Selamat membaca, ini karya baru Mommy ya.
Aisha dan Dani adalah sahabat sejak dulu, bahkan mereka bersama sama hijrah ke ibu kota mengais rezeki disana. kebersamaan yang ternyata Dani menyembunyikan cintanya atas nama persahabatan.
Sementara Aisha yang jatuh cinta pertama kalinya dengan Atya, lelaki yang baru ditemuinya yang mempunyai masa lalu yang misterius.
Apakah hubungannya dengan Arya akan menjadi pasangan terwujud? Bagaimana dengan rasa cinta Dani untuk Aisha? Apa pilihan Aisha diantara Dani dan Arya?
Baca karya ini sampai selesai ya, happy reading!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10: Kesungguhan Arya
Dua bulan telah berlalu sejak Arya dan Aisha memulai hubungan mereka, dan meskipun banyak tantangan, Arya kini mulai menunjukkan kesungguhan yang belum pernah ia tunjukkan sebelumnya. Ia ingin menebus kesalahan masa lalunya, dan meyakinkan Aisha bahwa ia benar-benar ingin menjalani hubungan ini dengan serius.
Aisha, di sisi lain, masih memiliki sedikit keraguan, namun semakin hari ia bisa merasakan perubahan pada sikap Arya. Meski ia takut terluka lagi, perasaannya yang mendalam membuatnya ingin memberi Arya kesempatan. Dani, sahabatnya, tetap waspada, memantau hubungan mereka dari kejauhan, memastikan Aisha tidak disakiti lagi.
Di sebuah kafe, Aisha dan Arya duduk bersama, menikmati sore itu dengan secangkir kopi dan obrolan ringan.
Aisha: (tersenyum lembut) "Kamu tahu, Arya, aku nggak nyangka kamu bisa setulus ini sekarang. Dua bulan yang lalu, aku bahkan masih meragukan kamu."
Arya: (tersenyum) "Aku juga nggak menyangka bisa sekomitmen ini. Tapi saat aku sama kamu, rasanya beda, Aisha. Kamu bikin aku sadar kalau aku nggak bisa terus terjebak di masa lalu."
Aisha: "Aku senang dengar itu. Tapi, Arya… (terdiam sejenak) aku masih takut, jujur saja. Aku nggak mau terluka lagi."
Arya: "Aku paham, Sha. Aku juga nggak mau lihat kamu terluka. Makanya aku janji akan berusaha yang terbaik. Dan, kamu selalu bisa bilang kalau aku melakukan hal yang bikin kamu nggak nyaman."
Mendengar kesungguhan Arya, Aisha merasa sedikit lega, meski di dalam hatinya masih ada sedikit keraguan. Namun, saat ia melihat senyum tulus di wajah Arya, ia memilih untuk percaya.
***
Di tempat lain, Gilang, sahabat Arya, bertemu dengan Arya untuk membicarakan perkembangan hubungannya dengan Aisha. Sebagai sahabat yang telah lama mengenal Arya, Gilang tahu betapa sulitnya bagi Arya untuk benar-benar move on dari Lana.
Gilang: "Jadi, gimana sekarang? Udah mulai bisa lepas dari bayangan Lana?"
Arya: "Iya, Lang, Gue rasa begitu. Gue benar-benar fokus sama Aisha sekarang. Dia beda, dan Gue merasa nyaman setiap kali sama dia. Gue rasa pantas baginya untuk mendapatkan rasa cintaku yang tulus. Lana juga tidak tahu sudah di posisi apa sekarang, sebaiknya Gue juga bisa merelakannya."
Gilang: (tersenyum) "Bagus kalau begitu, Ra. Tapi ingat, jangan sampai lo balik lagi ke kebiasaan lama. Kalau udah janji mau serius sama Aisha, buktikan itu."
Arya: "Iya, gue ngerti. Gue nggak mau kehilangan dia, Lang. Dia yang bikin gue sadar kalau gue bisa punya kehidupan yang lebih baik dari bayangan masa lalu."
Gilang: "Bagus kalau lo bisa pikir begitu. Terus terang, gue dulu nggak yakin kamu bisa lepas dari Lana, tapi kalau sekarang lo udah mau berubah, gue dukung sepenuhnya."
Di malam harinya, Arya dan Aisha kembali bertemu untuk makan malam. Suasana hangat terasa di antara mereka, dan Arya tampak lebih perhatian dari biasanya.
Makan malam di tempat yang murah meriah, di restoran yang dekat dengan rumah Aisha. Keduanya memakan dengan suasana yang romantis bagi mereka. Menikmati dua sejoli yang hatuh hati.
Kemudian Arya memulai percakapannya setelah makan malam telah selesai.
