Luna gadis cantik dan manis, anak dari seorang pria penjaga hewan kesayangannya namun mampu membuat pria yang usianya hampir kepala 4 jatuh cinta terhadap aluna atmaja gadis 22tahun, bagaimanakah perjalanan cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Olla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetangga baru
Happy reading
Kring...kring...kring...
Seorang gadis menggeliat dibalik selimut saat mendengar suara alarm, perlahan matanya terbuka mengerjap pelan untuk menyesuaikan penglihatannya.
Hoam.
Luna bangun dari tidurnya tidak lupa dirinya meregangkan otot-otot yang terasa kaku, disingkapnya selimut yang membungkus tubuhnya, tak lupa dia ambil penjepit rambut untuk mengjepit rambutnya agar tidak tergerai.
Tak lupa luna masuk kedalam kamar mandi untuk membasuh muka dan mulut.
Seperti rutinitas biasanya, luna tentu berperan membuat sarapan, sejak kecil luna memang diajari bagaimana caranya memasak walau tanpa seorang ibu namun sang ayahlah yang mengajarinya berbagai hal karena memang sejak muda ayahnya diajarkan untuk mandiri agar tidak bergantung dengan orang lain.
"Selamat pagi putri ayah."
Cup.
"Pagi ayah." balas luna sambil tersenyum lembut usai menerima kecupan dari sang ayah tercinta.
"Anna belum bangun sayang?" tanya gio saat tak melihat keberadaan putri bungsunya.
"Mungkin masih bersiap-siap yah, sebentar luna lihat." ucapnya sambil menyelesaikan kegiatannya.
"Terima kasih sayang." gio tersenyum saat luna meletakkan sepiring sandwich untuk sarapan kali ini tak lupa dengan segelas kopi menemani paginya.
Luna tersenyum lalu melangkah menuju kamar anna.
tok
Tok
Tok
"An, belum siap kh?" luna mengetuk pintu kamar anna.
"Iya, sebentar kak." sahutan dari dalam kamar membuat luna mengerti kalau anna ternyata sedang bersiap.
Ting tong.
Luna menghentikan langkahnya, dahinya mengeryit saat mendengar suara bel dipagi hari pasalnya selama dia tinggal disini, rumah mereka tidak pernah kedatangan tamu dipagi hari.
"Siapa sayang?" tanya gio yang heran juga dengan tamu pagi-pagi.
"Tidak tahu ayah, sebentar luna lihat." jawabnya sambil melangkah menuju pintu.
Klik.
Ceklek.
"Halo, selamat pagi."
"Ha..halo selamat pagi juga." sapa luna dengan sedikit ragu saat membuka melihat sosok wanita dewasa yang sedang membawa sesuatu dikedua tangannya.
"Maaf mengganggu, perkenalkan saya Giana tetangga depan yang baru pindahan kemarin." ucap wanita dewasa dengan suara lembutnya.
"Ahhh...ya..ternyata bibi Giana, salam kenal bibi nama saya luna." luna tersenyum lebar.
"Oh iya, ini anggap saja salam perkenalan." ucap giana sambil menyodorkan semangkuk makanan kearah gadis cantik yang mungil.
"Ohh repot-repot sekali, ayo silahkan masuk bibi kebetulan kami sedang sarapan." luna sedikit menggeser tubuhnya untuk mempersilahkan masuk wanita cantik itu.
"Haduh maaf sayang, sepertinya lain kali saja ya, anak bibi belum bangun takutnya nanti dia bangun saya belum pulang malah menangis." jelasnya sambil merasa sungkan menolak permintaan luna.
"Baiklah bi, mungkin lain kali bisa main kerumah."
"Oke kalau gitu, bibi permisi dulu luna." giana melambaikan tangan dan tersenyum lantas berjalan meninggalkan luna.
"Cantik sekali bibi giana." gumamnya memandang wanita dewasa itu yang susah masuk kepekarangan rumahnya.
"Siapa sayang?" suara gio mengagetkan luna.
"Ehh..ayah, ini dari tetangga depan yah, tetangga yang baru pindahan kemarin itu loo." jelas luna sambil mengangkat pemberian dari giana dan berjalan masuk kedalam rumah.
Gio menganggukkan kepalanya dan segera menutup pintu mengikuti sang putri.
Mereka melanjutkan sarapan kemudian bergegas keluar rumah untuk tujuan masing-masing.
