Gagal menikah dengan calon tunangannya tidak membuatnya putus asa dan tetap kuat menghadapi kenyataan.
Kegagalan pertunangannya disebabkan karena calon suaminya ternyata hanya memanfaatkan kebaikannya dan menganggap Erina sebagai wanita perawan tua yang tidak mungkin bisa hamil.
Tetapi suatu kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi pemuda yang berusia 19 tahun.
Akankah Erina mampu hidup bahagia dengan pria yang lebih muda darinya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30
Arshaka tertawa terbahak-bahak melihat kelucuan istrinya yang sedang masak air, tapi keheranan melihat tutup panci yang melompat yang karena tekanan dari air yang mendidih.
“Hahaha! Masya Allah istriku baru masak air saja dibuat kalang kabut,” ejeknya Arshaka.
Erina memonyongkan bibirnya,” ketawain saja! Dasar suami durjana bukannya nolongin malah diketawain.”
Arshaka berjalan ke arah Erina, tanpa ba-bi-bu langsung menarik tubuhnya Erina ke dalam pelukannya. Erina terbelalak karena suaminya tiba-tiba menarik tubuhnya.
“Aah Mas Shaka takut!” Teriak Erina.
“Nggak usah takut gitu sayang, suamimu gak bakalan sakiti kamu,” Arshaka memainkan bibirnya Erina yang masih monyong.
“Tapi, aku takut Mas lihat di atas kompor ada air panas,” protesnya Erina.
Arshaka malah mengangkat tubuhnya Erina ke atas meja pantry dapur. Tangannya memegangi tengkuk lehernya Erina, kemudian dia mulai melumat bibir mungil nan seksi itu.
Erina melingkarkan tangannya ke leher suaminya dan mulai memiringkan kepalanya sedikit agar lebih leluasa memperdalam ciumannya.
Keduanya melepaskan pagutan bibir mereka setelah dirasa pasokan udara hampir habis yang ada di sekitarnya.
Arshaka mengusap ujung bibirnya Erina yang terlihat sedikit basah dan bengkak gara-gara kelakuannya sendiri.
“Kita lanjutkan di kamar, kamu pakai baju lingerie warna pink saja istriku. Suamimu lebih suka warna itu lebih menggoda soalnya,” ujarnya Arshaka sambil tersenyum nakal.
Arshaka mematikan kompornya terlebih dahulu sebelum menggendong tubuh istrinya seperti koala yang menggendong anak-anaknya.
“Mas Shaka, dilihat dari segi angle manapun kamu tetap ganteng. Bunda waktu ngidam Mas Shaka suka apa sih kok ngelahirin anak ganteng dan sholeh kayak Kamu,” pujinya Erina sambil memainkan hidung mancungnya Shaka.
Arshaka tersenyum lebar,” Mas juga mau bertanya, Mama Rasmi waktu ngidam kamu, Mama makan apa? Kok bisa Istriku cantik amat speck bidadari ngalahin bidadari surga malah.”
Erina hanya tersipu malu-malu mendengarnya dia tertunduk sambil tersenyum. Arshaka membuka pintu kamarnya menggunakan kakinya yang panjang karena tangannya dipakai menggendong tubuhnya Erina.
Arshaka menurunkan istrinya dengan sangat pelan ke atas ranjang yang muat untuk tiga orang saja.
“Tungguin suamimu ini, mau cek pintu dulu,” pamitnya Arshaka.
Erina gegas berjalan ke arah lemari dan mengambil pakaian yang diminta suaminya. Erina memoles dan mengaplikasikan dengan berbagai macam jenis make up ke wajahnya yang sudah putih alami bak pualam seputih susu murni. Dia ingin tampil semakin cantik di depan suaminya.
Erina menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya,” Alhamdulillah sudah wangi, bahkan wangi gue mengalahkan wanginya bunga-bunga yang ada di kebun bunganya bunda.” Erina terkekeh mendengar perkataannya sendiri.
