Karna kebucinannya pada Justiv, Rena sampai rela menyerahkan sesatu yang paling berharga dalam dirinya pada sang kekasih.
Kesalahan satu malam yang telah mereka lakukan. Telah menyebabkan munculnya kehidupan baru dalam rahim Rena.
Namun di saat Rena akan memberitahu tentang kehamilannya pada Justiv, pria itu malah ingin mengakhiri hubungannya dengan Rena.
Demi melindungi masa depan dirinya dan sang anak yang tak berdosa, terpaksa Rena harus merelakan sang anak untuk dirawat oleh orang tuanya dan menganggap anak itu sebagai adiknya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Tunggu!"
Rena terpaksa menghentikan langkahnya saat mendengar perintah tuan Zayn. Padahal mereka sudah ada di lobi kantor sekarang.
"Ada apa tuan?" tanya Rena.
"Ambil naskah pidato yang harus aku bacakan di perusahaan green light. Pasti sekretaris Amanda sudah menyiapkannya." titah Zayn.
"Aduh, kenapa tadi tidak sekalian saja sih. Merepotkan sekali." cicit Rena dengan bibir yang mengerucut. Ruangan tuan Zayn ada di lantai 20, akan sangat melelahkan jika Rena harus kembali ke sana walaupun dengan menggunakan lift.
"Apa kau bilang! Berani sekali kau menyalahkan aku, padahal kerjamu itu yang tidak becus! Dasar bodoh!" geram Zayn dengan tangan terkepal erat.
"Aku ini kan masih baru tuan. Ini hari pertamaku bekerja, harusnya kau mengajari aku dengan baik. Bukan marah-marah seperti itu." cicit Rena dengan suara yang bergetar dan air mata yang berderai.
"Hey jangan menangis, nanti semua orang berpikir aku telah menyakitimu. Hapus air matamu itu." titah Zayn.
"Kau memang sudah menyakiti aku tuan, kau menyakiti perasaanku dengan mengatai aku bodoh. Harusnya kau memberi tahu aku secara baik-baik kalau aku melakukan kesalahan." ucap Rena diiringi suara isak tangisnya.
"Berani kau mengaturku! Memangnya kau pikir siapa bosnya di sini!" sentak Zayn. Habis sudah kesabarannya hari ini.
"Astaga! Ternyata kau kejam sekali tuan! Aku akan mengadukan sikapmu pada mommy dan daddyku!" suara tangis Rena semakin menjadi.
"Jangan! Jangan lakukan itu!" tepis Zayn.
"Baiklah aku yang salah, aku minta maaf. Tolong jangan adukan aku pada mereka." pinta Zayn. Kalau Rena sampai mengadu pada dad Albian dan mom Khanza, pasti mereka akan mengadu pada mom Alena juga. Entah drama apa yang akan mom Alena lakukan jika hal itu sampai terjadi. Zayn sudah terlanjur berjanji pada mom Alena akan memperlakukan Rena dengan baik selama menjadi sekretarisnya.
"Terus siapa yang akan mengambil naskah pidato itu? Apa anda tega menyuruh aku naik ke lantai 20 lagi tuan." ucap Rena dengan wajah memelas.
"Kau tidak perlu melakukannya. Biar aku yang meminta Andrew untuk mengantarkannya ke sini." balas Zayn.
"Begitu dong." Rena tersenyum puas.
"Tidak sia-sia aku belajar akting pada mom Khanza selama ini." Batin Rena sembari mengusap sisa air mata yang masih membasahi pipinya dengan menggunakan telapak tangan.
"Mereka itu manis sekali." gumam tuan Abraham yang kebetulan berada di lobi kantor dan menyaksikan perdebatan antara Rena dan Zayn.
Putra semata wayangnya yang keras kepala dan tidak mau mengalah pada siapapun itu, kini kalah berdebat dengan seorang wanita.
Kemudian tuan Abraham meraih ponselnya untuk mengabari sang istri tercinta tentang perkembangan hubungan Zayn dan Rena.
***
***
Setelah menempuh perjalan selama kurang lebih 30 menit, akhirnya mobil yang di kendarai Rena tiba di basement parkir kantor perusahaan green light.
Ya Rena yang mengemudi, karan Zayn bilang itu adalah tugas Rena sebagai seorang sekretaris.
