NovelToon NovelToon
Pembalasan Anak Yang Ditukar

Pembalasan Anak Yang Ditukar

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Keluarga / Romansa / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Hati siapa yang tidak tersakiti bila mengetahui dirinya bukan anak kandung orang tua yang membesarkannya. Apalagi ia baru mengetahui, jika orang tua kandungnya menderita oleh keserakahan keluarga yang selama ini dianggap sebagai keluarganya sendiri.

Awalnya Rahayu menerima saja, karena merasa harus berbalas budi. Tetapi mengetahui mereka menyiksa orang tua kandungnya, Rahayu pun bertekad menghancurkan hidup keluarga yang membesarkannya karena sudah membohongi dirinya dan memberikan penderitaan kepada orang tua kandungnya.

Bagaimana kisah selanjutnya?
Yuk, simak ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Bab 21

POV Author

Masa akhir pekan itu datang. Rahayu kali ini tidak menolak untuk datang kerumah orang tuanya karena memiliki tujuan untuk mengetahui, di rumah sakit mana ia di lahirkan.

Rahayu pun sudah rapi dan bersiap memesan ojek online ketika melihat Arka dengan setelan jaketnya dan memegang helm duduk di gazebo seperti hendak menunggu seseorang.

"Sudah siap?"

Kening Rahayu berkerut bingung melihat Arka menyapa dirinya seperti itu seakan-akan mereka sudah janjian.

"Kenapa Mas?"Tanya Rahayu.

"Aku akan mengantarkan mu. Kamu mau ke rumah orang tua mu kan?"

"Iya, tapi..."

"Biar aku antar."

"Tapi Mas, aku tidak mau menimbulkan kecurigaan kalau sampai Arumi melihat Mas Arka."

"Aku hanya mengantar saja, tidak ikut masuk ke rumah karena kebetulan aku ada urusan di sekitar sana."

"Oh, begitu. Baiklah Mas. Tapi tolong, jangan ngebut ya Mas."

"Pakai ini."

Arka menyodorkan helm yang sedari tadi ia pegang kepada Rahayu. Rahayu pun nerima kemudian mengikuti langkah Arka yang mulai meninggalkan gazebo dan menuju garasi.

Semenjak pengalaman pertamanya naik motor gede kini Rahayu sudah tahu bagian mana yang aman untuk di pegang olehnya. Rahayu pun memakai helm nya dan mulai naik dengan megang bahu Arka. Setelah posisinya di rasa aman, baru lah ia berpegang pada jaket Arka bagian pinggang dan mencengkeramnya kuat.

Ah, kurang beruntung. Batin Arka.

Motor gede itu pun perlahan melaju tapi hanya dengan kecepatan standar. Arka sengaja mengurangi kecepatannya karena tidak mau rambut Rahayu kusut karenanya.

Pada dasarnya Arka ingin menemani Rahayu sampai bertemu orang tua gadis itu. Tetapi setelah di pikirkan kembali, tentunya hanya akan menambah kesulitan Rahayu karena kecemburuan Arumi terhadap dirinya.

Arka memutuskan menunggu Rahayu dengan tidak berada jauh dari rumah orang tua gadis itu. Urusan yang tadi ia katakan hanyalah alasannya untuk bisa mengantar Rahayu.

Namun penampilan Arka yang tidak biasa itu tentu mengundang perhatian orang-orang di sekitarnya. Apalagi ia menunggangi kuda besi spesial yang tidak semua orang mampu memilikinya.

Arka pun menelpon Bu Aminah dan menanyakan nomor kontak Rahayu. Setelah mendapatkan, ia pun mengirimkan pesan untuk mengabarinya jika urusan gadis itu sudah selesai.

Dari mana Mas Arka tahu nomor kontak ku ya? Batin Rahayu bertanya ketika ia sudah duduk di rumah tamu di rumah orang tuanya.

"Ngobrol sama orang tua kok masih main hape, bener-bener tidak sopan!" Sindir Warsih, yang ternyata juga berkunjung di akhir pekan tersebut.

Rahayu segera memasukan kembali handphonenya ke dalam tas kecilnya setelah sempat membalas pesan dari Arka.

"Nenek, kapan datang?" Tanya Rahayu basa-basi.

Ia tahu sedari dulu neneknya itu tidak suka padanya karena tidak pernah bersikap ramah padanya.

"Kenapa kamu mau tahu? Kamu tidak suka aku disini?!"

Rahayu menelan salivanya dan menahan gemuruh di dadanya. Ia pun menghembuskan napas perlahan untuk menetralkan emosi di hatinya.

