Arazey Ivanka seorang mahasiswi kedokteran yang saat ini berada di semester lima, tengah menjalani masa magang disebuah rumah sakit terbesar dikota nya
Semuanya berjalan begitu lancar, sampai saat ia mendapatkan seorang pasien pria dengan usia matang yang saat itu tengah terluka parah. Dari situlah kehidupan dizona nyaman nya berubah menjadi lebih menyeramkan dan lebih terkekang
•Jika ada kesamaan judul cerita, cover, atau nama mohon dimaklumi
•Ikuti kisahnya hanya disini.. Happy reading🫂👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-28-
Masih ditempat yang sama, dimana kini Arazey tengah menatap marah orang-orang didepan nya
"Apa maksud kalian?!" pekik marah Arazey dengan mata memerah menahan tangis
Melihat keterkejutan Arazey, sontak kedua orang tuanya menatap Grey meminta penjelasan
Sedangkan pria itu langsung berdiri dan mencoba meraih tangan Arazey yang malah berjalan mundur menjauhi nya
"Honey" panggil lirih Grey
"Menjauh dariku om!"
"Ada apa ini Grey? Bukankah kamu sudah membicarakan nya dengan Ara?" tanya Rachel dengan raut bingung nya
"Saya memang sudah membicarakan nya dengan Arazey" jawab cepat Grey
"Membicarakan apa? Kapan? Om Grey berbohong pada kalian Pa, Ma!" sahut cepat Arazey
"Grey!" sentak marah Alex
Mendengar suara meninggi Alex yang terlihat sangat marah tidak membuat Grey panik, melainkan kini dirinya menatap sekilas Alex lalu kembali menatap Arazey
"Kamu lupa? Aku sering membicarakan ini pada mu, Arazey"
"Kapan-- Perlu aku sebutkan dimana tempatnya?" potong cepat Grey dengan wajah datarnya
Sejenak Arazey terdiam dengan tatapan marahnya dan sekelebat bayangan dimana Grey terus berbicara tentang pernikahan dan ingin menikahi nya tiba-tiba saja muncul
"Sudah mengingatnya, honey?" tanya dingin Grey
"Oo--om lupa? Aku menolaknya!" elak Arazey dengan mata yang mulai berkeliaran menghindari tatapan Grey
"Menolak?" ulang Alex dan Rachel secara bersamaan
"Iya aku menolaknya Pa, Ma!" tegas Arazey yang berjalan mendekati kedua orang tuanya. Tetapi saat melewati tubuh Grey, dengan cepat pria itu menahan pergelangan tangan Arazey
"Aku sudah bilang, kamu tidak bisa menolaknya honey!" tekan marah Grey
"Apa-apaan kamu Grey! Lepaskan anak saya, dia berhak mengambil keputusan!" ucap marah Alex
Arazey terus meronta dan mencoba melepaskan genggaman tangan Grey pada pergelangan tangan nya. Tetapi nihil, bukan nya terlepas tangan nya malah terasa sakit
"Lepas om! Dan dengarkan kata papa!" lantang Arazey yang mendapat dukungan dari papa nya
Tetapi lagi-lagi pria itu bergerak dengan cepat dan merengkuh posesif pinggang Arazey. "Aku sudah bilang, kamu tidak bisa menolaknya, honey" bisik Grey
"Kenapa aku tidak bisa menolaknya hah?!" pekik tertahan Arazey dengan tatapan tajamnya
Bukan nya menjawab, Grey malah mengeluarkan senyum tipisnya yang membuat jantung Arazey rasanya berhenti berdetak seakan mengerti arti dari senyum itu
Selang beberapa saat Grey kembali menatap Alex dan Rachel dengan raut tak terbaca dari dua orang tua dihadapan nya
"Anak kalian bukan seorang gadis lagi"
Seketika suasana terasa begitu hening seiring dengan tatapan membeku dari Alex dan Rachel, hingga akhirnya pria paruh baya itu mengeluarkan suara dingin nya
"Apa maksudmu?"
"Seharusnya anda mengerti Tuan Alex," jawab Grey di iringi dengan senyuman. "Lagipula anak anda sering menginap dirumah saya, jadi tidak mungkin jika dia masih tersegel dengan rapih"
BUGHH!! PRANGGG!!
Seketika ruang tengah itu dipenuhi dengan kegaduhan yang berasal dari suara pukulan yang dilayangkan oleh Alex ke wajah Grey dan cangkir yang terjatuh ke lantai dari tangan Rachel
"Apa maksudmu bade'bah!" Teriak marah Alex didepan wajah Grey
"Sudah saya bilang, Arazey--"
"Bicara yang benar, sialann!" potong Alex yang lagi-lagi melayangkan pukulan nya
Tidak meronta ataupun menghentikan tangan Alex yang terus memukuli wajahnya, melainkan Grey terus diam dan menatap Arazey yang kini terdiam membeku
"Katakan sialann!" ulang Alex dengan nafas memburunya dan tangan nya yang kini mencekik leher Grey
Melihat hal itu, Arazey pun kini langsung tersadar dan memekik kaget. "Papa!"
