1% Of Love

Angga duduk di ruang kerjanya. Dia baru saja membaca undangan ke acara ulang tahun perusahaan milik keluarga Pratama. Dia melihat siapa bintang tamu dalam acara tersebut.

Abimanyu Permana.

"Apakah aku harus mengajak Ara?"gumam Angga bertanya kepada dirinya sendiri. Dia sungguh tidak bisa membayangkan bagaimana bila keduanya bertemu nantinya.

"Tidak, lebih baik tidak, aku tidak mau dia pergi lagi,"ujar Angga sendiri.

Angga merasa galau dengan masalah ini. Bagaimana pun juga meskipun Ara tidak dia ajak ke pesta pastinya Abimanyu akan mampir ke rumah menemui bundanya, ibu mertuanya.

"Aku harus mencegah dia datang ke sini,"lanjut Angga.

Angga mengambil Handphone nya dan menghubungi orang kepercayaan nya.

"Pastikan Abimanyu Permana tidak bisa mendekati Aurora, aku ingin kamu menjauhkan Abimanyu jika dia ingin mendekati Aurora,"perintah Angga.

"Baik, tuan muda."

"Kuserahkan masalah ini padamu,"ujar Angga.

"Siap, tuan."

Angga meletakkan handphone nya. Dia merasa masalah ini tidak akan semudah ini. Dia tahu bagaimana perasaan Abimanyu kepada adiknya tersebut.

"Jika sampai kamu membuat Ara pergi lagi, aku akan benar-benar menjauhkan mu sejauh mungkin dari kehidupan adikku,"tekad Angga sudah bulat. Cukup tujuh tahun kemarin dia kehilangan sosok adiknya. Kini dia tidak ingin hal itu terulang kembali.

**

Kendra telah sampai di apartemen pribadinya. Dia merebahkan tubuhnya di kasur nya yang empuk.

Dia kembali membuka handphone nya dan membaca sebuah pesan dari Ella. Dia tidak jadi pulang ke Indonesia dengan alasan kesehatan putranya yang tidak baik.

Kendra menghela napas panjang. Entah ini suatu bentuk rasa senang karena tidak bertemu atau suatu rasa kekecewaan karena tidak bisa berjumpa. Entahlah dia sendiri tidak tahu.

Dia hanya membalas pesan Ella dengan mendoakan kesembuhan putranya. Dan Ella membalasnya dengan ucapan terimakasih.

Sudah tujuh tahun lamanya. Mereka menjalin hubungan yang bisa dianggap biasa-biasa saja sebagai saudara tiri. Kendra berusaha bersikap seperti tidak pernah ada masalah diantara mereka. Dia tidak ingin membuat Ella kembali trauma dengan masa lalu mereka yang sangat buruk.

"Bagaimana aku bisa bersanding dengan yang lain, jika aku masih belum bisa melupakan bayangmu, El,"gumam Kendra.

Meskipun dia berjanji akan hidup lebih baik dan melupakan semuanya. Tetapi jauh di lubuk hatinya, dia masih tidak mampu menghapus bayangan Ella di benaknya.

"Apa yang harus kulakukan,"gumam Kendra kembali sebelum kantuk membuat nya terlelap di peraduan nya.

**

Ara baru saja selesai mandi setibanya di rumah. Dia mendapat sebuah pesan dari Anne, sahabatnya di Paris.

Hei, kakakmu baru saja menghubungiku.

Ara tersenyum mendapat pesan yang baru saja di kirim Anne. Rupanya kakaknya telah menepati janji yang telah mereka buat.

Bagus dong, selamat berkencan. Begitu balasan Ara sambil tersenyum membayangkan bagaimana reaksi Anne membaca balasannya.

Benar saja Anne langsung melayangkan emoji marah setelah mendapat balasan dari Ara.

Ara mengatakan bahwa dia ingin beristirahat karena lelah maka Anne pun mengakhiri chatting mereka.

Ara merebahkan dirinya di kasur. Baru saja dia hampir terlelap sebuah pesan masuk. Dari nomor yang tidak dia kenal.

Ara penasaran siapa yang telah menghubunginya tersebut.

Kendra

Hanya sebuah nama membuat Ara cemberut membacanya.

"Kenapa dia memberiku nomor nya, aku juga tidak memintanya,"ujar Ara cuek saja.

Ara meletakkan kembali handphone nya di atas nakas lalu sebuah pesan baru kembali masuk.

"Haduh siapa lagi!"gerutu Ara karena dia sebenarnya ingin lekas istirahat.

Ara, apa kabar?

Abm

Mata Ara seketika melotot membaca inisial si pengirim pesan. Ini adalah Abimanyu. Bagaimana dia bisa tahu nomornya kali ini.