Sedangkan disebuah kastil mewah, seorang pria sedang mematutkan penampilannya didepan cermin, kemeja biru laut dipadukan dengan jas berwarna hitam selaras dengan celananya membuat ketampanan alex tidak lah pudar, apalagi pagi tadi dia sedikit memangkas bulu-bulu halus yang ada disekitar wajahnya menambah kadar ketampanan seorang alexander smith.
Bibirnya tertarik keatas saat melihat penampilannya yang sudah rapi, lalu dirinya mengambil sebuah jam yang ada disampingnya, deretan jam mewah koleksinya yang mencapai puluhan mungkin juga ratusan ada diruangan ini hingga tatapannya jatuh pada jam berwarna hitam.
Setelah selesai, alex kemudian berjalan meninggalkan ruang ganti lalu menuju kelantai bawah untuk sarapan terlebih dahulu, tak lupa dirinya memegang ponsel dan menekan sebuah applikasi hijau.
"Selamat pagi honey." send
Bibir alex tertarik keatas lalu menyimpan kembali ponselnya dan dimasukkan kedalam kantong celana.
Ting.
Pintu lift terbuka, alex segera keluar dan menuju meja makan disana sudah ada billy dan juga roy.
"Selamat pagi bos."
Sapa mereka berdua secara bersamaan.
"Hmmm..."
Alex segera duduk dikursi setelah billy menarik kursi untuk alex.
Seperti biasa alex dilayani oleh roy, dan billy mengambil sendiri sarapannya lalu mereka memulai sarapan dalam keheningan hanya peralatan makan saja yang berbunyi.
Selang beberapa menit alex menyudahi sarapannya dan diikuti billy.
drt...drt...drt...
Ponsel alex bergetar membuat dirinya mengeryitkan dahinya namun tangannya segera mengambil ponsel didalam kantong celana.
Mommy is calling
"Hallo mom."
"Hallo sayang, bagaimana kabarmu?"
"Oh ayolah mom, alex sudah dewasa bukan lagi anak TK." gerutunya saat mendengar pertanyaan mommy nya.
"Astaga...kamu ini ya, makanya segera menikah jadi mommy biar bisa menanyakan kabar putra atau istrimu." omel wanita tua disebrang sana.
"Ckk...ada apa mommy menelfon?" tanya alex.
"Minggu depan mommy dan daddy kesana."
Alex mengeryitkan dahinya dalam rangka apa orang tuanya berkunjung kemari.
"Ada apa mommy dan daddy kemari." selidiknya tak mungkin mereka kemari hanya karena rindu padanya.
"Nanti kami beritahu, ya sudah lanjutkan kegiatanmu, by sayang."
Klik.
Alex memandang ponselnya yang sudah menggelap tanda panggilan susah terputus, dirinya masih merasa heran dengan kedatangan orang tuanya nanti membuat dia menerka-nerka.
Ting.
Sebuah pesan masuk diponselnya membuat dirinya menerbitkan senyum saat tahu siapa yang mengirim pesan.
"Selamat pagi juga mas."
Namun dahinya mengeryit saat melihat isi pesan tersebut dirinya heran bahasa apa itu mas.
"Apa itu artinya mas?" balasnya.
1 detik
60 detik
5 menit.
ckkk
Alex berdecak saat tidak menerima balasan kemudian dirinya beranjak dan segera berjalan menuju pintu utama.
Para pengawal diluar sedang berjaga tak lupa mereka membungkukkan tubuhnya sedikit saat melihat bosnya.
Edwin segera membukakan pintu untuk alex dan setelah alex masuk kedalam, edwin menutup pintu dan bergegas berajalan memutar untuk membuka pintu bagian kemudi.
mobil segera meninggalkan kastil milik alex, membelah jalanan tunggal dna menuju area kantor milik alex.
Didalam mobil alex nampak berfikir dengan pesan yang luna kirim tadi, masih penasaran apa itu artinya.
Billy sedikit mencuri-curi pandang kearah alex yang seperti memikirkan sesuatu.
"Emmm...apa ada yang saya bisa bantu bos?" tanyanya ragu-ragu.
Alex seketika menaikkan pandangannya dan menatap billy seolah menimbang apakah dirinya bertanya saja pada asistennya itu.
"Apa kamu tahu artinya mas?" tanya alex setelah cukup lama berfikir.
Billy mengeryitkan dahinya seolah sedang berfikir.
"Apa itu sejenis makanan bos."
Ckkk
"Alex berdecak malas mendengar jawaban billy.
Sedangkan billy nampak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal melihat respon alex.
Suasana kembali hening, mobil terus melaju hingga tak butuh waktu lama akhirnya sampai juga di kantornya.
Double upp...
Jangan lupa like, komen and gift.