[Sedikit Dewasa karena mengandung unsur Liberalisme. Cerita ini juga mengandung Romance dan Action]
Dua gadis dengan wajah identik dan kepribadian berbeda dipertemukan di tengah hujan yang mengguyur Kota Roma. Demi menyelidiki hubungan di antara mereka pun bertukar tempat. Pertukaran identitas ini membawa mereka bertemu dengan Gionardo Alano mafia tampan nan kaya raya serta Dominic Acardi, teman sekolah yang menaruh rasa pada salah satu dari mereka. Cerita mereka bergulir di antara banyaknya musuh yang mencoba menyerang membuat bahagia jauh dari genggaman. Bagaimana kelanjutkan kisah mereka? Simak cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Rasa
Gio terbangun di malam hari dan turun ke lantai bawah untuk mengambil segelas air sekaligus melihat wanita yang selalu mengganggu pikirannya. Gio membuka pintu dan mengintip dari sela kecil dibalik pintu melihat wanita itu tertidur dengan tenang. Dia mendekat dan meletakan tangan di kepala gadis itu yang membuat kedua mata indahnya terbuka dan menarik tangan Gio hingga terjatuh ke kasurnya.
“Apa yang kau lakukan?” Serena kaget melihat Gio yang mengaduh dan tidak menduga lelaki itu diam - diam masuk ke kamarnya dan menyentuhnya. Gionado Alano memang sangat berbahaya.
Gio tidak percaya apa yang dilakukan gadis itu - serangan mendadak yang tidak terduga. “Aku hanya mengecek suhu tubuhmu”
Serena memandang Gio “Kau benar - benar mengganggu tidurku”
Gio berdiri dari kasur dan memasukan kedua tanganya ke celana. Awalnya Gio pikir gadis ini hanya mainan sekarang kenapa dia sama sekali tidak ingin memainkannya. Gio menepis berbagai kemungkinan di kepalanya dan memikirkan satu kemungkinan. Gio tidak menginginkannya karena dia sakit. Itu yang paling mungkin. Maka itu betapa sabar Gio menghadapi perempuan galak ini.
Gio berdeham “Dari mana kau mengetahuinya?”
“Apa?”
“Cara menjatuhkanku”
“Apa itu penting?”
“Tentu saja. Kau mungkin mata - mata yang ingin menghabisiku”
”Aku benar - benar ingin menghabisimu. Kau penculik”
“Aku tidak menculikmu. Aku membelimu”
“Kau keluar saja” Kata Serena dan kembali membaringkan tubuh dan menarik selimut tebal sampai puncak kepalanya. Mengabaikn Gio.
Merasa suasananya tidak mengenakan dengan sikap dingin gadis itu, Gio keluar dan mengambil segelas air, meneguknya cepat. Gerakan Serena mengganggu pikiran Gio itu gerakan defensif yang tidak sembarang orang bisa melakukannya. Gerakannya cukup cepat dan menjatuhkan. Gio berpikir sejenak. Siapa perempuan itu sebenarnya?
“Kau benar - benar bukan wanita biasa, Arianna”
Fransesco mengucek - ucek matanya sambil keluar dari kamar. Dia terbangun karena mendengar suara berisik dari arah dapur dan menemukan Gio dengan padangan yang terlihat jauh “Apa yang kau pikirkan?”
Gio mengalihkan wajah ke Fransesco ketika mendengar suaranya. Fransesco terlihat seperti anak muda biasa dengan kaos dan celana training.
“Aku hanya berpikir jika Arianna bukan gadis biasa”
“Apa maksudnya? Maksudmu dia luar biasa? Kalian sudah menghabiskan malam bersama?” Fransesco menggoda Gio.
Gio berdecak “Bukan itu maksudku… aku hanya merasa jika Arianna bukan gadis itu yang aku lihat malam itu”
“Itu tidak mungkin, aku sudah mengecek cctv depan bar tempat kau melihatnya serta cctv jalanan yang mengarahkan ke rumahnya. Perempuan itu adalah Arianna yang kau lihat malam itu”
“Ya, mungkin aku hanya belum mengenalnya”
“Memangnya kenapa?” Fransesco merasa heran.
