu untuk mengantar mereka kembali ke rumah.

Di sisi lain, di kantor Julian, suasana sedang cukup tenang. David, asisten Julian, tengah berada di ruangan bosnya untuk membantu menyelesaikan beberapa laporan yang harus diselesaikan hari itu. Sambil mengatur dokumen di atas meja, David dengan hati-hati mencoba mengangkat topik yang sejak tadi mengusik pikirannya.

"Maaf, Tuan Julian." Ujarnya dengan suara hati-hati. "Apakah saya boleh bertanya sesuatu?"

Julian yang sedang memeriksa dokumen, menoleh dan mengangguk. "Tentu, ada apa David?"

David menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Apakah Tuan Julian memiliki hubungan khusus dengan Nona Kinanti?"

Julian terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. "Ya, David. Tapi, tolong rahasiakan hal ini dari keluargaku, terutama ibuku, dia tidak boleh tahu."

David mengangguk patuh. "Baik, Tuan Julian. Saya tidak akan memberitahu siapa pun."

Julian tersenyum lega. "Terima kasih, David. Aku sangat menghargai itu."

David kemudian menambahkan, "Saya rasa Tuan Julian dan Nona Kinanti sangat cocok. Dia wanita yang sopan dan baik."

Julian tersenyum mendengar pujian David. "Kamu benar, David. Aku mengagumi Kinanti karena sikapnya yang selalu tenang dan penuh pengertian. Tapi untuk saat ini, biarkan ini tetap menjadi rahasia kita."

Sementara itu, di rumah keluarga Julian, Marta tengah berbicara serius dengan suaminya, Adam, di kamar mereka. Wajahnya tampak serius saat ia mengangkat topik yang cukup sensitif.

"Adam..." Panggil Marta dengan nada tegas, "Menurutmu, apakah Julian mau jika kita menjodohkannya dengan putri kolega kita?"

Adam mengernyit bingung mendengar pertanyaan itu. "Bukankah Julian sudah memiliki calon sendiri? Kenapa kamu ingin menjodohkannya dengan orang lain?"

Marta tetap pada pendiriannya. "Aku hanya ingin memastikan bahwa Julian mendapatkan pasangan yang setara dengan status kita. Aku berencana untuk mengenalkannya dengan salah satu putri dari kolega kita. Kamu tahu Mr. James, kan? Dia memiliki putri yang cantik dan menawan. Menurutku, dia akan cocok dengan Julian."

Adam menggelengkan kepala, merasa tak habis pikir dengan ide istrinya itu. "Marta, kau tahu ini akan sia-sia. Julian tidak akan menerima semua ini. Dia sudah dewasa dan bisa memilih sendiri siapa yang ia inginkan."

Marta menghela napas. "Aku hanya ingin yang terbaik untuknya."

Adam menatap Marta dengan serius. "Yang terbaik untuk Julian adalah kebahagiaan. Jika dia sudah menemukan seseorang yang membuatnya bahagia, kita seharusnya mendukungnya, bukan memaksakan kehendak kita."

Marta terdiam mendengar kata-kata suaminya, ia tetap merasa bahwa keputusannya untuk memperkenalkan Julian kepada putri koleganya adalah langkah yang tepat.

Dalam hatinya, ia berpikir, Mereka tidak tahu asal usul calon istri Julian itu. Bagaimana bisa mereka menerima seseorang tanpa latar belakang yang jelas? Sebaliknya, putri Mr. James adalah pilihan yang aman, dengan asal usul yang sudah jelas dan dari keluarga yang terhormat. Marta merasa yakin bahwa ini adalah keputusan yang terbaik untuk masa depan putranya, meskipun ia tahu bahwa Julian mungkin tidak akan setuju dengan rencananya.

**

Kinanti dan Kenzo akhirnya tiba di rumah setelah perjalanan pulang dari sekolah. Kenzo yang sejak tadi merasa lapar langsung mengutarakan keinginannya kepada Kinanti, "Mama Kinanti, aku lapar sekali. Aku ingin Mama memasak untuk Kenzo!" Ucapnya dengan wajah penuh harap. Kinanti tersenyum lembut dan bertanya, "Kenzo mau makan apa, sayang?" Kenzo dengan semangat menjawab, "Aku mau makan sayur!"

