Pernikahan yang yang sudah berlangsung selama 2 tahun harus kandas begitu saja ketika Ela mengetahui suaminya Dayu yang mempunyai wanita lain yang dimana wanita itu bekerja sebagai pelayan dirumahnya
Ela meminta Dayu untuk menceraikannya dan ia berencana untuk membalas semua perbuatan Dayu dengan menikah dengan Salman yang tak lain adalah Kakak Dayu.
Apakah rencana Ela akan berhasil untuk membalas perbuatan Dayu atau ia malah akan jatuh cinta kepada Salman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Jam menunjukkan pukul 4 sore dimana waktunya Salman pulang dari bekerja. Sebelum pulang ia mampir membeli bakso dan es buah kesukaan Ela.
Setelah selesai membeli Salman kembali melajukan mobilnya menuju ke rumah.
Sesampainya di rumah Salman langsung masuk dan mencari keberadaan istrinya.
Bi Ningsih mengatakan kalau Ela berada di dalam kamar.
"Sayang, Mas pulang" ucap Salman yang langsung masuk tanpa mengetuk pintu kamar terlebih dahulu.
Ela yang tidak menggunakan sehelai apapun langsung terkejut ketika melihat suaminya yang sudah terlanjur masuk kedalam kamar.
"Jangan ditutup" pinta Salman yang langsung menutup pintu dan segera menghampiri istrinya yang akan memakai pakaiannya.
Salman langsung mencium punggung istrinya yang baru saja selesai mandi dan setelah itu ia membopong menaruh tubuh Ela ke atas tempat tidur.
"Aku akan menagih janjimu sekarang sayang" ucap Salman sembari tersenyum dengan tangan yang berjalan kemana-mana.
Ela pun langsung menganggukkan kepalanya dan ia mendekatkan bibirnya ke bibir suaminya.
Salman tersenyum saat istrinya sudah berani mencium bibirnya.
"Apakah sudah tidak takut lagi?" tanya Salman.
Ela menggelengkan kepalanya sambil tangannya membuka pakaian yang dikenakan oleh suaminya.
Salman membisikkan sesuatu ke telinga Ela dimana ia mengatakan kalau sudah tergila-gila dengan istrinya itu.
Pipi Ela langsung memerah ketika suaminya mengatakan seperti itu.
Setelah itu mereka langsung melakukan permainan inti dimana suara mereka yang ambigu terdengar jelas di dalam kamar yang kedap suara.
Salman yang baru saja pulang bekerja tidak merasa kelelahan saat melakukan ritual olahraga bersama istrinya.
Salman menatap wajah suaminya yang sangat menikmati ritual olahraga di sore hari.
Setelah hampir dua jam mereka melakukan ritual olahraga bersama, Salman mengajak istrinya untuk mandi bersama.
"Apakah kamu menyukainya sayang?" tanya Salman.
"I-iya Mas, aku suka" jawab Ela sambil tersenyum memandang wajah suaminya.
Kemudian setelah selesai mandi Salman mengajak istrinya untuk menuju ruang makan.
Ela melihat Bi Ningsih yang sudah menyiapkan capjai Jawa dan tempe bacem buatan Ela. Ia juga melihat di atas meja ada bakso dan es buah.
"Mas Salman membelikan aku bakso?" tanya Ela.
"Iya sayang, bukankah ini bakso dan es kesukaan kamu" jawab Dalman.
Ela menganggukkan kepalanya dan ia lekas mengambilkan suaminya nasi, capjai dan tempe bacem yang ia masak
"Masakan kamu selalu enak sayang" puji Salman yang dari dulu sangat menyukai masakan Ela.
"Terima kasih Mas" ucap Ela sambil menikmati bakso yang dibelikan oleh suaminya.
Setelah selesai makan Salman mengajak istrinya untuk duduk di ruang tamu.
"Sayang hari Minggu Dayu menikah dengan Tika" Salman memberikan undangan yang diberikan Dayu saat di perusahaan.
"Secepat itu mereka berdua akan melangsungkan perkawinan" ucap Ela seraya menatap indah itu dengan perasaan yang sangat sakit mengingat apa yang dilakukan oleh mantan suaminya itu.
Ela meminta suaminya untuk datang sendiri karena ia tidak mau jika sesama disana Ela malah bikin kekacauan.
"Sayang bukankah kamu ingin balas dendam dan sekarang waktunya kamu menunjukan siapa Ela sekarang" ucap Salman memang dari awal sangat mendukung jika Istrinya melakukan balas dendam kepada Dayu dan mereka semua yang sudah menyakiti hati Ela.
"Tapi aku takut kalau malah bikin masalah nanti" ujar Ela.
Salman mencoba menyakinkan istrinya kalau bisa membalas dendam kepada mereka bertiga.
"Ada aku disini jadi jangan takut sayang" ucap Salman sambil menepuk pundak istrinya.
