NovelToon NovelToon
Mengandung Anak Mantan Suami

Mengandung Anak Mantan Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:10.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: febyanti

Sarah harus menelan pil pahit, suami yang dicintainya malah menggugat cerai. Namun, setelah resmi bercerai Sarah malah dinyatakan hamil.

Kenyataan pahit kembali, saat ia akan mengatakan bahwa dirinya hamil, ia malah melihat mantan suaminya bersama teman wanitanya yang terlihat lebih bahagia. Sampai pada akhirnya, ia mengurngkan niatnya.

Sarah pergi dari kehidupan mantan suaminya. Akankah mantan suaminya itu tahu bahwa dirinya hamil dan telah melahirkan seorang anak?

Ini hanya sekedar hiburan ya, jadi jangan berkomentar tak mengenakan, jika tidak suka skip saja. Hidup itu harus selalu dibawa santai😊😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 17

Farhan kembali menemui mamanya yang menunggu kedatangan Sarah. Namun, wanita itu belum bisa menemui ibu mertuanya karena memang tengah sibuk.

Pesan Sarah harus ia tepati, Farhan harus mengantar Putra pulang ke rumah bi Ami. Dan untungnya anak itu mengerti, karena ia merayu anaknya agar mau ditinggal.

"Sekarang, Putra Papa antar puluang ya? Soalnya ini sudah malam, lagian Papa harus menemani mama di sini," bujuk Farhan.

"Iya, Papa. Tapi nanti Papa pulang ke rumah ya? Kita jangan pisah lagi, aku mau seperti teman-teman yang lain. Punya orang tua utuh," jelas Putra.

Mama Amel mendengarkan penuturan cucunya, bagaimana pun, kini Farhan tengah merencanakan masa depannya dengan dokter Celine. Gadis baik juga pintar.

Farhan terdiam sesaat, semuanya memang belum terlambat, ia juga belum menikah. Tapi ia tidak mungkin memutuskan rencananya begitu saja. Celine, calon istrinya sudah menemaninya selama satu tahun ini, dan merawatnya selama empat tahun. Dan tidak lama lagi mereka menikah, baju pun sedang dirancang, hanya saja ia sendiri yang belum. Entah kenapa, ada rasa ragu untuk melanjutkannya. Dan itu terjadi sebelum ia bertemu dengan Putra.

Farhan menarik ulur hatinya, ia takut tidak bisa membahagiakan calon istrinya karena hatinya memang belum sepenuhnya melupakan mantan istrinya. Namun, penyesalan itu tiada guna.

Karena malam semakin larut, Farhan segera mengantar anaknya ke rumah bi Ami. Setelah itu ia kembali ke pabrik.

***

Farhan tengah duduk di dalam mobilnya, sesekali ia melihat jam di tangan. Tinggal beberapa detik jam kerja Sarah selesai. Jika mau, ia bisa saja membawa Sarah dan mengajaknya pergi dari tempat kerjanya. Tapi ia tak ingin semakin membuat mantan istrinya itu risih dengan keberadaannya.

Tak berselang lama, bel pun berbunyi. Para karyawan yang lembur langsung bubar tak tersisa berbondong-bondong keluar dari pabrik. Setelah agak sepi, nampaklah Sarah. Wanita itu berjalan sendirian menuju tempat parkir. Farhan tersenyum melihat wanita itu sudah muncul, ia berniat untuk mengantar Sarah pulang.

Namun, pada saat ia akan turun. Lagi-lagi ia melihat lelaki tadi. Pria itu sedikit berlari menghampiri Sarah.

"Apa yang dibawa laki-laki itu?" Farhan melihat sesuatu di tangannya, lalu menyodorkannya ke arah Sarah.

Nampak wanita itu terdiam dan melihat tangan lelaki itu.

"Apa itu?" tanya Sarah.

Dari kejauhan, Farhan terus memperhatikan. Mencoba mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Saking penasaranya, tak sengaja tangannya menyentuh klakson mobil sampai menimbulkan suara. Dan itu membuat Sarah dan lelaki yang tak lain adalah Ramdan itu terkejut.

Sarah memicingkan kedua mata, mendengus kesal. Apa yang dilakukan laki-laki itu di sana?