Arya: "Aku tadi ketemu Gilang. Dia bilang aku beruntung punya kamu, dan setuju dengan hubungan kita ini."
Aisha: (tersenyum) "Aku juga merasa beruntung bisa mengenal kamu, Arya. Dua bulan ini rasanya penuh tantangan, tapi aku mulai percaya bahwa kita bisa jalani ini sama-sama."
Arya: (menggenggam tangan Aisha) "Aku tahu aku bukan orang yang sempurna, Sha, tapi aku akan berusaha jadi yang terbaik buat kamu."
Aisha: (tersipu) "Kamu udah cukup, Arya. Aku cuma ingin kamu tetap seperti ini, jujur dan tulus."
***
Beberapa hari kemudian, Arya mulai lebih sering melibatkan Aisha dalam kegiatannya. Ia mengajak Aisha untuk bertemu teman-temannya, termasuk Gilang, yang ingin melihat langsung bagaimana perubahan Arya.
Setiap momentnya kini selalu berdua di jalaninya, bahkan Aisha mulai sedikit waktu untuk bersama Dani sahabatnya itu, untung saja Dani memahami itu asal Aisha bahagia dan nyaman dengan Arya. Jangan sampai dia terluka.
Di pertemuan itu, Gilang menyadari bahwa Arya memang sungguh-sungguh. Ia melihat bagaimana Arya memperlakukan Aisha dengan penuh perhatian dan rasa sayang yang tulus, sesuatu yang tidak pernah ia lihat ketika Arya bersama Lana.
Gilang: (menepuk pundak Arya) "Gue lihat lo serius kali ini. Gue harap lo nggak cuma janji, Arya."
Arya: (tersenyum) "Gue janji, Lang. Kali ini gue benar-benar serius."
Aisha: (tertawa) "Kalian ngomong apa, sih? Kok aku kayak jadi bahan pembicaraan?"
Arya: "Nggak ada apa-apa, Sha. Cuma ngomongin gimana beruntungnya aku punya kamu."
Mendengar percakapan itu, Aisha merasa semakin yakin akan keseriusan Arya. Di lain sisi, Dani tetap mengawasi perkembangan hubungan mereka dari jauh, memastikan sahabatnya tidak disakiti lagi. Namun, ia pun mulai merasa lega melihat perubahan sikap Arya.
Malam itu, setelah pulang dari pertemuan dengan teman-temannya, Arya mengantar Aisha pulang. Di perjalanan, mereka berbicara tentang masa depan hubungan mereka.
Arya: "Sha, aku mau kita bener-bener serius. Aku ingin kamu jadi bagian dari hidup aku, sepenuhnya."
Aisha: (menatap Arya dengan mata berkaca-kaca) "Kamu serius? Aku… aku juga ingin itu, Arya. Tapi aku mau kamu yakin kalau kamu nggak akan ninggalin aku karena masa lalu."
Arya: "Aku janji, Sha. Masa lalu sudah jadi bagian dari kenangan, tapi kamu adalah masa depan aku."
Aisha: (tersenyum sambil menundukkan kepala) "Kamu tahu nggak, aku benar-benar ingin hubungan ini berhasil. Tapi aku masih takut kalau kamu nggak beneran serius."
Arya: (menggenggam tangan Aisha) "Dua bulan ini sudah cukup buat aku yakin, Sha. Aku mau bangun masa depan sama kamu, bukan sama bayangan siapa pun."
Pembicaraan itu membuat Aisha semakin yakin, namun perasaan takut masih menyelinap di hatinya. Ia sadar bahwa perasaan cinta bisa membuat seseorang lupa pada realitas, tapi kali ini ia ingin percaya.
Di akhir malam, mereka saling bertukar janji untuk tetap bersama dan mendukung satu sama lain. Meski perjalanan hubungan mereka baru berjalan dua bulan, mereka mulai merencanakan masa depan bersama, sebuah keputusan yang membawa mereka pada jalan baru dalam hidup.
Didalam kamar Aisha, dia memberikan pesan pada Dani. Dia hafal jika jam segini harusnya belum tidur.
> Aisha: "Dan, kamu udah tidur belum? Aku mau cerita sama kamu. Hari ini dia ngajak aku ketemu temen temennya. Lingkungan yang biasa dia lakukan dan bersama mereka aku mereka di terima, Dan. Aku senang loh Dan."
> Dani: "Syukurlah Sha, aku ikut bahagia jika kamu bahagia. Besok kita sambung lagi ya. Aku ngantuk."
Berakhir dengan perasaan harapan, tetapi juga bayangan kecil dari masa lalu Arya yang masih bisa muncul kapan saja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung.