NovelToon NovelToon
Hello, Salsha

Hello, Salsha

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Romansa / Bad Boy
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

Kisah seorang gadis pembenci geng motor yang dipertemukan dengan banyak anggota gangster terkocak dalam pengalaman seumur hidupnya. Bagaimana dirinya harus menghadapi segala hal tingkah yang ia rasa sungguh garing dan lawak. Sebuah kehidupan rasa garing, kocak dan asin atau asing.

Garing tapi juga mengandung bawang.

Tak hanya tentang dunia anak jalanan, si gadis tersebut pun selain terjebak friendzone di masa lalu, kini juga tertimbun hubungan HTS (Hanya Teman Saja).

Katanya sih mereka dijodohkan, tetapi entah bagaimana kelanjutannya. Maka dari itu, ikuti terus kisah mereka. Akankah mereka berjodoh atau akan tetap bertahan pada lingkaran HTRS (Hubungan Tanpa Rasa Suka).

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Taman Kota

"Sal, lo takut gak hidup sama gue?"

"Takut, takutnya lo kasar dan main tangan. Secara, lo kan orangnya gampang berubah." jawab Salsha sedikit bersembunyi di balik tubuh kakaknya.

Zidan meraup wajahnya lelah. "Oke, Bang, boleh gak gue minta ngobrol sama Salsha berdua di sini? Gak bakalan gue apa-apain kok, cuma pengen bicara empat mata."

"Oke. Ji, ayo kita balik ke titik kumpul." ajak Haikal ke Fajri.

Hingga kini tersisa Zidan bersama Salsha. Mereka berdua duduk di sebuah bangku panjang yang sedikit jauh dari titik kumpul markas GEAN.

"Duduk dulu yuk, jangan berdiri terus nanti capek." kata Zidan dengan nada biasa.

"Gue kayaknya gak bisa sama lo, Zid. Gue gak mau," lirih Salsha menunduk.

"Lo sakit kenapa? Ada apa sama diri lo ke gue, hm? Bukannya lo sama gue udah sama-sama suka? Terus kenapa?"

"Salsha sakit karena gue. Iya 'kan, Sal? Lo ngerasain sakit karena keinget sama masa lalu kita 'kan? Dari awal pertemanan kita yang gak langgeng, terus saling campur aduk begitu. Gue tau kok, lo berat buat pengen bahagia sama Zidan. Itu karena di beberapa bulan kemarin kesuksesan gue ini masih berkomunikasi sama Zidan 'kan? Gak papa, Sal. Lo jangan merasa sakit banget, gue gak akan rebut dia dari lo kok. Lagian gue 'kan udah ada cowok juga, masa iya gue selingkuh. Apalagi nikung temen? Amit-amit, Sal, gue gak pernah begitu jadi perempuan." ucap Cindy berusaha menjelaskan.

Salsha mendongak sejenak untuk menatap Cindy, kemudian menundukkan kepalanya lagi.

"Bukan cuma soal kedekatan kalian di masa lalu. Tapi, ada yang lebih berat lagi. Gue punya trauma pertemanan, ya memang cuma jadi korban pembullyan, tapi sakitnya gak bisa diobatin. Dan, emangnya kalian berdua tau sisi lain kehidupan gue aslinya? Enggak, cuma Meisya yang tahu gue, Cin. Bahkan, dulu gue sama dia asing 'kan? Itu karena gue keras kepala susah diatur, dan gue emang sengaja gak pernah mau jadi diri gue selama di sekolah, karena gue masih trauma sama kejadian di masa lalu. Sekarang, gue gak tahu gimana caranya hentiin perasaan sakit ini. Padahal gue sama sekali gak iri sama segala pencapaian lo, cuma gue sakit tiap liat dan keinget lo aja pas sama Zidan. Gue capek, lagian gue juga pernah gak dipercaya sama Zidan. Perempuan kayak gue bisa apa Cin? Banyak drama doang kata Zidan mah." ungkap Salsha sambil menutupi wajahnya yang kesal setengah merasakan sesak di dada.