"Bukan begitu Nek, Ayu hanya bertanya saja kok."

Rahayu mencoba mencairkan suasana. Ia tahu semua yang duduk di sana merasa canggung dengan kehadirannya.

Tidak ada Adinata saat itu. Yang ada hanya Warsih dan Marlina yang menyambut Rahayu dengan senyum yang Rahayu yakini di paksakan. Bahkan Arumi pun mengurung diri di kamarnya, tidak ingin bertemu rahayu meskipun hanya sekedar keluar untuk menyapa gadis itu.

"Bu, masih ingat tidak rumah sakit mana tempat Rahayu di lahirkan?"

Warsih langsung menatap tajam Rahayu setelah mendengar ucapan gadis itu.

"Kenapa, tumben kamu bertanya?" Tanya Marlina.

"Ada Kakak dari temen Ayu yang sedang hamil tua, dan minta rekomendasi rumah sakit yang bagus buat lahiran." Kilah Rahayu.

"Oh, kamu lahir di..."

"Bidan dekat sini!" Sela Warsih memotong ucapan Marlina dan melirik menantunya itu.

"Oh ya, di bidan sini." Kata Marlina membenarkan ucapan ibu mertuanya.

"Masa sih Bu? Seingat Ayu, Ibu pernah bilang rumah sakit deh." Bantah Rahayu.

"Kamu ini dikasih tahu orang tua kok ngeyel!". Sarkas Warsih sembari beranjak dari duduknya.

"Loh, mau kemana Bu?" Tanya Marlina.

"Gerah, sumpek! Mau rebahan di kamar Arumi saja. Adem!" Ucap Warsih seraya berlalu pergi menuju kamar Arumi.

Sesaat Marlina dan Rahayu saling diam. Rahayu tahu keadaan tidak akan pernah berubah meski ia sering pulang ke rumah itu.

"Kamu mau minum? Ibu buatkan dulu ke dapur." Ujar Marlina tanpa menunggu jawaban Rahayu.

Ia pun beranjak pergi ke dapur dan meninggalkan Rahayu seorang diri di ruang tamu.

Rahayu menghela napas berat. Meski mulai terbiasa dengan sikap yang tidak menerima dirinya, tapi terkadang rasa sakit dan sedih itu juga sesekali datang menghimpit dadanya sehingga terasa sesak.

Rahayu melihat rak yang dulunya menyimpan album foto dirinya dan keluarganya. Ia pun merasa ingin melihat lagi kenangan indah dulu yang terukir di dalam sebuah album foto tersebut.

Rahayu membuka satu persatu laci yang tersusun seperti rak itu. Dan ia pun menemukan album di laci paling bawah dan tertimpa oleh barang-barang lainnya.

Rahayu duduk kembali sambil membuka lembar-pelembar album foto yang memperlihatkan betapa bahagianya dirinya dan orang tuanya dulu. Sampai akhirnya tangannya berhenti pada sebuah lembar foto yang membuat matanya terfokus disana. Foto dua orang bayi di keranjang bayi yang berbeda di sebuah ruangan yang Rahayu pikir itu sebuah ruangan rumah sakit.

Ada nama orang tua di papan nama keranjang masing-masing bayi tersebut. Rahayu pun memperhatikan nama tersebut dan mencoba membacanya meski tulisan disana terlihat sangat kecil.

Tiba-tiba terdengar suara langkah seseorang menuju ruang tamu. Dengan cepat Rahayu melepas foto dua bayi tersebut dari album yang tadi dan menyimpannya ke dalam tas kecilnya. Lalu kemudian album foto tadi lekas ia kembalinya ke rak laci paling bawah di tempatnya semula.

Jantung Rahayu berdegup kencang antara was-was terciduk sang ibu dan juga mengingat foto yang baru saja ia lihat tadi. Entah mengapa Rahayu merasakan suatu firasat melihat foto tersebut.

"Ternyata Ibu kehabisan sirup dan hanya ada air putih yang ada." Kata Marlina sambil meletakkan nampan berisi sebotol air mineral dan sebuah gelas kosong.

Dalam hati Rahayu tersenyum getir. Ia tahu di rumah itu tidak akan pernah kehabisan stok minuman untuk menjamu tamu. Minimal teh selalu ada dan tidak pernah kosong.

Rahayu yakin, di dapur tadi ibunya pasti merasa tidak nyaman atas kehadirannya. Apalagi sang Nenek tampak tidak suka dan meninggalkan mereka begitu saja.

Rahayu merasa hari itu sudah cukup baginya berkunjung kesana. Apalagi ia mendapatkan sebuah foto yang membuatnya menaruh curiga. Rahayu pun memutuskan untuk pamit pulang saja.

