PLAK
Dewa menatap kaget campur kesal pada perempuan aneh yang tiba tiba menampar keras pipinya saat keluar dari ruang meeting.
Dia yang buru buru keluar duluan malah dihadiahi tamparan keras dan tatapan garang dari perempuan itu.
"Dasar laki laki genit! Mata keranjang!" makinya sebelum pergi.
Dewa sempat melongo mendengar makian itu. Beberapa staf dan rekan meetingnyaa pun terpaku melihatnya.
Kecuali Seam dan Deva.
"Ngapain dia ada di sini?" tanya Deva sambil melihat ke arah Sean.
"Harusnya kamu, kan, yang dia tampar," tukas Sran tanpa menjawab pertanyaan Deva.
Semoga suka ya... ini lanjutan my angel♡♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cerita Nagita dan si bule kismin
"Aaron, Aaron.... Kenapa bawanya sepeda, sih," keluh Shifa, teman akrab Nagita.
"Emang kenapa? Kamu, kan, udah kaya," tukas Nagita, juga masih menatap.Aaroon yang dengan pedenya memarkirkan sepeda gunungnya di parkiran motor motor keren.
Mereka aman aman saja megamati Aaron karena berada di dalam mobil yang kacanya ngga bisa ditembus dari luar.
"Memasyarakatkan dengan yamg miskin demi keadilan gitu," cela Nilda dengan tawa berderainya.
"Seenggaknya bawa kawas aki. Aku mau, kok, dibonceng dia," cemberut Shifa.
Nagita dan Nilda tertawa berderai.
Menurut Nagita, Aaron sudah sangat keren. Dia kuliah di kedokteran, juga aktif di organisasi kampus.
Nagita yang juga sama sama jadi pengurus pun cukup mengenalnya.
Mereka sering bertemu saat rapat.
Banyak yang tertarik dengannya, tapi Nagita tau si bule itu selalu menolaknya dengan sopan.
Mungkin karena tulang punggung keluarga, jadi ngga kepikir punya pacar, pikir Nagita dalam hati.
Tapi akhir akhir ini Aaron cukup agresif mendekatinya. Tapi dia melakukannya tanpa ketahuan kedua sahabatnya.
"Malam ini kamu jadi dijodohkan?"
"Hanya acara makan malam biasa," ucap Nagita agak menafikan keinginan orang tuanya yang ingin menjodohkannya dengan salah satu dari keduanya.
Keduanya memang tampan, juga kedua temannya waktu itu. Tapi rasanya B aja. Beda saat melihat Aaron.
Nagita bukan pemuja kekayaan, tapi mamanya bisa kena serangan jantung kalo tau dia menyukai laki laki yang hanya mengendarai sepeda murah.
Apa dia akan menjalani pernikahan tanpa cinta?
"Aku jadi penasaran. Kalo yang namanya Sean dan Ziyan memang super tampan dan tajir banget. Kalo keluarga meeeka berteman, pasti sama tampan dan tajirnya," ucap Nilda dengan mata penuh binar.
"Ya, begitulah. Nanti katanya mereka akan nonton final pertandingan voli di kampus kita."
Nagita baru teringat.
"Ya, ampun, aku lupa. Ada rapat. Aku duluan, ya." Dengan buru buru Nagita keluar dari dalam mobil.
Gara gara ikutan kedua temannya mengamati Aaron, dia lupa ada rapat.
"Yaa....," lambai keduanya.
Mereka tersenyum melihat Nagita yang tampak terburu buru melangkah.
"Lihat, semua laki laki menoleh padanya dan memberikannya jalan," tawa Nilda.
"Dia memang bidadari, ya. Cantik, baik, kaya. Dia juga ngga pernah menghujat Emily," sambung Shifa.
"Iya.... Pasti banyak yang patah hati kalo tau dia sudah dijodohkan," sela Nilda
"Tapi kayaknya Gita ngga tertarik dengan perjodohan yang diatur orang tuanya," ceplos Shifa, teringat mimik ngga semangat di wajah Nagita.
"Padahal yang dijodohkannya tajir banget. Oooh Nagita, jika takdirmu bisa untukku," harap Shifa.
"Ngaco..." Tawa keduanya pun pecah.
Sementara Nagita hampir sampai di ruang rapat , dan ada Aaron yang berdiri di sana.
"Tumben telat," tegur Aaron ketika melihat gadis cantik itu mendekat dengan langkah terburu buru
"Iya. Udah datang semua?" tanya Nagita deg degan juga. Deg degan karena ditatap dalam.oleh Aaron dan deg degan takut rapat udah dimulai.
"Kamu terselamatkan. Ketuanya belum datang," senyum Aaron sambil membukakan pintu ruangan rapat untuk Nagita.
Gayanya nampak seperti laki laki kaya yang elegan. Nagita heran, Aaron ngga pernah segan atau rendah diri padanya.
Memang ngga masalah buat Nagita.
Hanya saja, Nagita merasa Aaron tidak seperti yang terlihat.
Entahlah, Nagita sulit menjabarkannya.
"Malah melamun. Hari ini aku sudah lihat dua orang perempuan yang melamun," senyumnya agak melebar.
Dua perempuan? Nagita speechless.
Siapa?