Salman mengatakan akan datang saat resepsi pernikahan Dayu yang diadakan malam hari. Ia memang sengaja tidak datang pada akad nikah karena ia tidak mau jika Dayu membatalkan pernikahannya saat melihat Ela yang sekarang telah menjadi istri Salman.
Setelah mengobrol panjang lebar, Salman mengajak istrinya untuk ikut dengannya keluar untuk jalan-jalan sebentar.
Ela lekas mengambil jaketnya dan mereka berdua masuk kedalam mobil.
"Mas Salman kita mau kemana?" tanya Ela yang dari tadi melihat suaminya yang senyum-senyum sendiri.
"Rahasia nanti kamu akan tahu sendiri" jawab Salman.
Ela melihat suaminya yang mengambil arah ke kota B.
"Kenapa Mas Salman tidak mengatakan kalau mau mengajakku ke kota B" gumam Ela karena saat ini ia hanya menggunakan baby dol dan jaket.
Perjalanan yang membutuhkan waktu dua jam membuat Ela mengantuk dan ia langsung memejamkan matanya di kursi depan.
Salman menggenggam tangan istrinya yang sudah tertidur pulas.
Sebenarnya Salman ingin memberi kejutan kepada istrinya dengan mengajaknya ke kota B.
Perjalanan yang mereka tempuh selama dua jam akhirnya telah sampai di kota B dan Salman langsung membangunkan istrinya yang masih tertidur pulas.
"Sayang ayo bangun, kita sudah sampai" ucap Salman.
Ela membuka matanya dan melihat suaminya yang sudah turun dari mobil.
"Mas Salman tunggu aku" Ela segera turun dari mobil mengikuti suaminya yang sedang masuk kedalam sebuah warung yang menjual jagung bakar.
Ela melihat suaminya yang sedang memesan jagung bakar dan minuman hangat untuk mereka berdua.
"Kemarilah sayang kita nikmati malam ini" ucap Salman.
Ela menatap wajah suaminya yang tidak memberitahukan kalau ingin mengajaknya kemari.
Udara yang sangat dingin membuat Salman yang langsung menggenggam tangan istrinya yang dari tadi tidak bisa diam karena kedinginan.
Kemudian Salman memeluk tubuh istrinya yang kedinginan.
"Setelah ini kita bermalam di hotel saja sayang, aku ingin berbulan madu dengan istriku" ucap Salman.
"Modus" lirik Ela yang sudah tahu apa sebenernya rencana suaminya yang mengajaknya ke kota dingin ini.
Salman mengatakan kalau ia ingin segera mempunyai anak dari rahim Ela
Mendengar perkataan suaminya wajah Ela berubah menjadi murung.
"Mas, aku takut kalau nanti...."
Ela tidak mau suaminya kecewa dengan istrinya yang bisa saja nanti tidak bisa memberikannya keturunan.
"Aku yakin kau kamu pasti bisa memberikan aku keturunan yang sangat banyak sekali" ucap Salman.
Jika suatu saat nanti Ela tidak bisa hamil, Salman tidak akan mempersalahkannya karena masih ada cara lain yaitu dengan cara adopsi.
"Jangan menangis sayang, Mas mengajakmu kesini untuk bulan madu" Salman menghapus air mata istrinya.
Tak berselang lama jagung bakar dan minuman hangat telah selesai dan pelayan langsung menghidangkannya.
"Ayo sayang kita nikmati malam ini" Salman mengambil dan memberikan jagung bakar itu kepada istrinya.
Ela yang sangat menyukai jagung bakar langsung menikmati di gigitan pertama.
"Jagung bakarnya enak sekali ya mas"
"Iya sayang, disini jagung bakar langganan Mas."
Setelah menghabiskan jagung bakar mereka berdua menikmati minuman yang hangat.
Salman melihat cangkir istrinya yang sudah habis dan ia langsung mengambil beberapa lembar uang untuk membayar.
Mereka berdua masuk kedalam mobil dan segera Salman melajukan mobilnya menuju ke hotel yang sudah ia pesan.
Tak butuh waktu lama untuk mereka berdua sampai di hotel.
"Ayo sayang kita berolahraga sampai pagi" ucap Salman yang langsung menggendong istrinya ala bridal style.
Banyak sekali orang yang melihat kemesraan mereka berdua.
Sesampainya di kamar hotel, Salman menaruh istrinya di atas tempat tidur.
"Sayang sebenarnya kenikmatan apa yang kamu berikan kepadaku sampai aku ketagihan seperti ini" ucap Salman yang sudah tergila-gila dengan istrinya.
Ela menarik pinggang suaminya dan ia langsung memberikan ciuman lembut yang membuat Salman tidak bisa menolak.
Salman yang sudah tidak bisa menahannya lagi langsung melepas pakaiannya dan pakaian yang dikenakan oleh istrinya.
Mereka berdua langsung melakukan ritual olahraga bersama di malam hari yang begitu dingin.
Salman sangat menyukainya suara ambigu yang keluar dari mulut istrinya itu.