Nona ketiga Xiao Xinyi di paksa menikahi Adipati Ling Yun menggantikan kakak tertuanya yang terus berusaha untuk mengakhiri hidupnya.
Siapa yang tidak tahu jika Adipati Ling Yun selalu berselisih dengan Tuan besar Xiao. Dua keluarga besar yang saling bertentangan itu di anugerahi pernikahan Kaisar Jing Hao.
Bersedia ataupun tidak salah satu wanita dari kediaman Xiao harus menikah menjadi Nyonya utama kediaman Adipati Ling Yun. Intrik dalam pernikahan yang berlandaskan politik menjadikan Nona ketiga Xiao Xinyi harus membuat rencana untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nona muda pertama Xiao Huifan
Seminggu setelah keadaan terasa lebih tenang. Xiao Xinyi melakukan perjalanan selama empat jam keluar dari Ibu Kota. Dia bersama dengan dua pelayan pribadinya juga dua puluh prajurit pengawal kekaisaran yang telah menyamar menjadi penjaga kediaman. Dua kucing kesayangannya di bawa pergi bersamanya. Di dalam kereta gadis itu duduk tenang mengelus lembut salah satu kucing berbulu kecoklatan. Bukunya cukup panjang dengan hidung yang masuk kedalam. Hidup kucing coklat itu bahkan hampir tidak terlihat keberadaannya.
Mereka sampai di salah satu kediaman yang ada di pinggiran kota. Semua pelayan dan pengawal di minta untuk menunggu di halaman depan. Xiao Xinyi sendiri masuk kedalam kediaman. Di ruangan tamu kakak pertamanya yaitu Nona pertama Xiao Huifan duduk di salah satu kursi. Dia mengelus lembut perut buncitnya dan menyenanduhkan satu lagu. "Kakak pertama." Xiao Xinyi masuk ke dalam ruangan.
Nona muda pertama Xiao Huifan menyambut dengan kehangatan. Dia bangkit perlahan memeluk adik ketiganya. "Kamu sudah datang. Terima kasih sudah menyelamatkan kakak dan bayi yang ada di dalam kandungan ini dari Ayah." Air matanya mengalir.
"Jaga suasana hati kakak. Nanti bisa berpengaruh terhadap perkembangan janin." Xiao Xinyi menepuk lembut punggung Kakak pertamanya.
Nona muda pertama Xiao Huifan melepaskan pelukannya dia mengajak adiknya untuk duduk. "Kamu tidak datang dengan suamimu?"
Xiao Xinyi menggelengkan kepalanya pelan.
Wanita itu menggenggam kuat tangan adik ketiganya. "Maaf. Kakak sudah membuat dirimu dalam keadaan sulit."
"Adipati cukup baik denganku. Kakak pertama tidak perlu terlalu memikirkannya," ujar Xiao Xinyi berusaha menenangkan. Kakak pertamanya terkenal sebagai wanita yang anggun dan cantik. Bakatnya juga sangat terkenal di seluruh Ibu Kota. kemampuan bermain alat musik bahkan dapat membuat semua orang terhipnotis dengan mudahnya. "Kakak aku datang bukan hanya untuk melihat keadaan kakak. Tapi juga," Xiao Xinyi menghentikan kata-katanya. "Aku tahu hal ini sangat tidak pantas dan tidak seharusnya aku tanyakan. Tapi jika kakak memiliki kesulitan tolong beritahu Xinyi. Aku pasti akan berusaha membantu."
Nona muda pertama Xiao Huifan mengerti yang di maksud adik ketiganya. "Kamu ingin bertanya ayah dari bayiku?"
Xiao Xinyi mengangguk berat, dia merasa tidak enak telah mencampuri urusan kakak pertamanya.
"Sebenarnya aku bisa mengatakan hal ini kepada orang lain. Tapi aku takut ayah sampai mengetahui siapa dirinya. Dia hanya pria biasa dari keluarga sederhana. Ayah pasti tidak akan membiarkan dirinya hidup." Nona muda pertama Xiao Huifan menatap nanar kearah adik ketiganya. "Namanya Liu Guozhi. Dia putra seorang petani biasa yang ada di pinggiran kota Jingguo. Kami bertemu saat aku sedang pergi bersama ibu satu tahun yang lalu. Tanpa sepengetahuan Ayah dan Ibu, aku menjalani hubungan dengannya. Dan kami juga telah menikah secara diam-diam. Xinyi, ini bukan anak haram. Aku sudah menikah dengannya di saksikan kedua orangtua Liu Guozhi."
Xiao Xinyi benar-benar tidak tahu ternyata keadaan kakak pertamanya semakin rumit. Jika Ayahnya sampai tahu keberadaan dari Tuan muda Liu Guozhi. Keluarga itu pasti akan di hancurkan. "Apa kakak yakin tidak ingin memberitahukan kehamilan ini kepada suami kakak?"