"Selamat datang tuan Zayn. Terima kasih sudah menyempatkan hadir di acara perusahaan kami. Aku sempat khawatir anda tidak jadi datang, karna tidak biasanya anda datang terlambat." kehadiran Zayn tetap di sambut baik oleh tuan Diego, pemimpin perusahaan green light meskipun Zayn sudah datang terlambat selama 30 menit.
"Maaf tuan, sekretarisku baru mulai bekerja hari ini. Jadi ia belum bisa menyesuaikan jadwalku dengan benar." Zayn menatap tajam ke arah Rena yang berdiri tepat di sebelahnya.
Kredibilitas Zayn yang tidak pernah datang terlambat dalam menghadiri suatu acara, kini di pertaruhkan karna ulah sekretaris barunya.
"Jadi ini sekretaris baru anda tuan, ternyata anda sangat pandai memilih sekretaris. Sekretaris baru anda sangat cantik." Diego menatap Rena pehuh rasa kagum.
"Hallo nona Rena, namaku Diego." Diego meraih tangan Rena kemudian mencium punggung tangan wanita cantik itu dengan lembut.
"Hallo juga tuan Diego." Rena tersenyum manis sembari menundukan kepalanya.
"Ehem!"
Diego terpaksa melepaskan tangan mulus Rena saat mendengar suara batuk Zayn.
"Tuan Zayn nona Rena, saya permisi dulu karna harus menyambut tamu yang lain." pamit pria itu tanpa melepas tatapannya dari wajah cantik Rena.
"Silahkan tuan." balas Rena ramah. Sedangkan Zayn hanya menganggukan kepalanya saja.
Deg!
jantung Rena berdebar kencang karna Zayn terus meantap tajam ke arahnya.
"Kenapa dia menatapku seperti itu? Apa dia cemburu karna tuan Diego mencium tanganku. Tapi kenapa dia harus cemburu. Yang menyukai Zayn kan kau, bukan sebaliknya." batin Rena yang perasaannya sudah tidak karuan. Apalagi setelah Zayn mengikis jarak di antara mereka dan membisikan sesuatu di telinga Rena.
"Jangan terlalu dekat dengan tuan Diego. Dia sudah memiliki istri." beri tahu Zayn tepat di telinga sang sekretaris. Jarak mereka yang begitu dekat membuat Rena bisa merasakan napas hangat pria tampan itu, membuat darah Rena jadi berdesir.
"Aku tidak mau kau terlibat skandal selama menjadi sekretarisku." ucap Zayn lagi.
"B-baik tuan." patuh Rena setelah berhasil menetralkan detak jantungnya.
"Mana naskah pidato yang harus aku bacakan nanti?" tanya Zayn pada sang sekretaris.
"Sebentar tuan." Rena mencari-cari naskah pidato yang telah di buat sekretaris Amanda sebelumnya dalam berkas yang ia bawa, namun naskah itu tidak juga Rena temukan. Padahal Zayn sudah di panggil untuk naik ke atas podium.
"Ah sudahlah, lupakan naskah itu." Zayn mulai melangkah ke atas podium karna namanya terus dipanggil sejak tadi, membuat semua orang menatap ke arah dirinya.
"Tunggu tuan, ini naskah pidatonya." seru Rena setelah berhasil menemukan apa yang ia cari. Bergegas Rena berlari mengejar Zayn yang sudah mulai menaiki anak tangga menuju podium.
Karna tidak hati-hati, Rena tersandung undakan tangga dan jatuh tepat di hadapan Zayn.
Srekkk!
Aakkkkk!!!
Bunyi suara sesuatu yang sobek diiringi suara jeritan semua orang terutama kaum hawa, menggema di dalam ruangan berukuran besar itu. Mereka semua tercengang kala melihat celana yang dikenakan Zayn terlepas karna di tarik Rena saat terjatuh tadi.
Bersambung.
thank you juga dah semangat up date nya niiii 👍😘🤩😁🤗🤗
Semoga Zayn adalah laki2 yg akan menjadi kebahagiaan Rena di kemudian hari 👍🤗🤗
ntar klo Rena g ada pasti Zayn bkal nyariin.... pasti kangen dgn kbiasaan Rena yg bikin ngeselin...😅😅😅
Zayn apa ada mencurigai sesuatu yaa?!???