NovelToon NovelToon
Di Ratukan Oleh Selingkuhan

Di Ratukan Oleh Selingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Wanita Karir
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: NinLugas

Nandana Panesthi, seorang istri yang sempurna di mata orang-orang, terjebak dalam pernikahan tanpa cinta dengan Dimas Larung Mahdiva, pria ambisius yang lebih mencintai kekuasaan daripada dirinya. Kehidupan rumah tangga mereka yang tampak harmonis hanyalah topeng dari kebekuan yang semakin menusuk hati Nanda.
Hingga suatu hari, Sanjana Binar Rimbawa hadir seperti badai di tengah gurun kehidupan Nanda. Seorang pria dengan tatapan yang dalam dan kata-kata yang mampu menghidupkan kembali jiwa yang hampir mati. Sanjana bukan sekadar selingkuhan dia adalah pria yang menempatkan Nanda di singgasana yang seharusnya, memperlakukannya bak ratu yang selama ini diabaikan oleh suaminya.
Namun, cinta terlarang ini tak semudah kelihatannya. Di balik kelembutan Sanjana, tersimpan rahasia yang mengancam segalanya. Sementara Dimas mulai mencurigai perubahan sikap Nanda dan bertekad untuk mengungkap siapa pria yang berani merebut perhatian istrinya.
Akankah Nanda menemukan kebahagiaan sejati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NinLugas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak yang Kembali

Pertemuan yang tak terduga itu seakan membuka kembali pintu yang sudah lama tertutup di hati Nanda. Di tengah kebingungannya akan hidup yang membelenggu, Sanjana hadir sebagai pengingat bahwa di luar sana masih ada dunia yang menawarkan kebahagiaan. Tapi, akankah ia memiliki keberanian untuk mengejarnya? Ataukah ia akan tetap terkurung dalam pernikahan yang tak pernah ia inginkan.

Nanda dan Sanjana duduk di bangku kayu di sudut taman yang tenang, jauh dari hiruk-pikuk pesta keluarga di dalam rumah. Tawa mereka berderai, mengalir ringan tanpa beban, seperti dulu saat mereka masih remaja. Sanjana menceritakan pengalamannya selama bertahun-tahun di luar negeri, sementara Nanda sesekali tersenyum, merasa dunia di sekitarnya seakan kembali penuh warna.

"Aku selalu tahu kamu akan menjadi seseorang yang luar biasa," kata Sanjana sambil menatap Nanda dengan penuh kekaguman. "Tapi aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini, dalam keadaan seperti ini."

Nanda hanya tersenyum tipis, meskipun di dalam hatinya ada perasaan getir. "Kadang, hidup membawa kita ke tempat yang tidak pernah kita bayangkan, San."

Sanjana menatapnya lekat-lekat. "Kamu terlihat... tidak bahagia, Nanda."

Nanda hendak menjawab, tetapi tiba-tiba tawa di wajahnya memudar. Matanya menangkap gerakan di kejauhan. Beberapa pria berpakaian jas hitam menyebar di sekitar taman, mencari-cari seseorang mereka adalah bodyguard Dimas.

"Nanda?" Sanjana menyadari perubahan ekspresi Nanda. "Ada apa?"

Nanda menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Aku harus pergi, San." Suaranya berbisik pelan, penuh kecemasan. "Mereka mencariku."

Sanjana mengerutkan kening. "Siapa? Apa yang terjadi?"

"Bodyguard Dimas," jawab Nanda sambil melirik ke arah pria-pria berbadan tegap itu yang semakin mendekat. "Aku tidak bisa terlalu lama di sini. Mereka akan membawaku kembali."

Sanjana menggenggam tangan Nanda dengan lembut. "Kamu tidak harus hidup seperti ini, Nanda. Jika kamu butuh bantuan... aku ada di sini."

Nanda tersenyum kecil, meski matanya menyiratkan kesedihan yang mendalam. "Aku tahu, San. Tapi sekarang aku harus pergi."

Sebelum pria-pria itu menemukan mereka, Nanda berdiri dengan cepat, menyusun langkahnya dengan hati-hati menuju arah lain, berharap bisa menghindari pandangan mereka. Namun, ia tahu, pelariannya tidak akan berlangsung lama. Dunia yang mengekangnya selalu memiliki cara untuk menemukannya kembali.

