NovelToon NovelToon
Dihamilin Om Dokter

Dihamilin Om Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Cinta Paksa / Beda Usia / Teen Angst
Popularitas:14.2k
Nilai: 5
Nama Author: adelita

Jillian Amberly, seorang gadis muda, menginjak usia 18 tahun yang masih duduk dibangku sekolah tidak sengaja melakukan One Night Stand di tempat kerjanya dengan seorang lelaki bernama Alfred Dario Garfield seorang pria Bergelar Dokter spesialis Patologi, ternama disalah satu rumah sakit besar di kota Milan.

Lelaki berprofesi dokter itu, berniat menikahi Jillian sebagai bentuk tanggung jawab atas kekhilafan nya yang tidak disengaja tapi Jillian menolak mentah-mentah seolah mengatakan dirinya tidak akan hamil hanya karena bercinta satu malam.

Tapi! semua itu hanyalah angan dan mimpi dalam tidur Jillian nyatanya saat ini ia memegang teshpeck yang menunjukkan garis dua, tangan Jillian bergetar air matanya sudah tidak dibendung lagi.

Bagaimana ia harus memberitahu kebenaran ini pada keluarganya? keluarganya saja tidak memperdulikan nya. Lalu pria yang bercinta dengan nya bagaimana? apa dia percaya dengan Jillian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 10

Jillian melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas, tubuhnya sangat lelah serasa mengangkat puluhan batu bata di kedua pundaknya. tubuh Jillian tidak pernah seperti ini, biasanya wanita itu akan sangat bugar mau tidur jam berapa pun dan setelah apapun pekerjaan nya.

" DORR... "

" SETAN KAU REYMON !!! " pekik Jillian kaget.

" Sorry!!! aku gak bermaksud kok, soalnya lesu banget kau. " balas Rey nyengir pelan tanpa rasa bersalah.

" Bukannya kamu sudah berhenti kerja di Club? " tanya Gebrian memelankan suaranya.

" Sudah, tapi aku cari pekerjaan baru. " jawab Jillian mendaratkan bokongnya di bangku miliknya. 

" Kalau ada masalah cerita ke kita, jangan diam kayak gini. " timpal Rey melihat wajah Jillian yang tampak pucat dan menyedihkan. 

" Gak ada masalah kok, cuman lelah bekerja aja. " jawab Jillian. 

" Betulan? sejak kemarin, diam aja. ada masalah? cerita sama kita? " sahut Gebrian. 

Jillian menghela nafas lelah menanggapi dengan menggelengkan kepalanya. sama halnya dengan Rey yang merasa agak sedikit berbeda dengan Jillian yang lebih banyak berdiam diri, jarang respon obrolan mereka. Jillian lebih sibuk dengan dunianya sendiri. 

" Oh ya, kenapa waktu itu kamu gak masuk sekolah? Ms. Sarah tanya kenapa kau bolos sama kita. " ucap Rey. 

" Aku gak apa-apa, waktu itu cuman gak enak badan aja. " jawab Jillian. 

" Kamu gak mau ikut kumpul bareng di Food track tempat mu bekerja? " tanya Gebrian menatap penuh arti. 

" Gak, kalian aja. aku mau istirahat dulu dirumah, soalnya besok mau ambil kerja lembur. " jawab Jillian. 

" Ya sudah, padahal gak asik kalau gak ada kamu. " ucap Rey merengut.

" Maaf, aku gak bisa. " jawab Jillian beranjak dari duduknya meninggalkan kelas.

Rey dan Gebrian menatap kepergian Jillian sampai punggung wanita itu sudah tidak terlihat lagi. 

" Sepertinya Jillian ada masalah dengan keluarganya. " ucap Rey. 

" Kau benar, kenapa dia harus menanggung beban seorang diri seperti itu. " jawab Gebrian. 

"  Mau bagaimana lagi, Jillian saja tidka pernah mau bercerita sama kita. " jawab Rey. 

" Samperin sana, dia pasti mau cerita sama kamu. kalau ada aku gak mungkin dia mau seterbuka itu cerita. " jawab Rey tersenyum getir. 

" Ayo kau ikut saja. " ucap Gebrian menyeret pria itu. 

" Gak usah! kamu aja, aku mau keruang Ms. Sarah dulu. " ucap Rey menepis tangan Gebrian di kerahnya. 

" Ya sudahl, aku temuin Jillian dulu. " ucap Gebrian meninggalkan kelas. 

Rey menatap kepergian Gebrian seraya tersenyum getir, toh buat apa ia berharap. Jillian saja hanya perduli pada Gebrian bukan padanya. 

Rey kembali mendudukkan dirinya di bangku membaca komik yang sempat tertunda. Ia hanya beralibi saja agar Gebrian percaya padanya.

Di taman belakang sekolah, yang memang terkenal sepi jarang sekali anak-anak sekolah berada disana. Jillian menatap langit-langit yang cerah hembusan angin menerpa wajahnya sangat nyaman untuk menenangkan diri. 

" Ternyata kau disini. " ucap Gebrian mendekati Jillian.

" Kok, kamu disini? gak masuk kelas? " tanya Jillian terperanjat kaget melihat kehadiran Gebrian. 

" Emang gak boleh? " tanya Gebrian lagi mendaratkan bokongnya disamping wanita itu. 