Arshaka berjalan ke arah dalam kamar, dia melihat Erina yang berjalan ke arahnya dengan senyuman termanis bahkan mengalahkan manisnya gulali.
Arshaka berdiri mematung memperhatikan istrinya yang berjalan berlenggak lenggok di depannya bak model pakaian.
Erina berjalan mengelilingi suaminya,” kenapa diam saja? Apa aku gak cantik?”
Erina memainkan jari jemarinya di atas dada bidangnya Arshaka. Sedangkan Arshaka sama sekali tidak berkedip sedikitpun melihat kecantikan paripurna istrinya.
Hanya jakungnya yang terlihat naik turun. Kedua bola matanya sudah berkabut memancarkan gairah yang tertahan.
“Kok diam saja? Apa aku kurang menarik?” Tanyanya Erina sambil mengerlingkan sebelah matanya.
Arshaka tersenyum genit,” kamu terlalu cantik istriku sampai-sampai suami brondongmu ini nggak sanggup berbicara apapun.”
Erina menarik bajunya Arshaka hingga tertunduk untungnya tubuhnya Erina tinggi sehingga tidak membuat Arshaka terlalu membungkuk.
“Aku akan memuaskanmu suamiku, kamu akan aku buat bahagia sampai teriak-teriak keenakan,” Erina bergaya centil.
Erina menggoda suaminya meskipun dalam hatinya deg degan, tapi ditutupi dengan sikapnya yang berpura-pura menjadi istri penggoda.
Arshaka tersenyum simpul,” aku yakin kamu itu cuma jago di omongan doang.”
Erina yang mendengar ucapan itu semakin tertantang, dia mengalungkan kedua tangannya di leher Arshaka. Tanpa ba-bi-bu dia melumat bibirnya Shaka dan sedikit melompat untuk melingkarkan kedua kakinya di pinggang suaminya.
Tanpa mereka sadari semua pakaian yang dipakainya sudah terlempar ke atas lantai. Erina dan Arshaka sama-sama menunjukkan keahliannya yang diam-diam sempat dipelajari oleh Arshaka melalui tutorial di aplikasi khusus anu.
Ketika Erina melihat senjata pamungkasnya Arshaka kedua pupil melebar sempurna dan berteriak histeris saking terkejutnya.
“Mas Shaka, kenapa itu gede dan panjang amat!” Erina spontan berpaling ke arah lain sambil menutupi wajahnya saking terkejutnya melihat senjata airnya Arshaka.
“Jangan teriak-teriak gitu dong sayang, entar ada orang yang lewat, nggak enak didengar oleh orang-orang,” protes Arshaka.
Tubuh Erina meringkuk ke belakang saking takut melihatnya. Padahal tadi, dia sudah sesumbar kalau dia tidak akan ketakutan. Tapi, buktinya dia sampai tubuhnya gemetaran.
“Mas, aku takut pasti sakit dan perih banget. Kata orang ada yang darah-darah gitu karena milik suaminya kegedean ukurannya,” cicitnya Erina yang menutupi seluruh tubuhnya dengan bedcover.
Arshaka malah kebingungan karena kesulitan untuk membujuk Erina yang tiba-tiba menolak dimasuki.
Arshaka mengusap wajahnya dengan gusar, padahal dia sudah siap sedia tapi Erina malah ketakutan.
“Sayang, suamimu ini akan melakukannya dengan sangat pelan dan hati-hati. Mas akan membuat kamu santai dan nyaman,” bujuk Arshaka yang merangkak ke atas ranjang tanpa memakai sehelai benangpun.
Erina semakin histeris karena melihat ada benda yang bergelantungan bebas kemana-mana.
“Mas, aahh pakai handuk! Itunya bergelantungan kemana-mana!” Erina semakin dibuat kalang kabut melihat benda pusaka itu.
Arshaka garuk-garuk kepala ketika tersadar dengan kondisinya saat ini.,” hehehe! Dia gak sabar pengen ketemu dengan sang pawangnya sayangku.”
“Mas kata Tante Ani kalau gituan sakit kayak di iris silet gitu,” lirih Erina.