Tak lama, Bi Inah datang menghampiri mereka di ruang tamu. Ia melihat Kinanti dan Kenzo, kemudian bertanya, "Apakah Tuan muda Kenzo lapar?" Kenzo mengangguk cepat.

Bi Inah pun menawarkan diri untuk memasak, tetapi Kenzo dengan segera menyela, "Aku mau kak Kinanti yang masak!" Mendengar permintaan Kenzo, Bi Inah mengangguk sambil tersenyum, "Baiklah, kalau begitu. Nona Kinanti yang memasak untukmu."

Kinanti lalu menggandeng tangan kecil Kenzo dan membawanya ke kamar untuk mengganti baju. Setelah memastikan Kenzo nyaman, Kinanti berpamitan, "Aku ke dapur dulu ya, sayang, aku akan memasak sayur kesukaan Kenzo." Kenzo mengangguk senang, sementara Kinanti menuju ke dapur untuk menyiapkan makanan.

Di dapur, Kinanti mulai menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk memasak. Ia terlihat telaten mengolah sayuran yang akan menjadi menu makan siang Kenzo. Tak lama, Bi Inah masuk ke dapur dan menghampirinya. Dengan nada pelan, Bi Inah bertanya, "Nona Kinanti, apakah kamu memiliki hubungan dengan Tuan Julian?"

Pertanyaan itu membuat Kinanti terkejut sejenak. Pipi Kinanti memerah, mengingat kejadian di mana Bi Inah pernah memergoki dirinya dan Julian sedang bermesraan. Dengan suara yang agak malu-malu, Kinanti menjawab, "Iya, Bi. Kami memiliki hubungan. Tapi tolong, jangan katakan kepada siapapun."

Bi Inah mengangguk memahami permintaan Kinanti. Ia lalu menambahkan, "Nyonya besar sepertinya tidak begitu menyukai kamu, Nona Kinanti." Kinanti mengangguk pelan, "Saya tahu, Bi. Tapi saya akan tetap berusaha."

Mendengar itu, Bi Inah memberikan dukungannya, "Semoga hubungan kalian bisa berjalan dengan baik, dan semoga Nyonya besar pada akhirnya merestui kalian."

Kinanti tersenyum penuh terima kasih kepada Bi Inah. Ia merasa bersyukur ada seseorang di rumah ini yang mendukung hubungannya dengan Julian. Tak terasa, masakan yang ia siapkan sudah matang. "Saya pamit ya, Bi. Saya mau mengantarkan makanan untuk Kenzo." Ucap Kinanti sebelum meninggalkan dapur.

Bi Inah menatap kepergian Kinanti dengan perasaan haru. Dalam hatinya, ia berdoa agar hubungan Kinanti dengan Julian berjalan lancar dan mendapatkan restu dari Marta.

Kinanti kemudian membawa makanan ke kamar Kenzo. Sesampainya di sana, ia melihat Kenzo menunggu dengan penuh semangat. "Ini makanannya, sayang." Kata Kinanti sambil menyuapkan sendok pertama kepada Kenzo.

Kenzo yang sudah lapar langsung menyantap makanannya dengan lahap. Sambil tersenyum, ia berkata, "Masakan Mama Kinanti memang paling enak!" Mendengar pujian tulus itu, hati Kinanti terasa hangat. Ia merasa kebahagiaan sederhana seperti inilah yang membuat segalanya terasa berharga.

1
Kurniawan
Buruk
Ds Phone
sombong pandang harta makan harta tu
Ds Phone
dia pandai pujuk anak anak
Ds Phone
hasad tak sampai
Ds Phone
seronok nya dia
Anna55
marta emang bener", udh tau anaknya gamau malah dijodohin trs😠
valencia
Aaaaaa bgus banget ceritanya thorrrrr
valencia
semoga hubungan kinanti dan julian ga rusak gara" ambisi marta 😑
정민지
Lanjut thorrr
정민지
Lanjutttt thorrrr gak sabar bab selanjutnya...😅
Anna55
Lanjut thor kalo bisa triple up...😄😄
Uncu Karim
harus updtae terus u bc nya..
Anna55
Lanjut thor
Anna55
Ceritanya menarik torrr..
정민지
Ceritanya bagus👍👍👍
Ddek Aish
mampir thor
Ds Phone
ada kebahagian untuk nya
Ds Phone
semagat tu
selviana engol
ceritanya sangat seru
selviana engol
ceritanya sangat seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!