“Arianna sepertinya memiliki kemampuan bela diri” Jelas Gio membayangkan kejadian tadi.
“Makanya dia berani melewati jalan tempat kau melihatnya pada malam hari” Fransesco mengutarakan pendapatnya.
“Ya, benar juga”
“Jika dia memang seluar biasa itu. Dia bisa membantumu”
“Untuk?”
“Menghadapi musuh - musuhmu”
“Aku tidak butuh bantuan perempuan” Tegas Gionardo.
***
Arianna terbangun ketika mendengar suara bel berdenting. Dom tidak ada di tempat. Setahu Arianna, ibunya membawa kunci. Dia berjalan ke arah pintu dan mengintip. Arianna membekap mulutnya melihat beberapa orang lelaki berdiri di balik pintu. Ada keperluan apa mereka. Melihat wajah mereka tidak bersahabat membuat Arianna takut. Arianna segera menarik meja dan kursi yang sekiranya bisa menahan pintu. Dia merasakan kepanikan menyerangnya.
“Ayo. Sepertinya dia tidak ada dirumah”
“Kita bisa membuat perhitungan dengannya di sekolah”
“Yang terpenting kita sudah tahu rumahnya”
Arianna menggigit bibirnya mendengar percakapan mereka di depan apartemennya. Sebenarnya siapa mereka dan apa masalah mereka?
Arianna mengambil ponsel dan menghubungi Ibunya
“Mamma dimana?” Kata Arianna panik setelah Lena mengangkat teleponnya.
“Mamma masih bekerja. Ada pemotretan. Mamma akan pulang telat. Kau baik - baik saja?”
“Ya. Baiklah. Sampai nanti” Arianna memandang jam dinding yang menunjukan pukul 12 malam. Dia mematikan telepon karena tahu ibunya tidak akan pulang dalam waktu dekat. Arianna memberanikan diri berjalan ke arah pintu dan mengintip lagi, mereka sudah pergi. Untuk sesaat Arianna bisa menarik nafasnya.Arianna menggeser meja yang menghalangi pintu dan merapikannya kembali. Dia kembali ke dalam kamar dan menguci pintu dengan rapat. Arianna tidak merasakan kantuk selain perasaan siaga.
“Dom, tadi ada beberapa orang di depan pintu apartemenku” Cerita Arianna kepada Dom setelah lelaki itu mengangkat telepon.
“Kau baik - baik saja?”
“Ya, tapi mereka berkata akan membuat perhitungan denganku”
“Ah, pasti Gavino dan anteknya. Kau tenang saja, aku akan melindungimu semampuku. Kita akan bertarung bersama”
“Ya, Grazie” Arianna tidak tahu harus melakukan apa. Dia mematikan teleponnya dan memandang lurus ke depan.
“Bertarung bersama.. aku tidak bisa melakukan apa pun”
Arianna tidak bisa membela diri di depan Sierra dan Maria, bagaimana dia bisa bertarung menghadapi lelaki berbadan besar yang jumlahnya bahkan lebih dari satu.
“Serena.. sebenernya apa yang kau lakukan” Pekiknya. Serena tidak memberi tahu apa pun mengenai hal ini. Arianna pikir hidup Serena menyenangkan, tapi bagaimana jika hidup senang yang diimpikannya akan menjadi sangat mengancam keselamatannya, tapi cara Dom akan melindunginya bisa membuat perasaan Arianna terhadap lelaki itu semakin nyata.
Arianna takut, jika Serena adalah orang yang disukai Dom. Mereka berdua sangat berbeda apakah mungkin setelah Dom tahu semuanya Dom akan membenci Arianna? Siapa yang suka dibohongi. Wajar jika Dom akan sangat marah ketika tahu kalau Serena yang diurusnya tadi bukan Serena yang sebenarnya.
Km jg semangattt