"Kalau kayak gitu, gue minta maaf sama lo, Sal. Maaf, kalau selama tiga tahun sekolah gue gak pernah ngertiin jadi lo. Gue gak pernah tau kehidupan latar belakang lo, bahkan gue gak tau kalau kedekatan gue sebatas temen sama Zidan juga jadi luka buat lo. Gue akuin, lo bukan cemburuan Sal. Tapi, karena perasaan lo itu lembut." ujar Cindy.

"Harus gimana caranya biar lo gak ngerasain sakit lagi, Sal? Apapun itu caranya bakal gue usahain, yang penting lo sembuh dulu, Sal. Meskipun gue tahu lo cuma berat dalam hal menerima, lo cuma takut sakit lagi setelah hidup bersama gue. Atau lo mau gue hapus nomor Cindy? Biar lo gak sakit lagi?"

Salsha menggeleng. "Gue gak separah itu, dan gak sepelit itu."

"Apapun Sal, gue juga bisa kok hapus nomornya Zidan. Biar kita gak komunikasi selain ngobrol pas ada lo aja, demi pertemanan kita langgeng. Apalagi kita 'kan udah tergabung dalam anggota Geoxsa Andaran." kata Cindy.

"Ya terserah kalian berdua aja lah, maaf gue udah capek. Gue pamit langsung balik sama Bang Haikal, ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

...ΩΩΩΩΩ...

Setelah masalah perasaan terlewati dengan damai, langit penuh bintang melengkapi malam dingin tiga pasangan di Taman Kenangan. Sebuah taman kota yang dulunya menjadi saksi pertemuan antara Zidan dan Salsha.

Erlangga bersama Meisya, Cindy dengan Satria dan Zidan menggandeng Salsha. Tiga pasangan itu berjalan menyusuri setiap sudut taman masing-masing.

Malam minggu yang menjadi malam terindah mereka pun tak ingin dilewatkan begitu saja.

"Eh, Lan, beli seblak yuk? Kamu suka seblak gak?" tanya Meisya sambil menggandeng tangan Erlan.

Laki-laki di sebelahnya menoleh dengan senyuman manis. "Kamu mau makan seblak? Ayo, aku suka seblak kalo kamu juga suka, hehe. Kita mau makan yang di mana? Nanti aku yang bayar semua keinginan kamu." jawabnya sembari terkekeh.

Mata Meisya mengarah ke sekeliling, lalu ia menemukan sebuah warung kecil di pinggir taman. Dengan cepat dirinya pun menarik Erlangga untuk menuju langsung ke tempatnya.

"Sya, tapi jangan pesan makanan yang terlalu pedas ya. Aku gak mau kamu sakit perut, apalagi kalo sampai kena ke lambung, jangan ya."

"Iya, Sayang, iyaa."

Erlan pun tersenyum senang.

Di sisi lain ada Cindy bersama Satria yang sedang membeli jagung dan sosis. Mereka bergandengan mesra di tengah keramaian pasar malam.

Sementara Zidan dengan Salsha justru berada di depan gerobak penjual es boba. Padahal sedari jalan Salsha sudah beberapa kali diomeli oleh Zidan karena dirinya jajan es di malam hari.

"Boba nya dua ya, Bu. Rasa mangga aja dua-duanya." ujar Zidan.

Salsha sekilas menatap wajah Zidan yang sedang memperhatikan cara membuat minuman boba tersebut. Hingga beberapa detik kemudian matanya mendapati warung kecil tak jauh dari posisinya.

"Zid, gue pengen beli popcorn deh. Kayaknya enak semua itu, beli yuk?" Lucunya, Salsha bicara pada Zidan dengan satu tangannya menarik-narik ujung bawah jaket Zidan.

