Tak ada yang bisa menebak akhir dari sebuah perjalanan Cinta, bahkan kadang buta akan Serigala berbulu Domba.
Tak pernah menyangka akan akhir yang begitu tragis, sebuah pengkhianatan dari orang yang dicintai, bahkan bertahun-tahun menjalin ikatan, namun nyatanya hanya sebuah tipuan.
Apalagi kalau bukan demi harta dan tahta, itulah yang menjadi tujuan utama, tidak perduli akan kasih dan sayang yang di utarakan, dan Luka akan tetap Sakit pada Akhirnya.
Jangan bilang Tuhan tidak pernah adil pada kehidupan, pada kenyataannya DIA membuat apa yang di Tanam akan di Tuai, Sakit yang dirasakan tak akan sia-sia, luka yang tertoreh pasti akan ada obatnya, terkadang rasa sakit membuat kita menjadi Luar biasa.
Begitulah keajaiban kehidupan, akan tertulis dalam Novel you're AMAZING, perjalanan seorang wanita dengan semua lukanya, mampu bangkit dan berdiri kembali bersama dengan Laki-laki yang luar Biasa.
Salam sehat, semangat dan jangan lupa bahagia...Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kuatkan Dirimu
Tak perlu menjelaskan apapun lagi, Sifa hanya terdiam saat Than melepaskan tangannya, lalu membalas tatapannya yang terasa aneh baginya.
"Ada apa?" Tanya Sifa
"Apa kau tidak bisa langsung membalas perbuatanya?"
"Maksudnya?"
"Setidaknya kau menghajarnya agar tidak berani lagi berbuat kurang ajar" jawab Than menjelaskan ucapannya.
"Bagaimana mungkin, dia laki-laki dengan tenaga dan punya keahlian bela diri, memangnya aku bisa apa?"
"Kau tidak punya?" Tanya Than dengan mengerutkan keningnya.
"Punya apa?" Tanya Sifa tak mengerti.
"Tentu saja sesuatu untuk membela diri" jawab Than mulai nampak curiga.
Tapi Sifa malah tertawa sambil menggelengkan kepala, sementara Than sangat terkejut dan langsung menghela nafasnya, heran dengan sosok wanita didepannya yang tak punya hal penting untuk perlindungan diri.
Padahal jelas saat ini sedang mengadakan pertempuran dengan orang-orang yang sudah menjatuhkan dan memfitnahnya.
"Maaf, tapi memang aku tak pernah belajar hal itu, aku terlalu sibuk mengurusi studi dan studi untuk menggapai impianku" Sifa membela dirinya saat melihat bagaimana Than nampak putus asa melihatnya.
"Ini tidak bisa dibiarkan" ucap Than melihat Sifa dari atas sapi bawah.
"Apa yang tidak bisa dibiarkan?" Sifa merasa makin aneh dengan sikap Than yang mengamatinya.
"Kamu" jawab Than lalu melangkah lebih dekat sambil memberikan secarik kertas yang baru saja di tuliskan.
"Kita akan bertemu disini setiap jam 8 malam" lanjut Than.
Sifa melebarkan mata terkejut, lalu membaca apa yang diberi kan Than, yang tak lain adalah sebuah alamat dan kartu khusus yang nampak asing.
"Untuk apa kita bertemu setiap hari di jam delapan malam?" Tanya Sifa heran.
"Untuk apa lagi?" Ucap Than biasa saja.
Namun apa yang di pikirkan Sifa sangat berbahaya, sesuatu yang panas terlintas dipikirannya.
"Aku kekasih mu, tapi ada batasan hubungan dengan seorang kekasih bukan?" Sifa khawatir.
"Kenapa harus ada batasan?"
"Apa?, tentu saja ada, kita tidak akan ada batasan jika sudah menjadi suami istri"
"Ck, melakukan hal itu tidak harus menjadi suami istri, aneh sekali pikiranmu" ucap Than.
"Apa?!, jelas kamu yang aneh, aku tidak menganut se-x bebas sebelum sah menjadi pasangan!" Tegas Sifa.
Namun apa reaksi Than yang tengah berjalan menuju kursi kerjanya?, sesaat terkejut dan langsung berbalik menatap Sifa, lalu beberapa detik kemudian, tertawa.
"Aku serius!" Sifa tak terima.
"Diam dan datang saja jam delapan malam, atau aku menjemputmu paksa!" Teriak Than lalu berjalan meninggalkan.
"Untuk apa?" Tanya Sifa.
"Tentu saja untuk melakukan hal seperti yang kau pikirkan"
"Aku tidak mau!" Teriak Sifa lagi.
"Terserah, jam 8 tidak ke tempatku, tau sendiri akibatnya jika kau tak memenuhi perintahku!" Than kini membereskan pekerjaannya dan meninggalkan Sifa yang masih berdiri terdiam disana.
Sifa nampak tak percaya, jika Than akan tega memaksanya untuk melakukan hal yang ada dalam pikirannya.
"Dasar otak mesum!" Gumam Sifa yang kini kembali ke tempatnya.
Rupanya Than benar-benar tak membiarkan Sifa terlambat untuk bertemu, hingga memerintahkan seorang supir untuk menjemputnya.
Rasa penasaran jelas merayapi hati Sifa, sebenarnya apa yang akan dilakukan oleh Than padanya, dan Sifa bertekad untuk lari atau melawannya jika berbuat yang tidak-tidak malam ini.
Memasuki kawasan yang cukup sepi, Sifa merasa aneh dan sedikit takut, namun beberapa detik kemudian mulai terlihat sebuah rumah begitu megah yang tak lain adalah Mansion.
Kakinya menginjak perlahan, merasa asing untuk sesaat, dan kemudian dirinya teringat, jika entah beberapa waktu yang lalu pernah berada disini.
"Tidak disangka, aku kembali ke sini" ada senyuman tipis menghiasi bibir Sifa dan waktu digunakan sebaik-baiknya menikmati pemandangan yang ada sebelum dirinya sampai di suatu tempat bersama dengan seorang pengawal yang mengantarnya.
"Akhirnya kau datang" ucap Than menyambut kedatangan Sifa.
"Dengan paksaan" Sifa menimpali, dan mengedarkan pandangan, merasa aneh karena diruangan yang sangat luas ini banyak sekali alat olahraga, dari bahan berat, sampai alat untuk latihan panah.
Ngeri sih iya, tapi seketika kekhawatiran Sifa hilang karena apa yang akan terjadi sepertinya tidak sesuai yang di pikirkan nya.
"Jaga pikiranmu dari hal-hal kotor, mulai malam ini aku akan melatih mu sedikit gerakan dasar untuk membela diri, konsentrasi dan jangan manja"
"Hah, tunggu, jadi kita akan latihan bela diri?" Tanya Sifa yang masih terkejut akan maksud Than sebenarnya.
"Tentu saja, ini cukup keras, jadi kuatkan dirimu" balas Than yang kini sudah bersiap memberi contoh untuk melakukan pemanasan.
Sifa seketika termangu, kata-kata Than lebih mirip ancaman dari pada memperingatkan, dan akhirnya kegiatan yang cukup menguras tenaga itu pun terjadi.
Than cukup keras mengajari, dan tak terasa waktu berjalan sudah hampir seminggu di sebuah tempat yang terletak dalam mansion yang sangat megah.
Sifa di teter dengan serangan dan akhirnya terjatuh, segera bangun dan Than menyerangnya lagi, namun terjatuh lagi, nampak sekali Than tak memberinya kesempatan.
"Apa yang kamu lakukan, tunggu!" Sifa mundur menghindari sebisa mungkin saat melihat Than seperti pembunuh yang memburunya.
Bug!
Sifa terjatuh cukup keras kembali.
"Bangun!" Teriak Than.
"Aku tidak mau, kau mengerikan!" Sifa tetap pada posisinya.
Dan tanpa diduga Than melakukan tendangan_
Dag!
Sesuatu mengejutkan terjadi, justru tubuh Than terseret ke belakang, tendangannya dihadang oleh seseorang.
"Jangan mengganggu urusanku" ucap Than saat melihat siapa yang melakukannya.
"Kau sudah keterlaluan kak, berhentilah"
"Minggir, aku tidak suka melihat wanita yang lemah" ucap Than.
"Mungkin kakak terbiasa hidup ditengah wanita-wanita tangguh, menjadikannya wanita kuat tidak masalah, tapi ingat kak, dia tidak seperti kita" wanita itu begitu menekan kata-katanya, seolah mengingatkan Than akan suatu kenyataan yang mungkin di lupakan.
Than terdiam, lalu merubah posisi, berbalik dan berjalan keluar arena latihan, dengan wajah yang jelas nampak kecewa.
"Terimakasih" ucap Sifa saat wanita yang dikiranya bidadari saat pertama kali bertemu.
Wanita itupun tersenyum lembut, dengan pandangan mata yang tak biasa, entahlah pancaran matanya dirasakan begitu aneh, keluarga Than memang sangat berbeda bagi Sifa.
Ada sesuatu yang mengganjal pikiran Sifa saat kini berjalan menuju tempat duduk yang rindang dengan wanita yang tak lain adalah adik Than, Soal ucapan dirinya yang tak sama dengan Than dan juga adiknya, membuat terngiang-ngiang di telinganya.
"Maafkan kakakku, dia hanya ingin kau menjadi kuat dan bisa menjaga diri sendiri"
"I iya, aku mengerti, maaf merepotkan mu" balas Sifa.
"Tidak, kebetulan aku mampir karena ada urusan penting dengan kakaku, dan istirahatlah disini, aku pergi dulu" ucap Wanita yang sangat cantik dan selalu membuat Sifa terkesima.
Sifa mengangguk dan tersenyum, tak lama beberapa pelayan wanita datang membawa minuman dan menemaninya.
Sementara itu, ditempat lain, hari itu juga sebuah keputusan diberikan, dimana Amelia harus dipindahkan ke cabang yang berada di luar pulau, tentu dirinya tak terima, karena itu sudah mengoyak harga dirinya, tidak bisa hidup mewah lagi?, tak akan bisa diterima oleh seorang AMELIA PUTRI.
Jangan lupa KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH dan tonton IKLANNYA.
Bersambung.