Menoleh menatap sang putri yang kini berada disamping nya dengan mata memerah, lalu Alex semakin menguatkan cekikkan nya pada leher Grey
"Pa jangan pa!". Arazey berusaha melepaskan tangan Alex dari leher Grey karena terlihat dengan jelas wajah pria itu yang sudah memerah kehabisan nafas
Seketika Alex pun melepaskan tangan nya dan menghempaskan tubuh Grey yang langsung terbatuk-batuk dan menghirup rakus udara disekitar nya
"Lusa kalian sudah harus menikah!" putus dingin Alex kemudian langsung pergi meninggalkan ruang tengah itu
"Tunggu Ara bisa jelasin, Pa!". Arazey pun hendak mengejar sang papa tetapi tangan nya digenggam begitu erat oleh Grey
"Lepas om!"
"Bantu aku" lirih Grey
"Aku-- Mama tidak percaya, kamu merusak kehormatan keluarga kita, Ra" potong Rachel
Sontak Arazey langsung menoleh menatap mama nya yang kini tengah tersenyum menatap Arazey penuh kekecewaan
"Om Grey bohong Ma, kami tidak melakukan apapun" lirih Arazey frustasi
"Sudahlah, mama tidak percaya lagi padamu. Dan sebaiknya turuti apa kata papa"
Setelah mengucapkan itu, Rachel pun langsung pergi meninggalkan ke duanya. Dan kini dengan perlahan Grey yang tadinya tersungkur kelantai mulai bangun
Hendak memeluk tubuh Arazey tetapi dengan cepat gadis itu mendorong tubuh Grey lalu satu tamparan keras melayangkan mengenai pipi lebam itu
PLAKKK!!
"Awsstt.. Honey" ringis sakit Grey memegang pipinya
"Puas Om? Puas Hah!" bentak Arazey penuh kekesalan. Air mata yang sedari tadi ia tahan kini akhirnya tumpah tanpa izin dari nya
"Puas hikss? Puas?!"
"Honey--"
"Jangan panggil aku dengan sebutan menjijikan itu, Sialann!". Mendengar bentakan itu, lantas ekspresi Grey ang tadinya menahan sakit kini berubah datar
Menarik kasar pinggang Arazey hingga tubuh ke duanya benar-benar menempel tanpa cela, lalu Grey mengusap-usap pipi Arazey dengan tatapan menyeramkan nya
"Sudah aku bilang, kamu tidak bisa menolak ku!"
"Baj*ngan hikss,, Lepaskan hikss"
Terus meronta dan memukuli dada Grey agar tubuhnya terlepas dari dekapan itu tetapi yang terjadi malah Grey menjatuhkan kepalanya dibahu Arazey
"Kamu satu-satunya gadis yang berhasil mengoyahkan hati aku, Ra. Aku tidak bisa jika harus kehilangan kamu" lirih Grey
Dapat Arazey rasakan nafas yang terasa panas itu menerpa lehernya, dan juga pipi yang menyentuh kulit bahunya terasa panas. Dan jangan lupakan, Grey masih dalam kondisi sakit
"Kenapa harus seperti ini hikss,, Papa dan mama pasti membenciku sekarang hikss" pasrah Arazey menumpahkan kesedihan nya
"Dari awal aku sudah bicara baik-baik tapi kamu selalu menolak, bahkan tadi didepan orang tua mu, dengan teganya kamu menolak ku lagi"
"Lalu aku harus bagaimana hikss,, aku masih mau menjadi seorang dokter hikss,,"
Mengangkat kepalanya dari bahu Arazey lalu Grey menyeka air mata yang terus berjatuhan itu dengan tatapan lembutnya
"Kapan aku bilang setelah kita menikah kamu harus berhenti jadi dokter? Tidak pernah bukan?"
"Tentu aku mendukung karir mu, asalkan jangan berurusan dengan seorang pria"
Mendengar penuturan Grey seketika tangis Arazey semakin kuat di iringi dengan pukulan kesalnya dilengan kekar Grey
"Bodoh hikss,, Dokter mana yang tidak berurusan dengan pasien laki-laki? Semua dokter pasti harus menangani siapapun yang sakit entah itu perempuan atau laki-laki hikss,,"
"Haishh baiklah-baiklah kita bicarakan nanti, sekarang tenang lah dan berhenti menangis" pasrah Grey kembali memeluk Arazey
Sumpah demi apapun saat ini rasanya Arazey ingin membunuh pria yang memeluknya. Bagaimana bisa dia menyuruh tenang setelah kekacauan yang diperbuat nya tadi?
Sedangkan disisi lain atau lebih tepatnya dibalik tembok besar mansion itu
"Apa papa keterlaluan?"
"Sepertinya begitu, lihat saja muka calon menantu kita sampai lebam seperti itu" sahut seornag wanita yang tak lain adalah Rachel
"Tapi jika tidak seperti itu, Ara tidak akan percaya bahwa papa benar-benar marah" jawab Alex
"Sudahlah yang penting satu masalah sudah beres, dan benar dugaan Grey pasti Ara akan menolaknya mentah-mentah didepan kita. Untung saja mama sudah menyiapkan rencana ini" ujar bangga Rachel
"Iya deh iya, istri papa memang paling licik"
...----------------...
Double up lho, sawerannya mana nih☹️🤗
Seeyou next part readers😘 Jangan lupa like and giftnya🤗
Votenya juga lho biar othor semangat😄
anAk gadis orang
udh panggil honey"🤭😂