Plakk!!!
"Kamu itu emang beban ya" kata Papa
"Ma-Maaf Pa, aku cuma pengen Papa dateng besok ambil rapotku"
"Papa Sibuk, kamu suruh Bi ijah aja yang ambil sana"
"Tap..."
"Jangan banyak omong kamu"
Tak Di Pedulikan, Tak Di anggap dan tak Di Inginkan itulah hal yang selalu Laili rasakan, setiap ia pulang ke Rumah yang sudah lama Runtuh itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laililya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Pencarian??
#FlasBackOn
Laili berangkat pagi-pagi sekali bersama Dimas namun di pingir jalan Laili tiba-tiba, meminta Dimas untuk berhenti.
"Berhenti" kata Laili
"Kok berhenti?" Tanya Dimas
"Lo berangkat aja ke Sekolah gue mau bolos hari ini" kata Laili
"Hah, bolos kenapa Li, kok tiba-tiba banget lo pengen bolos"
"Cari tau apa?" Tanya Dimas
"Lo ingat gue pernah bilang kalau Papa gue punya anak dari perempuan lain"
"Iya gue inget"
"Gue pengen cari tau dia"
"Terus setelah lo tau dia siapa apa yang lo lakuin?" Tanya Dimas
"Gue pengen marah, kenapa dia lahir di dunia ini, gue juga pengen tanya gimana rasanya di sayang sama Papa, gimana rasanya di anggap sebagai anak sama Papa"
"Lo ga bisa marah sama orang yang lo belum kenal dan lo belum tau Li"
"Kenapa gue ga boleh marah?"
"Li, dengerin gue ga gini caranya lo cari anak Papa lo"
"Terus gimana caranya"
"Kalau lo bolos terus Papa lo, nanti malah lo dihukum Li"
"Gue ga perduli, Dim gue pengen tau siapa anak Papa gue"
"Li dengerin gue jangan lakuin hal yang nantinya bikin lo tambah sakit"
"GUE GA PERDULI, GUE CAPEK DIM, GUE CAPEK PURA-PURA BAIK-BAIK AJA DI DEPAN SEMUA ORANG KALAU GUE ANAK PALING BERUNTUNG DI DUNIA INI" teriak Laili
Tanpa Laili sadari air matanya menetes dengan deras, hati nya sakit, kata-kata Papa terus menerus tergiang-giang di telingga Laili.
"Ikut gue" kata Dimas
"Ga mau, lo ke Sekolah aja gue mau sendiri"
"Li, gue ga bakal tenang kalau lo kayak gini, gue bakal ikut lo bolos" kata Dimas
"Ga usah, gue bilang lo ke Sekolah aja"
"Li, gue ikut lo bolos"
Dengan cepat Dimas pun mengendong Laili dan mendudukan Laili di atas motor. Dimas pun membawa Laili ke suatu tempat.
"Turun" kata Dimas
"Ga"
Tanpa berbicara sedikitin pun Dimas mengendong Laili lagi dan lansung mendudukan Laili di bawah.
"Li sekarang dengerin gue, tatap mata gue" kata Dimas
Laili pun menoleh ke arah Dimas dan lansung menatap mata Dimas, mata Laili terus mengeluarkan air mata yang sangat deras.
"Li, dengerin gue seandainya lo nemuin anak Papa lo sekarang dan lo mau marah sama dia, lo ga bisa kayak gitu Li, anak Papa lo ga tau Papa soal ini" kata Dimas
"Gu-gue ca-capek" kata Laili
"Kalau lo emang mau marah, marah aja sekarang, teriak sekarang apa yang lo rasain selama ini, keluarin semuanya Li"
"KELUARIN SEMUA AMARA LO LI" teriak Dimas
"AAAAAA, GUE BENCI PAPA GUE BENCI MAMA, GUE JUGA BENCI SAMA ANAK PAPA, GUE CAPEK ADA DI DUNIA INI GUE PENGEN MATI AJA, GUE GA KUAT, AMBIL NYAWA GUE TUHAN, AMBIL, AMBIL" teriak Laili
"GUE CAPEK GUE CAPEK GUE CAPEK"
Laili terus menerus berteriak histeris, Dimas pun lansung menenangkan Laili.
"Sekarang tenang Li, tenang" kata Dimas
"Gu-gue ca-capek" kata Laili
"Gue tau, sekarang lo tenang ya"
"Kenapa harus gue, gue capek"
"Li, tenang"
Laili pun terdiam, ia pun duduk sambil melamun melihat ke arah danau.
"Lo di sini dulu ya, gue mau beli minum" kata Dimas
Dimas pun membelikan Laili minum.
"Minum dulu Li" kata Dimas
Laili hanya mengangukan kepalanya, namun ia tak menyentuh air mineral yang di belikan Dimas.
"Udah tenang?" Tanya Dimas
"Lumayan"
"Gue bakal bantuin lo cari siapa anak Papa lo Li, tapi lo tenang ya kita ga bisa cari anak Papa lo kalau lo lagi kacau kayak gini" kata Dimas
"Sekarang masih jam setenggah tujuh, mendingan lo berangkat ke sekolah aja, sebelum jam tujuh, nanti lo telat" kata Laili
"Gue ga perduli hari ini gue mau bolos sama lo"
"Ga usah, gue bisa sendiri"
"Li, plisss izinin gue buat nemenin lo"
"Gue ga mau ngerepotin lo"
"Gue ga ngerasa di repotin sama lo Li"
"Tap.."