" Ya, tapi kan sebentar lagi jam masuk kelas. " jawab Jillian. 

" Emang kau gak berniat masuk? " tanya Gebrian lagi. 

" Mungkin, sedikit terlambat. " jawab Jillian pelan. 

" Kamu ada masalah apa ? cerita sama aku, Rey gak ada di sini hanya ada kita berdua saja. " ucap Gebrian. 

Jillian menatap kearah lain tanpa mau melihat Gebrian yang menatapnya dalam, wanita itu mencoba sekuat tenaga agar air matanya tidak mengalir. 

" Kenapa nangis? seberat itu ya masalah mu? kalau mau nangis, nangis aja gak usah di sembunyi, nangis dalam diam itu gak enak banget loh. " jelas Gebrian memegang wajah Jillian. 

Jillian berkali-kali menyeka air matanya namun sialnya air matanya seperti air mengalir. Gebrian ingin memberikan tisu sayangnya ia tidak punya. 

" Kalau belum siap, gak usah dipaksakan. " ucap Gebrian lagi. 

" Aku capek Geb! rasanya gak kuat lagi. " ucap Jillian menundukkan wajahnya menahan air matanya. 

" Ya udah, kalau gitu bunuh diri aja. kamu sering bilang begitu sama aku. " ucap Gebrian santai. 

" Jahat banget! doain aku mati!!! " ucap Jillian memukul lengan pria itu.

" Kamu sering banget bilang kayak gitu sama aku, jadi aku balikan lagi ucapan mu. " jawab Gebrian tidak bersalah. 

" Tapi gak gitu juga kali. " dengus Jillian.

" Emang masalah apa, sampai kamu merasa berat banget jalanin hidup ini. " ucap Gebrian. 

" Tapi kamu jangan kaget ya. " ucap JIllian. 

" Emang apaan? kok sampai aku kaget segala? " tanya Gebrian heran. 

" Pokoknya kamu harus janji gimana pun masalah aku, kamu jangan ikut campur jagan marah-marah gak jelas,  aku bisa selesaikan sendiri. " ucap Jillian. 

" Iya-iya aku janji, cepat katakan apa? " desak Gebrian tidak sabaran. 

" Ak-aku hamil. " ucap Jillian lirih sangat teramat lirih sampai Gebrian tidak mampu mendengar jelas ucapan Jillian disampingnya. 

" Aapaan! gak dengar aku. " ucap Gebrian. 

" Ck, aku hamil! puas kau!!! " ucap Jillian sedikit mengeraskan suaranya tapi tidak sampai terdengar disekitar. 

" JILLIAN!!! " pekik Gebrian tidak percaya. 

" Jangan bercanda kayak gini! gak suka aku. " ucap Gebrian berdecak kesal. 

" Aku gak bercanda emang beneran. " ucap Jillian. 

" Gak mungkinlah, kamu anak baik-baik masa bunting. " ucap Gebrian mengelak. 

" Kamu kenapa selalu menganggap aku anak baik-baik? aku gak sebaik yang kamu bayangkan Geb. " ucap Jillian seraya menyingkap jaketnya memperlihatkan perutnya yang menojol dibalik rok nya. 

" Lihat!  " ucap Jillian memperlihatkan perutnya.

DEG...

" Ka-kau? ha-hamil! gak mungkin Jill! itu pasti karena makanan Jang food kan. " ucap Gebrian menolak keras. 

" Ck, kamu gak lihatl ini tuh keras ada bayinya!!! " ucap Jillian membawa tangan Gebrian ke atas perutnya. 

" Coba kau tekan. " perintah Jillian lagi di turuti Gebrian. 

" Tap-tapi bagaimana bisa? bukannya kau mas- " ucap Gebrian speechless. 

" Bisalah! namanya berhubungan intim! " sahut Jillian. 

" Bajingan mana yang berani menghamili mu? biar ku hajar! " ucap Gebrian naik pitam. 

" Kau sudah berjanji tidak akan marah dan ikut campur kan! " ucap Jillian memberi perintah. 

" TApi! aku tidak bisa diam saja kalau begini Jilli. " ucap Gebrian emosi. 

" Tenanglah, semua ini bukan salahnya. tapi salahku.  " Ucap Jillian lagi. 

" Bagaimana bisa salahmu? nyatanya kau disini di hamilin tanpa tanggung jawab! apa pria itu akan tanggung jawab atau menyuruh mu menggugurkan nya?"  tanya Gebrian lagi. 

" Dia akan tanggung jawab, dengarkan dulu penjelasan ku baru kau boleh berkomentar. " ucap Jillian. 

" Tapi jawab dulu pertanyaan ku dengan jujur. " ucap Gebrian. 

" Apa? jangan yang aneh-aneh. " ucap Jillian. 

" Kau diperkosa atau karena tidak sengaja? atau kalian one nigh stand sama-sama mau? " tanya Gebrian. 

" Aku yang perkosa dia, gara-gara obat perangsang sialan itu!!! " jawab Jillian cepat. 

" Hah! bagaimana? kau perkosa p-pria it-itu? " tanya Gebrian mengedipkan matanya beberapa kali kebingungan.

" Jadi, ceritanya itu... " ucap Jillian.

1
elleya
keren. lanjut ka
Delita bae
salam kenal jika berkenan mampir juga👋👍🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!