NovelToon NovelToon
Zavian Xanderson

Zavian Xanderson

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Persahabatan
Popularitas:620
Nilai: 5
Nama Author: Ael

Zavian Xanderson, memiliki kepribadian yang dingin, dan tertutup dengan sejuta pesona yang dimiliki.

Alina Angelica Kwelju. Gadis cantik, pintar dan juga kreatif. Gadis yang kerap disapa Alin atau Ina ini memiliki sebuah rahasia besar yang ia simpan bersama keluarganya.

Ini kisah sosok Zavian Xanderson, sang ketua OSIS SMA Rajawali dan bertemu dengan gadis segudang rahasia itu. Penasaran? Yuk baca^^

Jangan menilai sesuatu dari covernya!

Typo bertebaran!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Priit!

Waktu tersisa tiga menit tiga puluh detik. Wasit berdiskusi dengan para juri dan akhirnya memberikan tambahan waktu sekitar lima menit lagi. Semua pemain kembali berkumpul ditengah lapangan untuk kembali melakukan jump ball seperti awal memulai pertandingan tadi.

Prit!

Sang wasit kemudian melambungkan bola ke udara. Zavian dan lawannya saat ini bernama Deni berancang-ancang untuk memperebutkan bola. Rupanya Zavian yang mendapatkan bola tersebut. Avin kemudian memantulkan bola basket sembari berlari dan mengoper ke Alfata yang berada disisi sebelah kanannya.

Hap!

Alfata mendapatkannya, ia terus berlari sambil terus memantulkan bola. Jarak antara ring dengannya cukup jauh jika ingin mencetak poin. Sebenarnya bisa saja ia memasukkan langsung bola ke ring. Hanya saja, saat ini  dua pemain lawan sedang menghadangnya untuk bisa dekat dengan ring mereka. Ilham terus memperhatikan siapa temannya yang dekat dengan ring dan bisa mencetak poin. Rupanya, ada Ariyan yang berdiri lima langkah dari ring lawan. Tapi, didepan Iyan sedang ada satu pemain lawan. Cukup sulit, semoga saja Iyan bisa mendapatkan bolanya.

"Riyan!" teriak Alfata yang membuat Ariyan melotot. Ia sangat jarang bisa mencetak poin. Apalagi saat ini sedang dijaga ketat oleh sang lawan yang tidak jauh darinya.

Bola yang dilemparkan oleh Alfata kepadanya membuat Riyan mau tidak mau harus bisa mengambilnya. Tangannya terulur untuk mengambil bola tersebut berbarengan dengan pemain lawan yang juga mencoba merebut bola itu.

Hap!

Akhirnya, dengan susah payah Iyan mendapatkan bola tersebut. Kemudian, ia terus memantulkan bola. Berusaha untuk menghindar dari tangan lawan yang ingin merebutnya.

"IYAN! LEMPAR!" kata Bernard yang ada di seberangnya. Ben sudah bersiap-siap untuk menerima bola jika Ariyan ingin melemparkan kepadanya. Alfata sesaat cemas, harusnya tadi ia melemparkan bola ke arah Bernard. Karena yang selama pertandingan tadi ia lihat, Riyan sama sekali belum pernah mencetak poin. Ariyan hanya bisa menghadang lawan dan mengoper bola ke teman-temannya. Begitupun sebelum-sebelumnya, Riyan memang susah untuk mencetak poin. Tapi, posisi Ariyan sangat dekat dengan ring lawan. Jika untuk sepak bola, Riyan masih lumayanlah.

Tidak jauh dengan Alfata, Zavian juga merasa cemas. Tapi, untuk kali ini tidak ada salahnya kan percaya dengan Ariyan. Karena ketika mereka latihan minggu lalu, ia sempat mengajarkan Ariyan teknik memasukkan bola ke ring. Walaupun waktu itu Riyan tidak bisa juga, tapi dilihat dari gerakannya dan posisi yang dia ambil itu sudah benar. Tinggal seberapa percaya dirinya ARIYAN.

Disisi lain, Ariyan ingin melemparkan bola ke Demian. Tetapi, waktu menunjukkan tinggal sepuluh detik lagi. Belum lagi jika bolanya di dapat oleh Ben, dia harus sedikit berlari dan menghindar dari lawan untuk memasukkan bola ke ring lawan tersebut.

Tidak ada waktu lagi, Ariyan terus maju perlahan dengan tangannya yang masih mendribel. Untuk sesaat pikirannya langsung muncul semua perkataan Zavian Minggu lalu tentang posisi tangan, kaki, dan badan ketika ingin melemparkan bola ke ring. Kemudian, Ariyan mencoba mengambil posisi yang benar.

"Gw percaya Lo bisa, Yan," ucap Zavian dalam hati.

"Ariyan pasti bisa! Gw yakin!"  ucap Alfata dalam hati dan mencoba percaya kepada Ariyan.

Sedangkan Bernard, dan Dhika, tangan mereka sudah panas dingin sangking cemasnya. Begitu juga dengan para supporter. Keadaan disana menjadi semakin mencekam. Semua orang menunggu dengan pergerakan yang dilakukan oleh Ariyan..

Ariyan melompat dan melemparkan bola hingga--

...***...

To be continued!

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!