Sanjana tidak membiarkan Nanda pergi begitu saja. Dengan sigap, dia menggenggam tangan Nanda erat-erat. "Kita tidak bisa diam saja. Ayo, ikut aku."

Nanda terkejut. "San, ini berbahaya. Mereka akan menemukan kita."

"Aku tidak peduli," jawab Sanjana tegas. "Aku tidak akan membiarkanmu kembali ke dalam kurungan itu."

Tanpa menunggu jawaban, Sanjana menarik Nanda dan mulai berlari menjauh dari taman. Mereka menyelinap di antara pepohonan rindang yang mengelilingi area tersebut, berharap bisa menemukan jalan keluar sebelum para bodyguard Dimas menyadari keberadaan mereka.

Langkah kaki mereka berpacu dengan detak jantung yang berdebar kencang. Angin malam yang sejuk menerpa wajah mereka, tetapi Nanda masih merasakan hangatnya genggaman Sanjana. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, dia merasakan ada seseorang yang benar-benar peduli padanya.

"San, kita tidak bisa terus begini," kata Nanda dengan napas terengah-engah saat mereka tiba di ujung taman yang berbatasan dengan jalan setapak kecil. "Mereka akan mengejar kita."

Sanjana menatap Nanda dengan mata yang penuh tekad. "Aku akan membawamu sejauh mungkin. Kita akan pergi dari sini. Aku janji."

Nanda ingin mempercayainya, tetapi bayang-bayang dunia Dimas terasa begitu kuat dan gelap. "Bagaimana jika mereka menemukan kita? Aku tidak ingin kamu terlibat dalam masalahku."

"Nanda," Sanjana menatapnya dalam-dalam. "Aku sudah terlibat sejak lama. Aku tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian."

Tanpa membuang waktu, mereka melanjutkan pelarian, melewati pagar taman belakang yang rendah dan menuju jalan kecil di luar properti keluarga Larung. Di kejauhan, suara langkah-langkah berat mulai terdengar, disertai teriakan para bodyguard yang mencari Nanda.

"Ayo, San! Lebih cepat!" Nanda mendesak, rasa takut mulai menyusup di benaknya.

"Kita hampir sampai," sahut Sanjana sambil mengencangkan genggamannya. "Aku tahu tempat di mana mereka tidak akan menemukan kita."

Di tengah malam yang semakin gelap, mereka terus berlari, menjauh dari kehidupan yang mengekang Nanda. Di sisi lain, di dalam gedung megah, Dimas mulai menyadari bahwa istrinya menghilang. Dan dia tidak akan membiarkannya pergi dengan mudah.

***

Dimas berdiri di ruang tamu megah rumah keluarga Larung, dengan wajah yang memerah karena amarah. Tangan kanannya menggenggam erat ponsel yang sedari tadi tak berhenti ia gunakan untuk menghubungi para bodyguard-nya.

"Bagaimana mungkin kalian tidak bisa menemukannya?!" teriak Dimas dengan nada tajam.

Dari ujung telepon, suara bodyguard terdengar gugup. "Kami sudah menyisir seluruh area, Pak. Tapi Nyonya Nanda… sepertinya menghilang tanpa jejak."

Mata Dimas menyala penuh amarah. "Tidak mungkin dia menghilang begitu saja! Cari lagi! Periksa setiap sudut, setiap jalan keluar, bahkan kalau perlu cek semua kendaraan yang lewat!"

Namun, jawaban dari seberang sana tetap sama. Tidak ada yang melihat Nanda. Tak ada jejaknya.

Dengan satu gerakan penuh emosi, Dimas membanting ponselnya ke lantai marmer, membuat benda itu hancur berantakan. "Dasar tidak berguna!" gumamnya penuh kemarahan.

Ia berjalan mondar-mandir dengan napas yang memburu, otaknya dipenuhi pikiran tentang istrinya yang kabur. Bukan karena dia mencintai Nanda tidak, perasaan itu sudah lama hilang, atau bahkan tidak pernah ada. Namun, kehilangan kontrol atas sesuatu yang dianggapnya sebagai miliknya membuat darahnya mendidih.

"Nanda…" bisiknya dengan suara penuh dendam. "Kamu pikir bisa lari dariku? Tunggu saja. Aku akan menemukannya. Dan kali ini, kamu tidak akan bisa kabur lagi."

Dimas mengambil ponsel cadangan dari laci meja dan menghubungi kontak lain. "Aku butuh lebih banyak orang untuk mencarinya. Cari dia di mana pun, dan kalau perlu, bawa dia pulang paksa!"

Suasana malam yang tenang di luar rumah berbanding terbalik dengan badai amarah yang bergemuruh dalam diri Dimas. Di dalam benaknya, dia sudah merencanakan bagaimana Nanda akan membayar keberaniannya melarikan diri.

Sanjana membawa Nanda ke sebuah tempat tersembunyi, jauh dari hiruk-pikuk kota. Mereka melewati jalanan sempit yang hanya diterangi lampu remang-remang, hingga akhirnya tiba di sebuah rumah kayu kecil yang terletak di tengah hutan pinus.

"Kita sudah sampai," ucap Sanjana sambil melepaskan genggaman tangan Nanda. "Di sini, mereka tidak akan menemukanmu."

Nanda menatap rumah sederhana itu dengan perasaan campur aduk. "Tempat ini… bagaimana kamu tahu?" tanyanya, masih terengah-engah setelah pelarian yang mendebarkan tadi.

Sanjana tersenyum tipis. "Ini milik keluargaku. Sejak kecil, aku sering ke sini. Tidak ada yang tahu tempat ini selain aku."

Mereka melangkah masuk ke dalam. Ruangan di dalamnya sederhana, dengan perabotan kayu dan perapian yang masih menyala hangat. Udara dingin dari luar seolah berhenti di ambang pintu, digantikan oleh kehangatan yang menenangkan.

"Kamu bisa tinggal di sini sementara waktu, sampai kita menemukan cara untuk keluar dari situasi ini," ujar Sanjana, menatap Nanda dengan penuh keyakinan.

Nanda menghela napas panjang, matanya memandang Sanjana dengan penuh rasa syukur. "Terima kasih, San… Kalau bukan karena kamu, aku tidak tahu bagaimana nasibku."

Sanjana mendekat, menatap Nanda dengan lembut. "Aku tidak akan membiarkanmu kembali ke tempat itu, Nanda. Selama aku di sini, aku akan melindungimu."

Mata Nanda mulai berkaca-kaca. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa aman. Tidak ada tekanan, tidak ada ketakutan. Hanya keheningan malam dan kehangatan dari seseorang yang benar-benar peduli padanya.

"Kita akan bertahan di sini. Dan aku akan memastikan Dimas tidak pernah menyentuhmu lagi," ucap Sanjana dengan suara tegas.

"Apa?" Nanda tercengang mendengar perkataan Sanjana.

1
Dian
Semangat Thor, ayo saling dukung❤️
merry jen
jg mau nan balik sm dims tu buknny kdrt tp dh selingkhh jgg
merry jen
Bu Bu Nanda dan ankmu dh ceraii gk perlu imt cmpurr lgg x ,,klo san pyn niat jhtt terhdp Nanda biarinn itu urssn Nanda dan san ,,ursin ajj hdpmu dan ankmu yg kacau balau ituu Bu ,,cari selingkuh Dimas kmn pergi yaa
merry jen
San bukn org y kaya perushnn mntn suami Nanda ajj udd di tangan sann,,apa dan pura pura spy bs dptin Nanda atau ada niat terselubung gt sm nanda
Yuni Susanti
Kecewa
Yuni Susanti
Buruk
merry jen
jgn smpai Dimas bundir lgg biar kn Dimas nikmatin penyesalan hdpyy
merry jen
Bu Bu cb ank cwe mu di perlakukan sm laki y gmn cbb kmu sbgaii ibu pstii minta keadilan buat ank kmuu
𝐌𝐚𝐮𝐫𝐚.
Menarik ceritanya/Smile/Saya suka story' perselingkuhan/Slight/.
NinLugas: terimakasih kka
total 1 replies
merry jen
mau sekaya apa pun klo tindkkn yg Dimas lakukan bklnn menghancurkan hdpp yaa Dimas
NinLugas: betul kk terimakasih sdh mampir
total 1 replies
merry jen
mata mmu buta dayuu jdii bgtu lahh gk pdlii anky mati di tangan mantu yaa sndrii
NinLugas: krna 10m kk 😭
total 1 replies
angel
Nextt!
NinLugas: siap kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!