Tapi dia ngga berani bertanya karena harus masuk ke dalam ruangan yang sudah dipenuhi banyak pengurus.
"Bener, kan, ketuanya belum datang?" bisik Aaron di telinga Nagita. Jantung Nagita berdebar aneh.
Tingkahnya sama sekali ngga menarik perhatian, karena dia melakukannya sambil berjalan melewatinya.
Nagita malah sempat terpaku karenanya.
Panggilan teman temannya menyadarkannya.
Dia merasa pipinya merona dan saat melihat Aaron, laki laki bule tampan itu tersenyum penuh makna padanya.
*
*
*
Sebagai bendahara, Nagita merinci pengeluaran buat acara final pertandingan voli nanti.
Wely, sang ketua bem mendekat.
"Sudah beres?"
Reflek Nagita mundur menjauh.
"Sudah."
Dia aneh. Tadi saat Aaron berbisik di dekatnya,malah lebih dekat dari pada Wely, dia ngga bergeser.
Wely tersenyum.
"Malam ini boleh maen ke rumah?" todongnya langsung.
"Aku ada acara keluarga." Nagita tau, Wely mendekatinya. Bukan Wely saja. Juga ada pengurus yang lain.
"Oooh, kapan, dong, bisa kenalan dengan orang tua kamu? Sebenarnya orang tua kita rekan bisnis."
Nagita hanya tersenyum ngga memberikan jawaban.
Dia ngga bisa memberikan harapan. Karena jodohnya sudah diatur keluarganya.
"Gas terus, Wel," sorak beberapa teman pengurus yang ada di sekitar keduanya.
Wely tersenyum.
"Gimana, Git? Anak anak udah kasih restu loh," pancing Wely makin mendekat. Sebenarnya dia hanya becanda saja.
Untung untungan, batinnya.
Tapi Nagita reflek menjauh dan kakinya seperti menginjak sepatu seseorang di belakangnya
Aaron
"Maaf," ucapnya saat menoleh. Wajahnya hanya sedada Aaron saja.
"Tidak apa apa."
Anehnya tidak ada yang berani mengusir Aaron agar menjauh
"Sudah selesai?"
"Sudah."
"Pulang sana," usir Aaron sambil menutup laptop Nagita dan memberikannya padanya.
"Thank's."
"Besok besok, aku ke rumah, ya, Gita," seru Wely ngga putus asa.
Nagita yang sudah menjauh hanya menoleh bentar dan tersenyum tipis.
Aaron hanya melihatnya datar.
"Wel, si Lathi mau kamu kemana in?" tanya Rais sambil menggelengkan kepala.
"Lathi pasti mengerti," jawabnya santai. Yang ngga diduganya ada beberapa perempuan yang merekam adegan itu.
*
*
*
Nagita baru bisa pulang sore hari, karena salah satu dosennya meminta bantuannya menghitung laporan pajak kliennya.
Tapi dia kaget karena keempat ban mobilnya gembes semua.
Kok, bisa empat empatnya, sih? Keluhnya kesal. Shifa dan Nilda sudah pulang sejak siang tadi.
Ngga ada yang dikenal yang bisa menolongnya.
Padahal dia harus buru buru pulang, karena ada acara papanya malam ini.
Nagita mengeluh lagi karena layar ponselnya yang sudah gelap. Lupa bawa power bank.
Kenapa hari apesnya begini banget, sih, keluhnya dalam hati
Saat masih terpaku, bingung mau ngapain, bunyi halus rem sepeda membuatnya menoleh.
"Dijahili, ya?" tebak Aaron. Dia muncul dengan sepedanya di sebelah Nagita.
"Telpon supir aja."
"Ponselku sudah off. Bisa pinjam ponselmu?"
Aaron meraih saku celananya, tapi kemudian ngga jadi dia keluarkan.
"Sepertinya off juga."
"Yaah...." Nagita menghembuskan nafas kecewa.
Aaron mengamati gadis itu yang tangannya kini kerepotan membawa laptopnya
"Harusnya bawa tas laptop. Tas kecil gini ngga ada fungsinya," decaknya saat melihat tas tali kecil yang bertengger di bahu Nagita.
"Kan, ngga pernah ada dalam situasi begini," protesnya kesal.
"Ya, ya. Pengawal kamu ngga ada di sekitar sini?"
"Ngga tau juga.Tumben ngga tau kejadian gini," keluhnya.
"Aku antar pake sepeda mau? Ke tempat pengawalmu nongkrong?"
"Emangnya kamu tau?"
"Palingan dekat dekat sini. Mungkin lagi beli rokok. Ayo, cepat naek," tawarnya sambil menurunkan satu tangannya dari pegangan sepeda.
"Di depan?" Mata Nagita membola kaget. Jantungnya berdegup keras lagi.
"Emang mau di belakang?" Alis Aaron bertaut. Gadis ini hanya mengenakan rok pendek di bawah lutut.
"Ini sepeda.gunung, nona. Bukan sepeda mini."
Nagita memperhatikan besi di depan dudukan Aaron.
Masa duduk di situ?
DevaVina sama2 Suka
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih Iklan
emang. kamu tu aneh Deva...
baru nyadar...????
🤣🤣🤣🤣🤣
Aaron modusin Nagita
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan