Nama ku, Muhammad Nathan Mahendra. Aku suka berulah pada kakak angkat ku. Namanya Loly Indah Permatasari. Dia cantik seperti namanya Indah Permatasari. Aku tergila-gila dengannya. Rasa gengsi yang membuat ku suka jahil dengannya. Karena tak ingin Loly mengetahui jika aku menyukainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10
Dira tersenyum memperlihatkan deretan giginya.
"Aku masuk dulu yaa."
Dira mengangguk. Dia lanjut menyapu dan lap meja.
Ku daratkam pant*t di kursi kerja. Meletakkan tas di atas meja. Tangan menyentuh dahi, memijatnya.
Terasa pening memikirkan kejadian semalam. Apa aku jujur aja ke Nathan kalo aku udah baca buku agendanya. Sudah mendengar obrolannya tadi malam saat Nathan di kamar Bunda, Ayah.
Tapi aku takut Nathan marah pada ku. Aku nggak mau itu terjadi. Aku harus bagaimana?
Semakin pusing saja aku memikirkan ini semua. Ku hela nafas panjang. Lebih baik ku sibukkan saja di sini. Biar cepat kelar kerjaannya.
Ku buka berkas-berkas. Mengecek keuangan cafe, pengeluaran dan pemasukan. Kepala ku semakin pusing melihat berkas-berkas ini. Ku hela nafas berat.
Biasanya aku tidak pusing begini. Apa gara-gara aku masih kepikiran perkataan Nathan semalam. Oohh ya tuhan, aku bisa gila kalo begini.
Lebih baik aku turun tangan sendiri aja deh ikut karyawan yang lainnya. Dari pada duduk di sini dan pegang berkas-berkas. Makin bikin pusing kepala saja.
Aku tersenyum pada karyawan-karyawan ku. "Mari, Bapak, Ibu. Silahkan duduk. Mau pesan apa?" Tanya ku pada pelanggan. Tak lupa ku tampilkan senyuman ramah.
"Mbak, ngapain di sini? Biar saya aja, Mbak." Bisik Dira.
"Udah nggak papa. Aku bosen pegang berkas mulu. Sekali-kali turun tangan sendiri." Balas ku berbisik.
"Caffe latte dua sama camilannya kentang goreng."
"Baik, silahkan di tunggu yaa, Pak, Bu."
"Nih, sana buatkan pesanan." Ku berikan catatan pada Dira.
Dira menatap ku aneh. Mungkin dia berpikir, tidak seperti biasanya aku turun tangan begini. Yaa mau gimana lagi. Lagi pusing pikiran ku.
Lebih baik bantu karyawan aja dari pada makin pusing pegang berkas-berkas yang menumpuk itu. Nggak banyak sih, cuma tiga berkas doang.
Aku lanjut melayani beberapa pelanggan. Asik juga langsung turun tangan sendiri kayak gini. Capek sih iyaa. Tapi kalo di nikmatin yaa nggak terlalu capek-capek amat.
Nggak kerasa sudah sore aja. Ku ambil tas di ruangan ku. Menata berkas yang sedikit berantakan. Aku lalu keluar dari cafe.
Aku pulang sama siapa nih. Biasanya kalo mobil ku di bengkel, Nathan yang selalu antar jemput. Mau minta jemput Nathan. Takut ganggu dia.
Pesan ojol aja deh. Baru mau pesan ojol si Dira sudah nongol. "Mbak Ly, nggak di jemput Nathan yaa?"
"Kayaknya sih enggak. Mungkin masih sibuk." Mengingat kejadian semalam. Sepertinya Bunda bakalan melarang Nathan menjemput ku.
"Gimana kalo aku anterin aja?"
Aku berpikir sejenak. Selama ini kalo mobil lagi di bengkel aku nggak pernah di antar cowok. Biasanya Nathan yang antar jemput. Kalo lagi sibuk atau nggak bisa jemput, aku naik ojol atau taksi.
"Yaelah malah ngelamun segala!"
"Aahh yaa.. kenapa?"
"Aku anterin kamu pulang. Mau yaa?"
"Hmmm.. ya udah deh." Aku langsung naik di jok belakang motor Dira.
"Nih," Dira memberiku helm. Gegas ku pakai.
"Pegangan, ntar jatoh."
"Iyaa, iyaa."
.
.
.
Dira mematikan mesin motornya ketika sudah sampai di depan gerbang rumah.
"Makasih yaa, Dir. Udah anterin aku."
Aku langsung turun dari motor. Ketika tangan ku hendak mendorong pintu gerbang, Dira memanggil.
"Mbak Loly," aku menoleh.
"Iyaa, ada apa, Dir?" Dira berdiri di hadapan ku.
"Nanti malam nonton yuk! Filmnya bagus lho."
Aku mengerutkan kening. "Emang film apaan?"
"Film drama korea. Ceritanya romantis. Bisa yaa?" Aku menghela napas panjang. Bingung, mau jawab apa.
"Gak bisa!" Tiba-tiba Nathan menjawab dari belakang punggung ku. Aku mendongak menatapnya. Karena tinggi badan ku lebih pendek darinya.
"Loly, gak suka film begituan." Dahi Dira berkerut.
"Emang Mbak Loly sukanya film apa?"
"Film India," jawab Nathan ketus.
"Nathan iiihhh.." Aku nyeletuk. Asal jawab amat. Rese' banget sih nih anak.
“Udah pulang sana!” Nathan mendorong bahu Dira.
"Beneran, kamu suka film India, Mbak Ly?" Jelaslah Dira gak percaya. Lagian Nathan, asal jawab amat.
Baru saja mulut ku mau jawab, Nathan sudah menyela lagi.
“Iya bener. Gak percayaan amat. Udah pulang sana! Loly cepat masuk ke dalam!”
Ku hela nafas sebelum menjawab. "Iyaa, Nathan."
Aku gegas masuk meninggalkan Nathan dan Dira yang masih berdebat. Aku jalan sambil senyum-senyum. Melihat tingkah Nathan yang masih bersikap protektif terhadap ku. Semoga selamanya Nathan seperti ini. Aamiin.
Walaupun Nathan rese' tapi aku sudah terbiasa dengan sikapnya. Jika sikapnya berubah, aku yang jadi aneh. Karena nggak biasa dengan sikapnya yang berubah.
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
Loly sdh mulai cemburu
jangan di gantung cerita nya thor
menyala Nathan
semangat untuk up date nya
semoga cepat up date nya
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
seru cerita nya
semangat untuk up date nya