"Tidak apa Bu. Ayu tidak haus. Ayu juga masih ada urusan, ada janji mau kerja kelompok bareng teman hari ini. Ayu pamit ya Bu, salam buat Ayah dan Nenek."

"Loh kok cepet? Tidak mau makan dulu?"

Rahayu tahu itu hanya basa-basi karena mendengar dirinya hendak pamit, sang Ibu terlihat begitu bersemangat.

"Tidak usah Bu, Ayu masih kenyang. Ayu pergi dulu ya Bu, Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam..."

Rahayu tersenyum pada sang Ibu sambil melangkah pergi. Senyum untuk menutupi rasa sedih di hati, karena hanya raga yang dekat tapi rasa sayang kini semakin jauh tak terlihat.

Tak ada sambutan hangat ketka Rahayu datang maupun pergi. Yang ada hanya kepura-puraan dengan senyum yang di paksakan.

Bersambung...

Jangan lupa like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

1
𝐀⃝🥀ᴳ𝐑​᭄𝐚𝐥𝐲𝐚𝐙⃝🦜🏘⃝Aⁿᵘ
alhamdulillah ternyata si kakek juga bantu ayu diam2
𝐀⃝🥀ᴳ𝐑​᭄𝐚𝐥𝐲𝐚𝐙⃝🦜🏘⃝Aⁿᵘ
alhamdulillah arka mau bantu, buat cepat terungkap masalah yang di hadapkan ayu
𝐀⃝🥀ᴳ𝐑​᭄𝐚𝐥𝐲𝐚𝐙⃝🦜🏘⃝Aⁿᵘ
apa yang empuk2 arka, dasar lelaki pikiran nya kesana mulu jadi arka mo boncengin ayu nyari2 kesempatan biar ngerasain empuknya gunung kembar ayu wkwk🤣
🍭ͪ ͩ 𝐙⃝🦜Md Wulan ᵇᵃˢᵉ 🍇
wah kakek emng yg terbaik 😍
🍭ͪ ͩ 𝐙⃝🦜Md Wulan ᵇᵃˢᵉ 🍇
baik banget si arka
🍭ͪ ͩ 𝐙⃝🦜Md Wulan ᵇᵃˢᵉ 🍇
dih dasar arka🤣
🍭ͪ ͩ 𝐙⃝🦜Md Wulan ᵇᵃˢᵉ 🍇
cukup cerdik nih ayu
🍭ͪ ͩ 𝐙⃝🦜Md Wulan ᵇᵃˢᵉ 🍇
idenya bagus juga tuh ayu
🍁𝔉𝔰❀𝐍𝐨𝐨𝐧𝐚 𝕸𝖆𝖓𝖉𝖆🪷
oyyy agak lain/Sob//Sob//Sob/
🍁𝔉𝔰❀𝐍𝐨𝐨𝐧𝐚 𝕸𝖆𝖓𝖉𝖆🪷
yaelah giliran pujaan hati anaknya di tawarin cemilan dll giliran ayu mana ada nawarin sedikit pun
tina
lanjut kak
☠ᵏᵋᶜᶟթօղเ́αհˢ⍣⃟ₛ
syukurlah kakek sugeng selalu menjaga mereka dari belakang
☠ᵏᵋᶜᶟթօղเ́αհˢ⍣⃟ₛ
mohon maaf mas mau nanya, itu yg tidak empuk apaan ya 🤔🤣🤣🤣🤣
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
malah si kakek memberi ruang buat cucunya modus 😂🏃🏃🏃
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ooii lah kemana otakmuu 😭
🏘⃝Aⁿᵘ3⃣🔰π¹¹™🍒⃞⃟🦅ᶠˢᴳ𝐑᭄ 🔵
udah pasti direstui nihh...kakek Sugeng pasti' akan melindungi ayu
🏘⃝Aⁿᵘ3⃣🔰π¹¹™🍒⃞⃟🦅ᶠˢᴳ𝐑᭄ 🔵
kakek sugeng selalu memantau dan pastinya mendukung arka sama ayu
🏘⃝Aⁿᵘ3⃣🔰π¹¹™🍒⃞⃟🦅ᶠˢᴳ𝐑᭄ 🔵
kali ini aja enggak empuk ka,
🏘⃝Aⁿᵘ3⃣🔰π¹¹™🍒⃞⃟🦅ᶠˢᴳ𝐑᭄ 🔵
pinter ayu...arka mengalihkan perhatian Mereka
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
ternyata pak Sugeng ikut juga ya d mencari info siapa ortu ayu yg sbnrnya!!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!