"Udah gue bantuin lo, oke ga ada penolakan"
Laili pun terdiam.
"Sekarang lo mau cari tau tentang anak Papa lo gimana caranya?" Tanya Dimas
"Gue mau cari identitas Papa gue"
"Terus lo cari dimana?"
"Harusnya ada di tempat kerja Papa gue di Rumah, gue harus balik ke Rumah"
"Oke, gue anterin"
Dimas dan Laili pun bergegas kembali ke Rumah, mereka berdua pun lansung masuk ke dalam Rumah dan lansung menuju ke Tempat Kerja Papa.
"Cari identitas Papa gue sebelum nikah sama Mama gue Papa Nikah sama siapa" kata Laili
"Oke"
Mereka berdua pun mencari di laci, di Rak buku namun hasilnya Nihil mereka tak menemukan apapun.
"Ga ada Li" kata Dimas
"Gue juga ga nemu apapun"
"Terus gimana?"
"Dim"
"Apa?"
"Lo udah cek laci itu?" Tanya Laili
"Belum"
Laili pun segera mengecek Laci yang berada di pojok kamar Papanya.
"Aduh di kunci" kata Laili
"Kita cari kuncinya"
Sudah Lima jam mereka mencari kunci laci tersebut namun mereka berdua tak menemukannya.
"Istirahat dulu gue capek" kata Laili
"Sama gue juga capek"
"Dimana sih kuncinya susah banget carinya"
"Kalau emang laci itu isi nya rahsia Bokap lo, berarti Bokap lo ga mungkin taruh kunci itu sembarangan" kata Dimas
"Ya lo bener sih, berarti kuncinya di bawa sama Papa gue kalau enggak ya, berarti di taruh di tempat rahasia yang orang lain pun ga tau itu dimana" kata Laili
"Terus gimana carinya?"
"Kita pikirin besok mendingan sekarang lo pulang karena bentar lagi Papa gue bakal pulang" kata Laili
"Ya udah ayok keluar bareng"
"Gue mau cari lagi kuncinya siapa tau ketemu"
"Lo harus hati-hati Li, nanti ketahuan Bokap lo"
"Ga bakal, gue yakin"
"Hati-hati, gue keluar dulu" kata Dimas
"Iya"
Dimas pun keluar dari kamar Papa Laili, sedangkan Laili masih sibuk mencari kunci tersebut.
Karena kelelahan Laili berbaring di kasur Papanya, tak terasa mata Laili tertutup dan dia pun tertidur di kasur Papanya.
Terdengar dari luar mobil Papa Laili di parkirkan, Papa pun lansung masuk ke dalam rumah dan lansung masuk ke dalam kamar.
CEKLEKK!!!
Papa Laili pun masuk ke dalam kamar, saat masuk Papa melihat Laili yang tertidur di kasurnya, membuat ia sangat marah.
"LAILI ANGELLIA" teriak Papa
Laili lansung terbangun dari tidurnya, ia sangat ketakutan sekarang, Papa nya pasti marah besar karena ia tidur di kasur milik Papanya, Laili tau betul bagaimana rasa benci Papanya terhadap dirinya.
"SINI KAMU" teriak Papa
"AMPUN PA, AMPUN LAILI GA SENGAJA TIDUR DI KAMAR PAPA, AMPUN PA" teriak Laili ketakutan
BRUKKK!!!
Laili terjatuh karena di dorong oleh Papanya. Ia sudah menangis dari tadi, Laili terus-menerus meminta ampun nampun tak di dengarkan oleh Papanya.
"BERANI SEKALI KAMU TIDUR DI KAMAR PAPA"
PLAKKK!!!
PLAKKK!!!
PLAKKK!!!
Pukulan keras mengenai tubuh Laili, sampai mengeluarkan darah segar dari tubuh Laili, Papa terus menghajar Laili, ia tak perduli teriakan-teriakan Laili.
"Pa am-ampun Pa, sa-sakit" kata Laili
Papa terus menghajar Laili, dengan sapu dan sabuk yang ia gunakan, ada beberapa goresan yang ada di tubuh Laili.
"PAPA PERINGATIN SAMA KAMU JANGAN PERNAH MASUK KE DALAM KAMAR, PAPA APALAGI KAMU BERANI TIDUR DI KAMAR PAPA, PAHAM KAMU" bentak Papa
"I-iya, Pa maaf" kata Laili
Setelah meluapkan emosinya, Papa pun masuk ke dalam kamar. Sedangkan Laili masih berada di belakang Rumahnya menangis tersedu-sedu. Sampai akhinya ia jatuh pingsan karena kelelahan.
BRUKKK!!!
Misal.
"Aku selingkuh juga karena kamu yang terlalu sibuk dengan dunia kamu sendiri." teriak Herman tak kalah menggelegar.