Nona muda pertama mengangguk yakin. "Ini sudah menjadi keputusanku. Biarkan saja dia menganggap aku telah berpaling dengan pria lain. Dari pada dia menerjang bahaya dan membahayakan hidupnya juga keluarganya."
Mendengar itu Xiao Xinyi merasa sedih. "Jika itu yang kakak inginkan. Xinyi juga tidak bisa berbuat banyak. Hanya bisa memberikan tempat tinggal nyaman dan aman untuk kakak dan bayi kecil yang ada di dalam perut ini." Mengelus lembut perut kakak pertamanya. "Aku akan memeriksa keadaan janin yang ada di dalam perut." Dia memeriksa melalui denyut nadi. Senyuman kebahagiaan terlihat, "Semua dalam keadaan sehat."
Nona muda pertama Xiao Huifan tersenyum senang. "Terima kasih banyak."
"Saat kecil kakak pertama selalu menjagaku dengan sangat baik. Sebagai adik tentu aku harus menjaga kakak juga," Xiao Xinyi bangkit dia mengajak kakak pertamanya untuk duduk di bangku luar taman kecil yang ada di depan kediaman. Bangku itu berada tepat di bawah pohon yang rindang. Udara terasa sangat sejuk saat berada di bawahnya.
Mereka berdua duduk santai berbincang ringan sejak siang hingga sore hari. Dan Xiao Xinyi berpamitan kembali di jam empat sore. Kereta melaju kembali menuju keluar kota Jinjing. Di dalam kereta gadis itu menatap kearah luar. Suasana yang tadinya masih terlihat siang kini berganti di penuhi kegelapan. Kabut malam membawa keresahan di dalam diri gadis itu. Dia merasa tidak tega dengan keadaan kakak pertamanya. Namun Xiao Xinyi juga tidak bisa meminta kakak pertamanya merubah pendiriannya. Mungkin saja ini adalah jalan yang terbaik bagi semua orang.
Di jam delapan malam kereta sampai di depan kediaman Adipati Ling Yun. Gadis itu turun dan berjalan menuju kearah kamarnya. Sebelum masuk dia duduk menikmati angin malam di halaman depan. Bintang bertaburan membentang memenuhi langit malam. Bulan juga terlihat bulat tanpa pecahan. Sangat indah dan menawan.
Hukk..
Huuukkk...
Enam anjing berlarian di halaman depan kediaman tempat tinggal Xiao Xinyi. Mereka terlihat sangat bahagia berkeliling, berlarian, saling mengejar dan bermain tanpa henti. Dua anjing dengan tubuh besar seperti seorang serigala salju. Mendekat bermanja kearah Tuan yang telah menyelamatkan mereka.
Xiao Xinyi merasa sangat terhibur melihat keenam anjing sangat jinak dan selalu ingin di manja. Dua kucingnya juga tidur di sampingnya.
"Satu," Bowen berteriak. "Dua, tiga." Nama setiap anjing di berikan seperti angka agar tidak takut salah penyebutan. Tiga anjing yang di sebutkan namanya berlari mendekat. "Duduk." Ketiga anjing itu duduk menjulurkan lidahnya. Mereka sangat menurut dengan perintah dari pemuda itu.
Xiao Xinyi tertawa melihat tingkah lucu hewan peliharaannya.
Sekitar satu jam pelayan Daxia mendekat. "Nyonya muda air hangat sudah siap."
Xiao Xinyi mengangguk mengerti. Dia bangkit berjalan masuk kedalam kamar mandi melalui pintu di bagian luar. Kepulan asap panas terlihat seperti kabut tebal di ruangan kamar mandi. Xiao Xinyi menuangkan susu yang telah di siapkan. Juga menaburkan kelopak bunga mawar kearah bak mandi.
Baju luar di lepas satu persatu menyisakan tubuh halus tanpa noda. Dia memasukkan tubuhnya kedalam bak mandi yang sudah di genangi air dengan suhu pas. Gadis itu menenggelamkan dirinya kebagian bawah bak mandi. Dan setelah beberapa detik baru keluar. "Huh," udara masuk kembali kedalam tubuhnya.
Xiao Xinyi menyandarkan tubuhnya di ujung bak mandi. Memejamkan kedua matanya cukup lama. Merasakan kehangatan air membuat kenyamanan untuk dirinya.
Setelah satu jam berendam dia baru memutuskan untuk keluar dari dalam air. Tubuhnya masih basah saat kain tipis menutupi sebagian tubuhnya. Dia masuk kedalam kamar melalui pintu di bagian dalam. Langkahnya terhenti saat melihat suaminya sudah duduk santai di kursi ruangan kamar.
Adipati Ling Yun juga tidak tahu jika istrinya baru saja mandi dan akan berganti baju. Rasa panas menjalar seketika saat dia melihat lekuk tubuh indah istrinya. Kain tipis itu bahkan tidak mampu menutupi keindahan tubuh Xiao Xinyi.