Orang pemilik jaket pun menoleh sambil menyodorkan uang pada ibu-ibu penjual Boba tersebut.

"Gimana? Mau beli apa? Popcorn semua rasa? Beneran mau gak? Gue beliin nih,"

Salsha mengangguk sumringah. Sedangkan Zidan geleng-geleng kepala seraya tersenyum.

Usai berhasil membeli popcorn tiga varian yang berbeda, lagi-lagi Salsha mengajak Zidan untuk beli lagi. Namun, kali ini membuat laki-laki itu menggeleng. Alias tidak menuruti keinginan adiknya Haikal.

"Kenapa gak boleh?" tanya Salsha memasang wajah cemberut.

Zidan menatap perempuan di depannya dengan lekat. "Salsha tau gak kalo abis minum boba terus beli arumanis?"

"Gak peduli, yang penting itu enak Zid. Kapan lagi coba—"

"Kapan lagi coba membiasakan diri untuk tidak berlebihan dalam memakan makanan yang sangat manis jika tidak mulai dari sekarang? Mencegah itu lebih baik daripada mengobati, Salshabilla." tutur lembut Zidan pada Salsha.

"Yaudah! Kalo gitu mending balik aja!"

"Huft ... gini ya cantik, arumanis itu manis banget. Jangan, bukan aku gak mau nurutin keinginan kamu buat beli itu. Ya aku juga tau itu rasanya enak banget, tapi masalahnya kamu udah minum boba. Ini juga manis, apalagi arumanis itu manis banget. Bisa mengakibatkan sakit perut, kita jajan yang lain mau gak?"

"Gak!"

Salsha seketika marah pada Zidan, ia pun berbalik badan untuk meredamkan warna pipinya yang mulai tak dapat disembunyikan.

Zid, gue gak marah. Gue cuma kesel sama diri gue sendiri karena gak bisa tahan salting liat lo sepeduli ini sama gue. Bahkan kek soft spoken banget! Aduh, muka gue pasti udah merah merana nih, eh merona maksudnya.

"Salsha marah? Kamu marah sama aku? Kenapa kamu diam? Kamu mau bilang ke Bang Haikal?"

"Enggak!"

"Terus kenapa?"

Salsha berbalik badan. "Nahan salting ngerti gak sih ...," jawabnya pelan sambil menunduk.

Zidan terkekeh pelan begitu mendengarnya, padahal dirinya sudah bersiap jika dimarahi oleh Haikal karena telah membuat kesal adiknya.

"Kenapa salting, Sal? Masa nunduk sih, kamu mau apalagi, hm?"

"Yaudah, kalo gak boleh arumanis berarti sosis boleh ya? Eh, ada sate puyuh jugaa iihh!" seru Salsha gemas melihat dua jajanan incerannya tak jauh dari matanya.

Laki-laki di sampingnya menggeleng. Kemudian mengajaknya beli jajanan tersebut.

1
Sa'diah Nur M(Sasa)_-ll
sangat pengertian /Cry/(maaf aku lupa komen habis mampir)🙏
Aleana~✯
hai kak aku mampir......yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Diary Sosial
semangat kak jangan lupa mampir
¶•~″♪♪♪″~•¶
mampir,semangat kk
Hyunn Hanni
hai kak, aku udah mampir. semangat ya/Determined/
chipsz🌙
semangat yaaa nulisnya✨❤️‍🔥
Wida_Ast Jcy
aku mampir nih mampir jg yah thor jgn lp like dan coment yah semangat cintaaa
hanzee
semangat thor, jangan lupa mampir yaa💪🥰
Aulia Nur
bagus Kaka 🥰
Aulia Nur
bagus Kaka lanjut 🥰
Dian
Lanjut Thor smngt❤️
Dian
Bunga utk mu biar makin semangat nulisnya❤️
Dian
Semangat thor,💪🏻 ayo saling dukung mampir jg kek karya aku “two times one love.”
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!