Karena sudah terciduk, Farhan pun akhirnya keluar dan langsung menghampiri mereka.

"Sudah malam, sebaiknya kalian pulang," kata Farhan.

Ramdan yang tadinya akan menyatakan cinta kepada Sarah pun terpaksa mengurungkan niatnya. Tapi, ia senang saat melihat Sarah membawa kado dari dirinya. Wanita itu tidak tahu kalau hadiah itu darinya.

"Kalau begitu aku duluan ya, Sarah," pamit Ramdan. "Mari, Pak," pamitnya lagi.

Setelah kepergian Ramdan, Sarah pun bergegas pergi. Tapi detik itu juga langkahnya terhenti saat orang yang ada di sana bersuara.

"Mau kemana?" tanya Farhan pada Sarah.

"Pulang, bukannya tadi menyuruhku pulang?"

"Aku sudah janji pada Putra kalau aku akan mengantarmu pulang."

Sarah malah melongo. "Putra pasti sudah tidur, tidak usah menepati janjinya, dia tidak akan tahu aku pulang dengan siapa."

Sarah pikir itu hanya akal-akalan lelaki itu saja. Lagian, apa yang diinginkan laki-laki itu darinya? Tidak ada lagi hubungan di antara mereka. Mereka saling bertemu karena adanya anak di tengah-tengah mereka.

"Jangan membantah, ini sudah terlalu malam bila kamu pulang sendirian."

"Kenapa harus seperti ini? Apa Mas tidak bisa menjaga hati pasanganmu? Apa tidak ada yang lebih penting selain mengikutiku? Aku sudah terbiasa pulang sendiri, apa yang harus ditakutkan?"

Lima tahun ia bekerja, dan selama itu pula ia selalu pulang sendiri menggunakan kendaraannya. Tidak ada rasa takut sedikit pun, karena rasa takut itu sudah hilang dengan kebiasaan.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi 'kan?" tanya Sarah.

"Banyak, kita perlu bicara mengenai anak kita."

Apa lagi yang harus dibahas? Semua sudah jelas, Putra anaknya. Sarah tidak melarang mantan suaminya untuk bertemu atau pun melarang mengajaknya jalan-jalan.

"Kalau aku rindu dan Putra merindukanku bagaimana?"

"Ya kamu tinggal datang dan temui Putra, tidak ada larangan dariku untukmu menemuinya."

"Kalau aku mau bawa Putra bagaimana?"

"Langkahi dulu mayatku, aku yang melahirkannya, dan aku juga yang merawatnya."

Farhan tidak berniat membawa Putra, ia hanya ingin tahu jawaban wanita itu. Nyatanya, ia tak menyangka bahwa Sarah sudah berubah. Tegas mengambil tindakkan.

"Apa kamu tidak punya anak dari istrimu sampai kamu mau bawa anakku?"

Farhan langsung menatap wajah mantan istrinya, meyakinkan akan pertanyaan yang terlontar dari bibir mungil wanita itu. Istri? Istri siapa yang dimaksudnya?

"Bukankah kamu sudah hidup bahagia bersama Nadia? Jadi aku mohon, hubungan kita hanya sekedar terikat oleh Putra. Selebihnya tidak ada apa-apa lagi."

Kenapa Farhan merasa sakit disaat ucapan itu terucap? Seakan orang asing dalam hubungan mereka. Kemana sosok Sarah yang mencintainya? Seiring berjalannya waktu, perasaan itu bisa hilang karena rasa sakit yang dirasakan.

Saat mereka berbincang, sosok mama Amel muncul. Wanita paruh baya itu rindu kepada menantunya.

"Sarah," panggil mama Amel.

Sarah pun menoleh ke sumber suara.

"Mama." Sarah menghampiri lalu mencium punggung tangan ibu mertuanya.

"Apa kabarmu?" tanya mama Amel. "Mama sangat rindu sekali." Sarah dipeluk dan cium.

"Tadi Mama sudah bertemu dengan Putra, kenapa tidak pernah menemui, Mama? Bukankah Mama, Mama-mu juga?"

Tumpahlah tangis Sarah saat itu juga. Ia memeluk ibu mertuanya. Menangis saat teringat kebaikan mertuanya itu, sosok mama Amel mampu menggantikan ibunya yang telah meninggal. Tapi sayangnya, itu tidak bertahan lama saat suaminya menceraikannya.

Mama Amel yakin masih ada sisa rasa dari menantunya itu untuk anaknya. Matanya tidak bisa dibohongi, seberapa pun disembunyikan, itu hanya membuat bodoh diri sendiri. Yang jadi masalahnya, Farhan sebentar lagi akan menikah.

"Kabar Mama sendiri bagaimana?" tanya Sarah.

"Baik, sangat baik." Beberapa menit mereka saling melepas rindu.

Karena sudah malam, Sarah pun pamit undur diri. Mama Amel melihat Sarah menuju motornya. Tapi wanita itu tidak mengizinkan Sarah pulang sendiri. Ia menyuruh Farhan untuk mengantarnya pulang. Mau tak mau, Sarah pulang diantar mantan suaminya.

Saat dalam perjalanan, tidak ada yang bercakap satu orang pun. Mereka larut dalam pemikiran

masing-masing.

"Sarah, apa kamu mengira aku sudah menikah?" Perranyaan itu akhirnya lolos begitu saja.

"Perlu aku menjawab? Mau sudah menikah atau pun belum itu bukan urusanku. Kita sudah punya kehidupan masing-masing, aku bahagia dengan kehidupanku sekarang."

"Tapi nyatanya aku memang belum menikah setelah bercerai denganmu." Rasanya Farhan tidak sanggup mengatakan bahwa sebenarnya ia berencana menikah.

Sarah diam lalu teringat beberapa tahun silam di mana ia selalu melihat kebersamaan suaminya dengan Nadia.

1
Katherina Ajawaila
kadihan Putra, hanya liat foto, tapi darah ngk bisa ngalahin 🥲
Katherina Ajawaila
cemen Farhan, dia tipis kuping, denger temen, ngk liat kenyataan mantan istri bisa berdiri sendiri. walau hanya dgn ijazah pas2 an
Katherina Ajawaila
tau diri Nadia jgn2 udh ngk ori, SMP suami teman di pepet terus
Katherina Ajawaila
sabar Sarah walau pun sakit, ada manfaatnya🥲
Katherina Ajawaila
jadi suami mulut Los, selain istri nueleweng itu boleh di ceraikan. ini lurus 2 hanya demen belanja. di ceraiin. salah didik kamu Farhan
Katherina Ajawaila
bagus thour, dasar pelakor ngk mutu, untung Farhan kuat imannya ngk kepincut sm Nadia.
Katherina Ajawaila
sabar Sarah, org sabar pasti kesel 🥲
Katherina Ajawaila
jasihan Sarah, makanya jadi istri jd mau terlalu berharap sm suami, rugi, kalau di sia2 in ya thour. kerja sarah msh muda rugi hidup sia2
Katherina Ajawaila
awal cerita yg menarik,
Rita Risnawati
Luar biasa
EkaYulianti
tasmiyah memberi nama anak.
aqiqah potong 2 kambing utk anak laki² dan 1 kambing utk anak perempuan.
Siti Romlah
apa judul cerita Putra dan Nisa
berkabar dong thoor biar aku lanjut bacanya
Febyanti: di hapus kak, belom lanjut lagi 🙏
total 1 replies
Nadia Dia
mantap thor
Agustina Nuryati
Luar biasa
Hera P07
Tapi dalam islam kan gk boleh rujuk setauku klo udah talak tiga kecuali pihak wanita udah nikah lagi sama pria lain trs cere
Febyanti: emang siapa yang ditalak tiga?
😔😔
total 1 replies
Hera P07
Farhan laki2 gk jelas ma sedeng udah cerein orang tanpa penjelasan eh masih suka,anjirlah
Endang Supriati
perceraian di saat istri hamil, masa iddahmya adalah ketika melahirkan
Dea Enen
knp pihak wanita dtg ke rmh pihak pria utk menentukan tgl?
Fifid Dwi Ariyani
trussehst
Nur Wakidah
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!