"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"
Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.
Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 25. Mang Nuri
Dara dan Amar berjalan di belakang iringan orang orang yang membawa jasad mang Nuri menuju ke rumah, sepanjang dari jasad mang Nuri turun di depan gang sampai menuju ke rumah nya isakan tangis orang - orang pecah..
Mendengar itu Dara semakin merasa bersalah, banyak orang yang kehilangan sosok mang Nuri. Bahkan sampai ada satu perempuan yang sampai pingsan sambil berteriak memanggil mang Nuri dengan sebutan Pa'e.. Yang di yakini dialah istri mang Nuri.
'Aku udah bikin orang - orang terdekat pakde kehilangan pakde. Ya Allah, aku.. pembunuh.' Batin Dara.
Air mata Dara deras mengalir meski dia terus menghapus nya, Dara memang tidak terisak - isak tapi air matanya tidak bisa membohongi betapa dia juga sesak dan merasa bersalah sekarang.
"Kalo nggak kuat kita jangan masuk." Ujar Amar.
"K- ku- kuat kok, aku mau liat pakde, bang." Ujar Dara, dan menghapus berkali - kali air matanya.
"Nangis aja nggak apa - apa." Ujar Amar, dan Dara menutup wajah nya dengan kedua tangan nya.
Dara yang terlalu sesak sampai tidak bisa berkata, ia hanya terus menutup wajah nya dan mengusap air matanya. Amar yang melihat itu pun akhir nya menghentikan langkah kaki Dara dan Dara makin tidak bisa mengendalikan dirinya, dia jongkok di pinggiran jalan dan terisak pelan.
"Hiks.. hiks.." Dara menangis.
Amar pun spontan menutupi Dara agar orang - orang tidak melihat Dara menangis di sana. Amar melihat dari jauh jasad mang Nuri di gotong masuk kedalam rumah nya dan semua orang di sana menangis terisak - isak, Amar kembali menatap Dara yang masih jongkok di depan nya dengan tatapan sedih.
"Kuat yahh.. ini bukan salah kamu dek." Ujar Amar tiba - tiba..
"Aku yang bikin pakde meninggal, bang.. kalo aja kemarin aku nggak minta cari kyai, pakde pasti masih hidup." Ujar Dara sambil terisak.
"Shhh, gak boleh gitu. Itu udah takdir dek.." Ujar Amar.
"Sekarang semua orang kehilangan pakde gara - gara aku." Ujar Dara.
Dara melirik ke arah rumah mang Nuri yang penuh dengan orang - orang yang sedang menangis terisak - isak, Dara lemas sekarang.. bagaimana kalau semua orang itu akan menyalahkan dirinya nanti, sebab dia selamat tapi mang Nuri tidak selamat.
"Kalo kamu nggak kuat, kita pulang aja." Ujar Amar tapi Dara menggeleng.
"Aku mau liat pakde." Ujar Dara, dia lalu bangun meski kaki nya lemas.
Dara menghapus air matanya dan lalu menarik nafas agar dirinya bisa lebih tenang dan bisa mengendalikan sesak di hatinya, Dara lalu melangkah maju.. menuju ke rumah mang Nuri yang terdengar sangat ramai oleh isakan tangis. Amar berjalan di sebelah Dara, dia ikut maju kedalam.
Setelah Dara sampai, banyak orang yang menatap nya dengan tatapan heran.. mungkin karena Dara tidak pernah di sana dan orang - orang di sana juga baru melihat Dara dan Amar.
"Assalamualaikum." Salam Dara, di susul Amar.
"Waalaikumsalam.." Sahut beberapa orang yang mendengar salam Dara dan Amar.
"Cari siapa mbak?" Tanya seorang ibu - ibu.
"Mau nyelawat ke rumah pakde Nuri, bu." Sahut Dara.
"Iya bener ini rumah nya, tapi mbak siapa? Kami kok ndak pernah liat mbak nya." Ujar ibu - ibu tadi.
"Saya Dara, cucu nya eyang." Ujar Dara, seketika orang - orang di sana menutup mulut mereka.
"Ooh ini anak nya.. anak yang selamat dari kecelakaan."
Dara mendengar orang - orang berbisik, Dara terlihat takut sekarang.. ia takut tiba - tiba akan di hakimi oleh orang - orang di sana.. Dara hendak menangis tapi di tahan nya, dia segera menghapus air matanya segera sebelum menetes.
"Mbak baik - baik aja?" Tanya salah satu ibu - ibu di sana, Dara yang takut pun hanya mengangguk dengan perasaan takut nya.
"Astagfirullah.." Dara mendengar orang - orang berbisik..
"Masuk aja mbak.. almarhum akan di mandikan dulu." Ujar ibu - ibu di sana.
"Iya bu, terimakasih. Kalo boleh tau.. bude yang mana?" Tanya Dara.
"Iatri nya mang Nuri?" Tanya ibu - ibu.
"Iya." Sahut Dara.
"Itu yang di sana, yang pake gamis item kerudung biru dongker." Ujar ibu - ibu tadi.
Dan tebakan Dara benar.. itu adalah perempuan yang menyambut mang Nuri dengan isakan tangis sejak mobil amblulans datang.. Dara pun berjalan masuk dengan takut - takut. Dari posisi Dara berjalan saat ini.. terlihat wajah mang Nuri yang sedang di usap - usap oleh istri nya, tubh Dara genetar sekarang..
Dengan segenap keberanian nya.. Dara pun maju mendekat dan duduk di di sebelah istri mang Nuri yang sedang menangis sambil mengusap - usap wajah mang Nuri yang sangat pucat.
"Assalamualaikum, bude." Ujar Dara denga menahan tangis nya.
"Waalaikumsalam.. kamu siapa?" Tanya istri mang Nuri.
Air mata Dara menetes deras ketika melihat wajah istri mang Nuri yang tampak kuyu, sayu, dengan kerutan - kerutan di wajah nya. Semakin besar rasa bersalah Dara sekarang.. Tanpa aba - aba lagi Dara langsung mencium tangan istri mang Nuri dan bersimpuh di kakinya sampai semua orang kaget dengan tindakan Dara.
"Bude.. aku minta maaf.." Ujar Dara sambil menangis sesenggukan di kaki istri mang Nuri.
"Nduk kamu siapa?" Istri mang Nuri kebingungan karena Dara bersimpuh di kakinya secara tiba - tiba.
"Maaf bude.. aku minta maaf, hiks.. hiks.. Maafin aku." Ujar Dara, istri mang Nuri sampai berulang kali mencoba membangunkan Dara tapi Dara masih terus kukuh bersimpuh di kaki istri mang Nuri.
"Nduk, jangan begini.. kamu siapa?" Tanya istri mang Nuri.
"Aku cucu eyang.. yang selamat dari kecelakaan." Ujar Dara..
Istri mang Nuri terkejut, dan terdiam..
BERSAMBUNG..
sebelum dibawa ke masjid pasti bakalan banyak drama... "mereka-mereka" nggak bakalan diem aja kalau eyang dibawa keluar dari rumah itu...👻👻👻