Erina termakan omongan orang lain yang bernada bercanda tapi dia malah menganggapnya serius.
Arshaka tidak tahu harus gimana lagi meyakinkan Erina untuk setuju dan tidak ngedrama.
“Kalau begitu Mas akan cari perempuan lain saja yang setuju aku masuki, capek tau bujuk Kamu yang menolak untuk aku ajak beribadah yang pahalanya besar,” gertak Arshaka yang meraih handuk kemudian melilitkan di pinggangnya.
Erina yang berpaling sambil menutupi wajahnya gegas melihat ke arah suaminya yang sudah berjalan meninggalkannya.
“Kalau sampai Mas keluar dari kamar ini! Aku akan balik ke Jakarta saat ini juga!” Ancamnya Erina yang tidak main-main.
Arshaka tersenyum smirk menatap ke arah pintu yang membelakangi Erina,” kamu kan nggak mau bahagiakan suamimu ini jadi mendingan aku cari perempuan lain, mungkin Nafisah atau Olivia yang aku telpon.”
Arshaka berjalan beberapa langkah ketika tangannya hendak meraih gagang pintu, Erina berlari cepat dan memeluknya dari arah belakang.
“Aku tidak mau dan tak sudi berbagi suami dengan wanita manapun karena aku yang berhak atas tubuh suamiku!” Tegasnya Erina.
Arshaka tersenyum penuh arti sambil geleng-geleng kepala,” oh my God! Istriku umurnya saja yang dewasa tapi kalau masalah ginian butuh dibujuk dan dirayu dulu dengan susah payah untuk menaklukkannya.”
Arshaka bersorak gembira dalam hati karena akhirnya berhasil menipu istrinya. Keduanya pun langsung tancap gas pol memulai kegiatan berbagi peluh mereka.
Arshaka yang minim pengalaman sedangkan Erina yang tak pernah mengetahui tata cara berhubungan suami istri hanya mengikuti arahan suaminya.
Rumah yang terbuat dari hampir seratus persen dari kayu jati bergoyang saking kuatnya goyangan maut kedua pasangan pengantin baru itu.
“Syukur Alhamdulillah, akhirnya sampai juga,” gumamnya sambil menghentikan laju motornya.
Arsyila berjalan menaiki tangga sambil menenteng beberapa rantang susun yang berisi makanan.
Tetapi, langkahnya terhenti ketika tiba-tiba tangga dan lantai yang terbuat dari kayu bergetar dan bergoyang seirama.
“Astaghfirullahaladzim, apa terjadi gempa ?” Ucapnya yang langsung berpegangan erat pada tiang yang ada di depannya.
Arsyila memegang erat rantangnya yang ketakutan terjatuh di atas rumah.
“Apa jangan-jangan ini gempa bumi yang paling dahsyat mungkin 7,4 skala richter,” ceplosnya.
“Aah auaahh, pelan-pelan mas,” racau Erina.
“Sabar sayang, tahan yah dikit lagi,” balasnya Arshaka.
Suara aneh dan ghaib itu mampu membuat Arsyila yakin dengan dugaannya. Ucapan adik dan iparnya membuatnya akhirnya mengerti dengan apa yang terjadi. Dia bergidik ngeri-ngeri sedap mendengar ucapan kedua pasutri itu.
Arsyila reflek menyimpan rantang susunnya di depan pintu masuk dan buru-buru meninggalkan penginapan itu.
“Astaganaga, gue gak dengar!” Teriaknya sambil berlari ke arah dimana motornya terparkir dan hampir saja ia terjatuh berguling saking buru-burunya berjalan.
Janganlah berbuat kejam pada Elma pak dokter karna naluri seorang ibu itu biar apapun yg terjadi akan selalu melindungi anaknya dari marabahaya..
Kamu ga tau hal apa aja yg menimpa Elma semasa mengandungkan putramu.. Ùh sesak dadaku author.. 😭😭😭😭😭
Sabarlah pak dokter..